Senja dan Fajar

24 3 1
                                    

Judul  : Senja dan Fajar
Karya : Sri Rejeki
~~~~~

Soal hati, sangatlah luas perkaranya. Hatiku dan hatimu berbeda. Cobalah satukan hati kita, saling mengerti. Agar aku tahu bagaimana jadi kau dan kau jadi aku.

Siapa sih yang tidak tahu tentang hati? Berhati-hatilah dalam menjaga hati. Agar hatimu tidak jatuh pada hati yang salah.

Tatapan Pertama.
Udara sejuk menyelimuti pagi yang indah. Embun tebal datang bersamaan. Tetesan air dari daun mengalir ke tanah, sebab hujan semalam. Hujan yang mengguyur membasahi halaman sebuah rumah di tengah rangkaian pohon yang rindang. Unik, hanya 1 rumah yang berada di situ. Berjarak 500 meter dari kompleks kota.

Nyanyian burung beo menarik tanaman di halaman. Warna warni bunga di pinggiran, dengan harum semerbak yang melengkapi. Sungguh, layaknya surga dunia.

Rumah unik ini adalah rumah peninggalan turun temurun. Saat ini yang menempati rumah itu adalah keturunan ke-12, unik sekali kan? 12 tahun masih saja kokoh, seperti rumah baru. Ya, tentu saja karena perawatannya juga sangat baus.

Pemilik rumah ini adalah pak Surya Permana. Seorang pengusaha sukses sekaligus pemilik kebun teh di desa Pelangi. Istrinya bernama Mentari, sosok yang cantik, sabar, dan murah senyum.

Mereka memiliki seorang anak kembar, bernama Fajar dan Senja. Fajar dan Senja lahir di siang hari, tepat matahari berada di atas kepala. Hanya berbeda 6 menit.

Fajar merupakan seorang anak laki-laki yang tampan, tegas, tapi cuek. Sedangkan Senja adalah seorang anak perempuan yang cantik, baik hati dan cengeng. Keduanya adalah anugrah dari Tuhan yang diberikan Allah kepada pak Surya dan bu Melati. Ya inilah yang disebut kebahagiaan keluarga mereka.

Malam hari tiba. Bintang berkelap kelip memberi sinar pada bulan, sungguh pemandangan yang sangat indah. Malam ini, Fajar dan Senja sibuk mempersiapkan perlengkapan untuk ke sekolah esok hari. Besok adalah awal pertama kali mereka masuk sekolah di jenjang SMA. Walaupun hari pertama sampai ketiga hanya kegiatan MOS, tetapi mereka harus tetap mengikutinya.

"Woi Bang, sepatu gue lo taruh mana?" Senja bertanya pada abangnya yang sedang bermain game.

"Itu udah gue taruh di bawah. Besok tinggal dipakai," jawab Fajar dengan tatapan yang masih fokus pada layar handphone.

"Thank you Abang tersayang," balasannya dengan riang.

"Hmmm. Ya udah, tidur Sana. Nanti kesiangan lagi bangunnya." Mempertegas ucapannya sambil mematikan handphone.

"Siap Bos." Senja pun berlalu ke kamarnya.

*****
Pagi yang indah, dengan senyum bahagia yang terpancar dari wajah Fajar dan Senja. Karena hari ini adalah hari pertama mereka masuk sekolah, dan pagi ini mereka awali dengan sarapan bersama.

"Kalian harus semangat. Kejar cita-cita kalian yang ingin menjadi pilot dan pramugari. Papa yakin, kalian mampu meraihnya," Kata papa Surya pada anak anaknya.

"Mama juga sangat mendukung kalian. Tidakk usah pacar-pacaran dulu. Fokus saja dengan impian kalian." Mama Mentari pun menyambung kalimat suaminya.

"Siap." Si kembar itu pun dengan semangat menjawab nasihat yang diberikan.

Mereka menikmati sarapan paginya dengan santai. Sebab mereka adalah keluarga yang hobi bangun pagi. Jika mereka tidak bangun pagi? Pasti saja akan langsung mendapat Omelan dari mama Mentari. Bukan galak, tetapi hanya tegas.

"Den, Non,  Mari saya antar ke sekolah." Pak supir menghampiri mereka, Fajar dan Senja. Mereka pun segera bergegas ke sekolah, dengan diantar supirnya.

Antologi Cerpen 'PERJUANGAN'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang