Sungguh siapa sangka menjadi karakter oranglain itu mudah
Bahkan tak ada yang melarangku untuk menjadi sepertinya
Malu, memang sudah kebiasaanku untuk menjadi dirinya
Menjadi yabg oranglain mau mungkin sudah tak asing lagi bagikuBerkorban demi nyamannya dan bahagianya seseorang, tak buatku resah
Menjelma menjadi kategori orang paling senyap dimuka bumi ini, Ya itu aku. . .
Salah sasaran mungsin sudah menjadi prioritas yang diinginkan
Keterlanjuran pelampiasan sudah ku telan dalam-dalamPerkaranya pun sudah menjelaskan, bahwa itu sudah tanggungannya
Periksakan diri dan berfoya dengannya yang tak berbau
Bisikan untuk menjadinya itu lumrahku aturkan
Katanyabsih menyenangkab, dan kulakukan saja dengan senangMengolahnya seperti peti mati yang digias dengan wewangian dan bunga
Berbalurkan kenyamanan dan ketenangan yang istimewa
Seketika itupula pada hari yang sama
Aku terjebak dalam gubuk yang menyesatkan sampai aku menyerah dan pasrahPerkaranya memang tak mudah, namun bahasanya merumitkan
Berbelit-belit katanya, berpura-pura gelagatnya, bahkan menjual dirinya
Selang seling mengubah waktu, mengulur waktu menjadi terburu-buru
Hilang akal. . . . Hilang juga kekalnyaMau dibuat rumit apalagi?
Merampas semua haknya dan mengancam kebahagiaannya
Gelak tawa yang biasa kau lakukan, tak ada lagi padamu
Sembunyi dibalik ketiaj ibumupun mungkin sudah tak ada lagi
Menyerah untuk orang sepertimu. . .itu sudah jalan yang terbaik untuk para lidah pembalik~Widad Afifah Alifatunnisa~
KAMU SEDANG MEMBACA
Keliru
PoetrySejenak aku tatap seburamnya diri padamu Mencoba menafsir apa saja yang ku ragukan darimu Perlahan gejolak keliruku ini membuatku seperti tak ada lagi padamu, menghilang entah siapa yang mengambil atau bahkan diambil Seketika itu pula aku berjalan p...