•LFY 6

13 4 1
                                    

❄❄❄

Kini Mira sedang duduk bersama Andini mama Ivan.

"Apa kabar Mira?" tanya Andini lembut.

Mira tersenyum gugup. "Baik kok tan"

"Loh kok manggilnya tante"

"Eh iya Mira lupa ma"

"Kenapa kamu jadi begini sayang? Kenapa kamu kerja?"

"Aku kayak gini supaya bisa hidup ma" Mira masih dengan senyumnya yang terukir di bibirnya.

Andini merasa sedih kepada Mira yang sudah di tinggalkan orang tuanya sejak tahun lalu. "Mau tinggal di rumah mama aja?" tawar Andini.

"Enggak usah ma" tolak Mira.

Andini tersenyum lalu mengelus rambut Mira lembut. "Gak papa sayang, kamu tinggal aja ya di rumah mama. Di rumah mama sepi paling cuma ada Ivan sama papanya"

Mira tersenyum dan memikirkan keputusannya. "Mira takut ngerepotin mama"

"Sayang, mama gak pernah merasa di repotkan sama kamu. Malah mama senang punya anak perempuan yang cantik kayak kamu"

"Maksud mama?"

"Iya, kamu kan akan bertunangan dan menikah sama Ivan"

Mira tersenyum kikuk. Bukannya ia tidak mau menolak tetapi ia sudah bilang kepada kedua orang tuanya dulu bahwa ia akan memenuhi permintaan orang tuanya.

"Ah i-iya ma" Mira menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.

"Sekarang kamu gak boleh kerja lagi ya sayang"

"Emm iya ma"

"Yaudah gimana kalo sekarang aja kamu pindah ke rumah mama"

"Tapi barang-barang Mira gimana ma"

"Nanti bisa di ambil sama supir mama jadi kamu gak perlu khawatir ya sayang"

"Iya ma, tapi Mira boleh bawa kucing Mira juga kan ma?"

"Iya boleh sayang"

"Makasih ma"

"Sama-sama cantik" Andini memeluk Mira erat.

Mira membalas pelukan itu. Mira sudah lama tidak merasakan pelukan dari seorang ibu. Ia sangat merindukan ini. Biasanya dulu Mira selalu memeluk bundanya atau ayahnya yang sangat menyayangi Mira.

❄❄❄

Sekarang Mira sudah sampai di rumah Andini yang bertingkat tiga bernuansa Putih hitam yang sama mewahnya dengan rumahnya dulu.

Andini dan Mira keluar dari mobil. Andini merangkul Mira agar masuk bersamanya. "Ayo masuk sayang"

Mira hanya tersenyum lalu masuk dengan Andini yang merangkulnya.
Mira kini sudah tidak bekerja di cafe itu lagi. Karena permintaan Andini. 

Kini Mira dan Andini sudah ada di ruang tamu dan duduk bersampingan. "Mau minum apa sayang?" tanya Andini kepada Mira yang ada di sampingnya.

"Air putih aja ma" pinta Mira yang langsung di angguki Andini.

Andini pergi ke dapur untuk mengambilkan minuma untuk Mira. Sedangka Mira, ia sibuk mengamati setiap sudut rumah itu. Karena ia baru pertama kali ini ke rumah orang yang akan di jodohkan kepadanya.

Mata Mira berhenti saat melihat foto keluarga yang berukuran besar. Menampilkan Andini, Darwin dan Ivan terlihat tertawa bahagia. Dan di foto itu Ivan masih umur 12 tahun.

Love For You [ Slow Up ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang