Judul : Alicia Nanda
Karya : Alif Fatul Mega Nenda
princesskecilbunda
~~~~~~~~"TIDAK! Tidak mungkin!" teriak gadis bersurai hitam menjatuhkan ponselnya, tubuhnya meluruh, tergugu dalam isak pilu.
Hiks
Hatinya hancur, separuh jiwanya melayang. Entah takdir apa yang Tuhan berikan padanya, intinya ia sekarang hancur sehancur-hancurnya. Kebahagiaan yang baru saja ia dapat kini terampas kembali dengan paksa. Bahkan ia belum mempersiapkan mental untuk kehilangan yang begitu besar ini.
Sekarang jiwanya hilang bersama hilangnya sosok orang yang begitu berarti dalam hidupnya. Sosok yang menjadi sumber kekuatannya. Bersama sosok itu, ia merasa begitu dibutuhkan, berguna, dan berarti. Tak ada lagi seseorang yang begitu menghargai dirinya selain sosok itu.
"Bang Er," lirih gadis itu.
"Ini tidak nyata kan bang? Abang masih hidup dan berita ini hoaxs kan? Lo enggak mungkin ninggalin gue beneran. Please, bilang ke gue kalau ini cuma prank yang abang buat," Racau gadis bernama Alicia Nanda dengan bibir bergetar.
"Lo jahat bang, gue takut ini beneran terjadi. Please, bilang ke gua kalau ini cuma prank. Bang Er! Jangan tinggalin gue. Lo tahu kan bang, gue enggak punya siapa-siapa lagi selain lo."
Tangis Alis semakin menjadi, ia memukuli lantai dan meracau dengan keras. Suara gedoran pintu diabaikan olehnya, saat ini ia hanya ingin memastikan bahwa berita duka itu tidak benar. Bang Er tidak mungkin meninggalkan nya, Alis meyakini itu. Karena tadi siang ia dan abangnya masih berchat ria.
Alis mencari ponselnya yang tadi terlempar, ia akan memastikan itu dengan menghubungi abangnya sendiri.
Tut tut tut
"Please, angkat dong bang. Padahal udah berdering, bang Er kemana sih? Bikin takut aja," ucap Alis menggigit jarinya.
"Ga diangkat?" Alis mengernyit, lalu menimang-nimang siapa yang dapat dihubungi, yang sekiranya dekat dengan bang Er.
"Ah, Kak Ren mungkin bisa ngasih gue kejelasan, secara tadi dia yang nyebar berita itu."
Alis mendial nomor seseorang yang diyakini akan memberi kejelasan yang sangat jelas, dengan sabar alis menunggu, tapi tidak ada jawaban dari seberang sana. Alis mengerang frustasi, pada siapa kini ia meminta kejelasan.
"Hiks ... gue butuh kejelasan." Alis terisak kembali.
"Mbak pacar? Iya gue harus hubungi kakak ipar."
Tidak ada juga jawaban dari seberang. Alis meluruh lagi handphone miliknya, tidak ada seorang pun yang bisa ia hubungi. Ia harus bagaimana? Semua orang mendadak sulit dihubungi. Alis menangisi keadaan, harusnya ia bisa langsung datang ke rumah abangnya untuk memastikan, tapi sayangnya kini ia tak lagi satu kota dengan abangnya, bahkan beda provinsi.
Kemarin ia dijemput oleh orang tua nya untuk berlibur ke Jember, karena rumah orang tua nya di sana. Alis di Semarang tinggal bersama kakek dan neneknya. Dan abangnya itu bukan kakak kandungnya, melainkan kakak yang ia temukan ketika ia masuk di Perguruan Pencak Silat Pagar Nusa.
Abangnya bernama Erlan Hadi Ramadhan, biasa dipanggil Rama tapi kecuali Alis, ia akan memanggil abangnya dengan sebutan bang Er. Alis begitu menyayangi abangnya. Bang Er adalah sosok kakak yang sempurna bagi Alis, hingga ia begitu terpukul saat ada kabar bahwa abangnya telah berpulang untuk selamanya. Lebih mirisnya abangnya berpulang akibat kecelakaan tunggal, Alis begitu tak menyangka akan secepat ini kehilangan abang tersayangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Cerpen 'PERJUANGAN'
Teen Fiction"Jika perjuangan ini berakhir sia-sia bagaimana? Kamu telah membuang banyak waktu dan mengorbankan semuanya," ujarnya. "Tidak ada namanya perjuangan yang sia-sia," jawabku, dengan senyum yang sama sekali tidak pernah luntur. "Andaikan perjuangan ini...