Mengenai sebuah kepercayaan memang harus diakui sangat sulit untuk kita bangun dan pertahankan. Terlebih oleh orang-orang yang baru saja dikecewakan; seperti aku dan kamu misalnya. Aku paham betul bagaimana sulitnya kamu memberikan rasa percayamu padaku; laki-laki yang baru datang dihidupmu beberapa bulan lalu. Memulai semuanya dari awal merupakan proses yang amat melelahkan. Aku paham betul sulitnya untukmu membuka hati yang baru saja dihancurkan oleh laki-laki yang pernah hadir dihidupmu. Rupanya, ia berhasil menjadi bayang-bayang kelam harimu. Tak mampu menyalahkan, penyesalan pun tak mampu dibenarkan. Aku tak mempersalahkannya. Jikapun kamu memintaku untuk menunggu, berapapun jangka waktu yang kau tetapkan, aku akan dengan senang hati terdiam di singgasana ini menahan rindu. Aku mampu menunggumu. Aku benar-benar mampu. Selama apapun itu, aku benar-benar mampu. Aku. Mampu. Sangat mampu. Kita sama-sama tahu bahwa membuka hati dan memulai semuanya dari awal lagi adalah suatu hal yang teramat sulit, bukan?
Perasaanku jelas, aku mencintaimu. Sudah kunyatakan, sudah kuungkapkan. Jika kau masih ragu, aku tak mempersalahkannya. Asalkan kamu berjanji beri aba-aba padaku dulu sebelum kau benar-benar memutuskan pergi. Sisanya, itu urusanku. Aku akan menunggumu. Aku ingin menunggumu. Syair-syair dalam hatiku hanya mampu menuliskan kata rindu yang kian membuat semuanya semakin tertuju padamu. Maafkan, ternyata mencintaimu adalah usaha yang harus terus ku upayakan; sampai kau ada disini, sampai kau akhirnya memilih pergi.
Perihal mencintaimu adalah urusanku, bukan hakmu, bukan kewajibanmu. Perihal mencintaimu sepenuhnya tanggung jawabku, bukan tanggungjawabmu, bukan keputusanmu. Perihal mencintaimu sejatinya adalah hidupku, bukan hidupmu, bukan duniamu. Yang perlu kau lakukan, diam saja disana, tersenyum dengan manis dan berbahagialah. Aku tak perlu jawaban "iya" dari mulutmu. Asalkan kau tetap disini, mencintaimu akan terasa begitu menyenangkan. Aku tak permasalahkan kau pergi jika kau katakan ada yang lain berhasil mencuri hatimu di sela-sela sendirimu. Asalkan kau jelaskan bagaimana ia berhasil mencuri hatimu dariku, maka aku akan kembali ke singgasanaku. Kembali mencintaimu dalam diam, kembali mengagumimu di balik topeng kesepian. Aku akan kembali ke titik awal, dimana semuanya terasa asing di antara kita berdua. Tak saling mengenal, hanya mampu tersenyum di balik persumbunyian.
Ingatlah, dahulu aku pernah bercerita pada awan bawa aku ingin mencintaimu tanpa secuilpun benci. Maka, tolonglah jangan biarkan amarahku mempengaruhi hatiku, kesalahpahamanku merasuki tubuhku. Semua itu hanya akan membuat apa yang kita perjuangkan seakan tak pernah berarti dan hanya akan menjadi sisa-sisa kenangan yang akhirnya dipadamkan lalu mati.
Sampai detik ini pun,
Aku masih dengan kepercayaan yang sama...
Kamu,
Wanita baik.
Untaian kata-kata yang terdengar dari mulutmu selalu terasa istimewa. Keraguanku selalu kau yakinkan yang kian membuatku berharap bahwa kedekatan ini bukan hanya sementara. Bisa jadi selamanya, bisa sampai sepunahnya. Mungkin juga, kita bisa saling menyaksikan pergantian semesta dalam senja yang sedang kita nikmati berdua. Melihat kau begitu yakin akan takdir yang nanti terlewatkan membuat mataku berakaca-kaca. Akhirnya, seseorang mampu membuatku kembali percaya akan cinta.
Kamu seperti arti namamu ya; cantik. Terlepas dari apa yang kamu bilang itu benar atau tidak, aku rasa kamu memang benar-benar cantik. Cantik ketika ku dengar suara cemprengmu menyerbu segala diamku. Cantik ketika mata sendumu menghentak segala raguku. Cantik ketika langkah kaki itu berlalu lalang yang selalu mampu membuatku kebingungan dihadapanmu. Aku akhirnya mengerti mengapa kamu begitu percaya diri, karena apapun yang kamu lakukan, kamu tahu semua itu tidak akan merubah apapun tentang perasaanku terhadapmu. Luar biasa. Kamu begitu luar biasa.
