❄❄❄
Bel pulang baru berbunyi. Di kelas menyisakan Mira dan Bintang. "Mir pulang yuk"
Mira segera memakai tasnya. "Yuk"
"Tapi kamu duluan aja ke parkiran aku mau ngembaliin buku dulu"Bintang mengacak rambut Mira. "Yaudah gue duluan"
Mira hanya mengangguk lalu pergi ke perpus untuk ngembaliin buku yang ia pinjam.
Mira masuk ke dalam perpus dan di dalam cuma ada Buk Ita penjaga perpus yang sedang membereskan buku-buku yang berantakan.
"Buk Mira bantu ya"
"Gak usah nak bentar lagi ini selesai"
"Udah buk gak papa" Mira membereskan buku ke tempatnya kembali.
Tak lama Mira selesai dengan itu. "Buk Mira kembaliin buku"
"Iya nak langsung di taruh ya ke tempatnya, makasih ya nak"
"Ya buk"
Setelah selesai, Mira keluar dari perpus untuk ke parkiran karena Bintang pasti sudah menunggunya. Tapi saat ia melewati toilet tangannya di tarik kasar oleh Gisel dkk.
Dan sekarang ia sudah ada di dalam kamar mandi. "Sakit sel" ringis Mira tangannya yang di genggam keras oleh Gisel.
Gisel tersenyum licik lalu melepaskan tangannya. "Lo tau gue kenapa narik lo ke sini?"
Mira berusaha untuk tidak menangis dan ia menggeleng.
Gisel menjambak rambut Mira keras membuat Mira meringis. "Lo salah bermain sama gue!" bentak Gisel.
Mira menahan sakit yang ada di kepalanya. "Maksudnya"
Gisel menyeringai lalu melepas kacamata Mira dan menginjaknya sehingga kacamata itu pecah. "MULAI SEKARANG LO JAUHIN BINTANG! KARENA DIA CUMA PUNYA GUE!"
Gisel menarik dagu Mira kasar. "Cantik juga lo kalo gak pake kacamata. Tapi sayang lo kalah cantik sama gue"
Tetapi di satu sisi seorang cewek kelas X mendengarkan semua ucapan dan bentakan dari Gisel karena ia tidak sengaja mendengarnya.
Nama cewek itu Mawar Andriani kelas X IPA 5. Mawar segera berlari ke parkiran mencari keberadaan Bintang untuk mengasih tau kalau Mira sedang di siksa oleh Gisel.
Setelah sampai Mawar bisa langsung menemukan Bintang karena cowok itu duduk di depan mobilnya. Mawar segera berlari menghampirinya.
"Kak Bintang" ucap Mawar yang sudah ada di hadapan Bintang.
Seketika Bintang langsung memasukkan hpnya ke dalam saku celananya. "Kenapa?"
"Aku Mawar kak, tadi aku gak sengaja lewat toilet terus aku denger kalo kak Gisel lagi nyiksa kak Mira di toilet kak"
Bintang langsung mengepalkan tangannya dan rahangnya mengeras. "Thanks" Bintang berlari menuju toilet.
❄❄❄
Bintang sampai di depan toilet perempuan yang memang di tutup. Bintang dengan segera membuka pintu itu dan ternyata tidak di kunci.
Mata Bintang membulat saat melihat Mira yang sudah acak-acakan dan tangan Gisel yang mencoba mencekik leher Mira.
Bintang langsung menepis tangan Gisel dari leher Mira. "BANGSAT! LO SEMUA!"
Bintang segera membantu Mira berdiri dan menggendongnya ala bridalstyle. "AWAS LO SEMUA"
Gisel langsung gugup. "Bin gue bisa jelasin se--"
"GUE GAK BUTUH PENJELASAN LO! MENDINGAN TUTUP MULUT LO UNTUK JELASIN SEMUANYA DI BK!" Bintang berlari menggendong Mira yang wajahnya sudah pucat pasi.
Mira tersenyum lemah. "Makasih Bin"
"Stt lo tahan ya gue bakal bawa lo ke rumah sakit" Bintang mempercepat langkahnya.
