font bebas!
hehehehe.•°•°
rintik-rintik air sudah turun membasahi bumi petang ini.
"bayu!"
aku menghampiri ia yang ternyata tengah singgah di halte yang sama, seperti waktu itu.
ia menoleh, "arin?"
aku tersenyum tatkala namaku ia sebut. sepele memang, tapi mampu membuat jantungku berdetak dua kali lebih cepat.
"mau pulang ya?" tanya bayu.
aku mengangguk, "iya. sambil neduh juga." jawabku.
setelah itu hanya terdengar suara air hujan yang semakin lama turun dengan cukup deras. aku memeluk kedua lenganku saat merasakan udara dingin yang menusuk ke dalam tubuh.
ku ambil secarik kertas yang sudah ku desain sedemikian rupa. ku keluarkan dari dalam tote bag yang menggantung sempurna pada bahu ku.
namun langsung ku sembunyikan tatkala taruna pemilik senyuman indah itu menatapku.
"eumm, bayu," aku menggaruk tengkuk ku yang tak gatal.
"ada apa? kamu butuh sesuatu?"
aku menggeleng, kemudian pelan-pelan ku keluarkan secarik kertas tadi yang ku taruh kembali ke dalam tas.
"i-ini—"
"BUMI!"
bayu menoleh ke sumber suara, dan kemudian ia tersenyum. senyuman yang bahkan belum pernah aku lihat sebelumnya.
"senja?"
dapat ku rasakan jantungku seperti berhenti berdetak saat itu juga.
sepertinya aku tau kenapa langit menangis dengan deras petang ini. mungkin ada hal yang membuatnya bersedih. sebagaimana denganku.
ku masukkan kembali secarik kertas yang berisi sebuah afeksi disana, tatkala ku lihat sang adam yang memeluk mesra tubuh sang puan, tepat di hadapanku.
karena pada dasarnya aku itu lemah, hal selanjutnya yang ku lakukan adalah berjalan menjauh dari sana. tentunya dengan hujan yang menemaniku.
sepertinya aku harus berterimakasih pada hujan, karena ia telah menyembunyikan tangisku.