Hari ini adalah hari minggu. Satu-satunya hari libur yang dimiliki oleh anak-anak Ivy, juga satu-satunya waktu yang dimiliki oleh Fre untuk berkencan dengan Nolan. Maka dari itu sedari pagi, saat teman-temannya masih bermalas-malasan menikmati waktu senggang mereka setelah melalui minggu pertama yang melelahkan sebagai siswa tahun terakhir, Fre sudah sibuk mempersiapkan dirinya.
Pagi-pagi sekali Fre sudah bangun. Membereskan kamarnya yang menurutnya sudah sangat berantakan, padahal menurut Ola seperti itu saja kamar Fre dan Naya masih layak mendapat predikat kamar terbersih. Setelahnya ia mengantar baju kotornya ke ruang laundry untuk dicucikan oleh ibu-ibu petugas kebersihan.
Barulah begitu menyelesaikan semua pekerjaan bersih-bersihnya Fre bisa dengan tenang bersiap-siap untuk kencan bersama Nolan. Tak perlu waktu lama, pukul sebelas pagi Fre telah selesai mandi, memilih baju, dan berdandan dengan cantik. Tinggal menunggu Nolan yang menurut kabar terakhir baru saja berangkat dari rumahnya sekitar 10 menit yang lalu. Itu berarti Fre masih punya waktu kurang lebih setengah jam lagi untuk sedikit bersantai.
"Naya, gue ke kamarnya Dre ya, sekalian nanti langsung mau pergi sama Nono." Fre berseru agak keras pada Naya yang sedang mandi, mengimbangi suara keran air yang bergemuruh.
"Iya, hati-hati baby." Naya balik berseru, lalu kemudian kepalanya yang berbusa menyembul dari balik pintu kamar mandi, "Fre, ntar pas balik gue nitip dong. Ntar gue chat apa aja titipannya."
Fre mengangguk dan mengacungkan jempolnya. Memang selalu begitu, kencannya dan Nolan selalu di akhiri dengan belanja titipan teman-temannya yang terlalu malas keluar asrama, bahkan untuk sekedar ke minimarket. Fre heran, apa Naya dan Ola tidak bosan berdiam diri di kamar terus. Kalau Dre sih biasanya selalu ada pekerjaan di hari libur seperti ini, entah itu pemotretan untuk brand apa.
Fre masuk ke kamar Dre dan Ola tanpa mengetuk. Ola tampak masih bermalas-malasan di kasurnya. Memainkan ponselnya dengan wajah serius. Dre, seperti tebakan Fre, sedang mematut wajahnya di depan kaca, membubuhkan berbagai riasan pada wajahnya. Cantik sekali. Bahkan bertahun-tahun berteman dengan Dre, Fre masih saja terpesona pada kecantikan temannya itu.
"Yaampun Ola udah jam segini lo masih goler-goler aja?" Fre tidak bisa untuk menahan dirinya mengomeli kelakuan Ola.
"Santai sih, ga ada yang ngajakin jalan ini. Let me enjoy my sunday morning bae." Ola menanggapi Fre dengan santai, masih tak mengalihkan matanya dari webtoon yang ia baca.
"Ck, beberes kek, liat kamar kalian udah kayak kapal pecah gini."
"Not me ya Fre," Dre dengan cepat menimpali, takut menjadi sasaran selanjutnya omelan Fre, "Barang Ola semua itu."
"Ih, Dre kok lo tega sih numbalin gue sendirian. Iya ini lagi gue beresin." Ola langsung berdiri, menghentakkan kakinya dengan kesal dan mulai memunguti buku-bukunya yang berserakan.
Fre berdecak, namun ikut membantu Ola memunguti barang-barangnya yang tersebar di sembarang tempat.
"Lo ada kerjaan di mana Dre?"
"Biasa, di studionya kak Jo."
"Mau barengan gue?"
"Ga usah, gue di jemput kak Jay."
"Hah? Kak Jay yang itu? Yang ganteng banget? Yang sering foto couple bareng lo?" Ola langsung heboh mendengar nama Jay disebut-sebut oleh Dre.
"Iya."
"Apa ini? Kok sekarang main jemput-jemput? Lo lagi deket? Hua temen cantik gue akhirnya mau deket sama cowok." Kali ini Fre yang angkat suara, dan menatap Dre dengan mata berbinar.
Dre menggulirkan matanya mendengar respon Ola dan Fre yang berlebihan, "Ih engga, temen doang kok gue, eh lo berdua tu harusnya khawatir ya temen lo dipepet sama cowok modelan begitu. Kan gue pernah cerita dia mah pacarnya ada di setiap sudut Jakarta."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream
Teen FictionKatanya bila bermimpi harus setinggi-tingginya Katanya juga semakin tinggi mimpi, semakin terjal pulalah jalan yang harus di lalui Tapi apakah mimpi harus melulu tentang cita-cita? Bagaimana dengan cinta? Apakah cinta juga bagian dari sebuah mimpi? ...