❄❄❄
Kini Bintang mondar-mandir di depan IGD menunggu dokter keluar. Tak lama dokter keluar dari ruangan.
Bintang langsung mendekati dokter itu. "Gimana dok keadaannya"
"Pasien tidak apa-apa jadi tidak ada yang perlu di perhatikan, resep obatnya bisa di tebus di apotik"
"Terima kasih dok"
Setelah dokter itu pergi. Bintang langsung ke apotik yang ada di rumah sakit itu untuk menebus obat dan membayar biaya rumah sakit.
Bintang langsung masuk ke ruangan itu dan langsung bisa melihat kalau Mira cewek itu pucat pasi dan kini tersenyum kepadanya.
Bintang menghampiri Mira dan duduk di kursk yang ada di samping Mira. "Lo gak papa kan?" tanya Bintang panik.
"Iya aku gak papa Bin. Makasih ya uda bawa aku ke sini nanti biaya dan obatnya aku ganti"
Bintang menggeleng. "Gak usah Mir"
"Udah nanti biar aku ganti, tapi bisa kan di cicil Bin"
"Gue gak masalah Mir mau lo bayar atau enggak. Lo gak usah mikirin biaya" Bintang menggenggam tangan Mira.
"Makasih sekali lagi Bin. Aku mau pulang"
Bintang membantu Mira bangun. "Emang lo udah sembuh"
"Aku udah gak papa Bin"
"Yaudah gue anter pulang, biar besok gue ngasih novelnya ke lo"
❄❄❄
Kini sudah pukul 22.00. Mira sedang membaca novelnya sambil mengelus Lola kucingnya yang ada di sampingnya dan sudah tertidur. Mira tidak bisa tidur jadi ia membaca novel. Di kontrakan Mira ini ada tv kecil tapi Mira jarang menyalakannya karena tidak sempat untuk menonton tv karena ia pulang sekolah langsung kerja di cafe dan pulangnya baru pukul 21.30 malam. Itu membuat Mira jarang menyalakan tvnya dan duduk-duduk santai.
Seketika Mira mengingat bahwa ada surat dan coklat yang tadi ada di loketnya. Mira segera mengambil tasnya yang ada di kursi depan meja yang tersusun buku-buku.
Mira mengeluarkan surat dan coklat itu. "Sebenernya siapa sih yang ngasih ini"
Perlahan-lahan Mira membuka surat berwarna biru langit itu.
From: pengagum rahasia
Nama kamu Mira kan atau lebih tepatnya Amira Kanaya Adisty. Pertama kali aku melihatmu, aku sudah jatuh cinta kepadamu. Mungkin kamu akan bertanya-tanya bahwa sebenernya aku ini siapa. Pasti nanti ada waktu yang tepat kok buat mempertemukan aku sama kamu. Tapi yang jelas aku ada di dekat kamu.
Jadi gak usah terlalu di pikirin aku ini siapa. Semoga kamu selalu senyum:).
To: Mira cantik.
Mira tersenyum tipis saat membaca isi dari surat itu. Ia beralih ke coklat yang juga terdapat note kecil. Mira mengambil note itu lalu membacanya.
Ini manis untuk orang yang manis:)
Lagi-lagi Mira tersenyum lalu memasukkan coklat itu ke dalam kulkas kecil yang memang ada di kontrakan itu. Lalu Mira menyimpan surat itu di laci meja bukunya.
❄❄❄
Hayo siapa tuh yang jadi pengagum rahasianya Mira??
Tiba-tiba author jadi pengen punya pengagum rahasia juga dongg hiks😭
Eh tapi boong ( eh beneran mau deng )Semoga suka sama ceritanya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love For You [ Slow Up ]
Teen FictionCerita tentang seorang gadis cupu berkacamata, kutu buku dan hidupnya sederhana. Semua bermula sejak kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan pesawat. Dahulu ia gadis yang hidupnya berkecukupan, ceria dan manja. Dan kini kebalikannya, ia hidup...