Mas, begitu panggilanmu terhadapku. Mungkin bagimu semua itu terasa biasa, namun anehnya bagiku terasa sangat istimewa. Aku suka panggilan itu, terlebih itu diucapkan oleh orang yang teramat berarti bagi hidupku. Begitu bahagia aku mendengarnya. Bagai sedang berdansa di taman surga, aku tergila -gila oleh sosok yang tak pernah ingin aku lupa. Membuatku bahagia tak rumit bukan.
Satu kata darimu bisa menjadi penyebab dari seluruh gelagapannya mulutku. Aku harap kamu menepati janjimu untuk tak memberikan panggilan itu ke laki-laki lain pada sisa hidupmu nanti. Biarkan panggilan itu hanya menjadi milikku, jika memang suatu hari kamu bukan takdirku, begitupun sebaliknya. Aku harap kamu tak lupa. Tapi jikapun kamu lupa, aku cukup mampu untuk memaklumkan itu semua.
Aku cukup penurut, bukan?
Tanpa kamu sadari, kamu yang sedang marah ketika aku jaili adalah yang selalu aku rindukan. Tanda kamu sadari, kamu yang kesal karena chatmu tak kunjung ku balas adalah yang selalu jadi alasan untukku bertahan. Dan tanpa kamu sadari, kata-kata yang kamu lontarkan adalah apa yang selalu menyemangati hari-hari dimana rasanya aku ingin menyerah dan mengibarkan bendera putih pada pahitnya dunia. Banyak hal yang tak mampu aku ceritakan, namun hadirmu disisiku sudah cukup membuat senyumku kembali ke permukaan. Terimakasih, wanita baik.
Seluruh ruang romansaku kini berkhayal tentang dirimu. Begitu ingin ku menikmati sisa waktuku bersamamu, meskipun hingga kini belum juga kau beri kejelasan tentang apa yang sebenarnya kamu inginkan dari adanya diriku. Permasalahan yang menurut sebagian besar orang merupakan masalah yang amat besar, namun rupanya bagiku begitu kecil dan tak terlihat. Aku menikmatinya, aku mempercayai waktu tak akan mendustai dan aku mempercayai bahwa janji-janjimu tak akan pernah kau ingkari. Paling tidak, sosokmu yang kini memenuhi kelopak mataku terlihat seperti itu.
Apakah aku salah?
Begitu banyak hal yang selalu kita diskusikan, tentang apa yang kau suka dan apa yang aku pinta. Berharap tak ada salah paham lagi setelah diskusi-diskusi panjang yang kita lalui. Berharap tak ada lagi pertikaian yang muncul ke permukaan setelah hari ini. Penilaianmu terhadapku sebelum mengenal diriku benar-benar membuatku terkejut; begitu baiknya penilaianmu untuk aku yang begitu buruk. Terimakasih, atas kepercayaan yang coba kau berikan. Biarkan aku menjaganya, sampai saat dimana kau mempersilahkan yang lain untuk mengambilnya. Biarkan aku menjadi pelindung untukmu, yang patut dilindungi sebelum yang lain meneduhkanmu. Mohon izinkanlah aku, sampai kau benar-benar menemui untuk siapa senyum itu kau maksudkan. Bolehkah?
Aku hanya ingin.
Seperti yang ku katakan,
Aku hanya ingin mencintaimu hanya tanpa karena.
Aku hanya ingin.
Aku setuju padamu. Bahwa Tuhan Maha membulak-balikkan hati manusia. Bahwa Tuhan sudah menentukan takdir kita semua, tentang bahagia, suka, duka, sudah menjadi milikNya tanpa perlu kita khawatiri dan ikut-campuri. Setelah itu, aku hanya berharap Tuhan akan membalikkan hatimu padakku.
— Semoga
----------------------------------------------
Kemunculanmu yang tiba-tiba di hidupku,
ternyata membuat hidupku
mengerti apa sebenarnya arti cinta.
Maka,
perihal mencintaimu biarkanlah menjadi urusanku,
bukan hakmu, bukan kewajibanmu.
----------------------------------------------
YOU ARE READING
Kata Kamu
Non-FictionBagai kisah yang diinginkan usai, Rasa ini selau hadir untukmu yang tak pernah seutuhnya sampai.