Ditemani hujan pagi hari penghujung Januari,
aku mulai menulismu dalam diam,
dalam senyap kesepian, dalam hening kejenuhan.
Kisah yang terombang-ambing
dalam ombak ketidakpastian
rupanya mampu menyita habis waktu yang berhenti "kegirangan".
Membiarkan jejak-jejak langkahmu hempas
dalam ruang harap
yang entah mengapa alasan kepergianmu
tak juga terungkap
Mencinta, Melupa,
Terjatuh, Terbangun
Terluka, Terobati
Menjadi kumpulan dalam sebuah diorama,
yang terus menerus mencoba berdialekika
dengan alam yang sedang tidak bisa bersandiwara
Ini semua tentang kamu.
Kamu...
wanita yang akan selalu aku banggakan,
aku nantikan, dan aku citakan,
Namun,
Pergi tanpa penjelasan
YOU ARE READING
Kata Kamu
Non-FictionBagai kisah yang diinginkan usai, Rasa ini selau hadir untukmu yang tak pernah seutuhnya sampai.