Prolog

92 16 2
                                    

Cowok itu nampak kesusahan membawa beberapa alat tulis-dan sebuah boneka anjing-di koridor sekolah, sehingga membuat orang yang melewatinya mengernyit heran.

Untuk apa repot repot membawa alat tulis-ditambah boneka anjing-menggunakan tangan jika ada ransel yang bisa dengan mudah membawa barang kemanapun?

"Duh, bisa bisanya gue lupa bawa ransel ke sekolah!" Aufa mengeluh sedari tadi meratapi kebegoannya karena terburu buru berangkat ke sekolah sepagi ini demi mendapat predikat 'murid teladan' hingga membuatnya menjadi kesusahan begini.

Dan kalau dipikir pikir lagi, masa iya seseorang bisa lupa membawa ransel ke sekolah? Entahlah, hanya Aufa dan Tuhan yang tau kenapa cowok-bego-itu bisa sampai melupakan benda terpenting yang harus di bawa kesekolah.

"Kamu ngapain?" Seorang cewek berwajah dingin dan manis disaat bersamaan itu berdiri di depan Aufa dengan tampang datar tak terusik dengan 'pesona' Aufa.

"Hah??????? Masa lu gak liat gue lagi ngapain???? Gue lagi bawa alat tulis nih, lupa bawa ransel tadi. Bantuin dong, HEHEW."

"Yaudah sini, kamu mau saya bantu apa?"

"Nih bawain ini nih," Aufa menjulurkan tangannya yang sedang menggendong boneka anjing kepada seorang gadis yang tak ia kenal. Tandai. TAK DIKENAL.

"Kamu bodoh atau gimana?"

"Maksudnya?"

"Saya orang baru disini, kamu juga pasti gak kenal sama saya kan?"

"Ya terus?"

"Kamu gak takut kalau saya orang jahat?"

Bukannya menjawab, Aufa malah tertawa terbahak bahak membuat cewek di depannya menatapnya dengan alis mengkerut merasa heran.

"HAHAHA! Apa lu tadi bilang? Lu orang jahat? BUAHAHAHAHAH."

"Kamu ada kelainan ya?"

"Nggak kok, tenang aja. Btw tadi lu bilang lu orang jahat? Gak mungkin ah, muka lu tampang orang baik gitu kok."

"Kamu kok bisa yakin gitu?"

"BUAHAHAHAHAHAH."

Cewek itu, Anan, mendelik sebal pada Aufa yang terus terusan tertawa keras tak tau malu, untungnya koridor disini sedang sepi sehingga tak menarik banyak perhatian dari siswa lain.

"Udah deh, nanya mulu lu ah, nih bantuin gue aja daripada bacot terus."

Anan hanya bisa pasrah saat Aufa menarik tangannya dan menyerahkan boneka anjing itu kepada dirinya.

"Kamu suka main boneka?"

Aufa menatap Anan dengan kening berkerut, seolah sedang berpikir keras, mengapa gadis cantik ini tak tau kegemaran-aneh-Aufa yang senang bermain boneka?

"WAHHH! LU ANAK BARU YA???????"

"Bodoh," Desis Anan geram dengan tingkah aneh pemuda ini.

Tapi nampaknya Aufa tak ambil peduli dengan umpatan Anan kepadanya, cowok itu malah menatap Anan dengan tatapan berbinar dan menjulurkan tangan kanannya untuk mengajaknya berkenalan.

"Hai salam kenal ya! Nama gue Aufa Immanuel Ezra, panggil aja Aufa."

~~~

Sebenernya udah banyak banget cerita yang aku bikin. Cuma baru berani angkat ini aja buat di publikin.

Mohon bantuannya kalau ada banyak kesalahan tanda baca dan ada yang nggak nyambung di cerita ini ya! Hehe...

Masih butuh banyak bimbingan...

Cerita ini buat bahan pembelajaran aku di dunia tulis menulis ini.

Tolong di bimbing dan bantu ya!

Makasih banyak...

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang