"Anjir, anjir, bener kan! Beneran Arjuna ini."
Ola berseru girang, melambaikan ponsel di depan masing masing wajah temannya yang sedang bermalas-malasan di kamar miliknya dan Dre. Malam ini malam minggu. Meski waktu telah menunjukkan lewat tengah malam para gadis itu tetap menyempatkan diri menghabiskan waktu bersama, karena malam minggu adalah satu-satunya waktu yang mereka miliki untuk bermalas-malasan bersama.
"Mana? Coba sini." Fre merebut ponsel yang masih di lambaikan Ola dengan semangat, "Wah, gila subscriber hampir satu juta. Wah video yang ini viewersnya hampir 20 juta. Artis youtube beneran ini mah."
"Kan apa gue bilang, pasti terkenal ni orang, ga mungkin kan cewek-cewek di kelas minta foto bareng karena dia ganteng doang."
"Ya mana gue tau, gue kira cewek cewek itu doang yang lebay. Kan Dre juga sering di mintain foto bareng karena cantik."
"Ck, Dre juga artis instagram Fre. Lo ga sadar teman lo ini followesnya udah ratusribuan?"
"Gue bukan artis instagram ih," Dre yang sedari tadi hanya hening sambil diam-diam menelurusi akun youtube Arjuna protes saat namanya dibawa-bawa dalam debat tak penting antara Ola dan Fre.
Lelaki ini membuat Dre penasaran. Sebenarnya tak ada kejadian yang berarti setelah kejadian key chain Chanyeol waktu itu. Arjuna tak pernah secara khusus menunjukkan ketertarikan pada Dre, juga tak pernah menghubungi Dre diluar dari jam bimbel mereka. Namun entah mengapa pemuda itu kerap menunjukkan perhatian kecil namun manis padanya.
Terkadang pria itu merelakan kursinya untuk Dre saat Dre dan teman-temannya kehabisan kursi karena datang terlambat.
Atau pernah juga saat mobil jemputan Dre dan teman-temannya terlambat datang karena pecah ban, pria itu tiba-tiba berkata ingin menyalin catatan Naya-sesuatu yang tak pernah pemuda itu lakukan-, dan mengerjakannya hingga jemputan mereka datang.
Ah iya, lelaki itu juga kerap membawakan kopi botolan kesukaan Dre, lalu membagikannya untuk Dre, ketiga temannya, juga untuk Chan. Dan, bukannya Dre terlalu percaya diri ya, tapi tutup botol untuk Dre selalu pemuda itu longgarkan terlebih dulu sebelum diserahkan padanya. Hanya botol milik Dre, sedangkan ketiga temannya yang lain tidak.
Terlebih lagi kejadian kemarin malam, di akhir bulan pertama mereka bimbel.
Dre benar-benar kelelahan. Tugas sekolahnya menumpuk, tugas dari tempat les bahasa koreanya pun tak jauh berbeda-iya Dre baru baru ini juga mendaftarkan diri di kelas bahasa korea online untuk persiapannya kuliah di negeri itu-. Ditambah Photo shoot yang harus ia lakukan selama tiga hari belakangan karena kesalahannya sendiri dalam mengatur jadwal. Dan tak lupa persiapan Try out tempat bimbel mereka yang diadakan pada hari sabtu besoknya. Sungguh, jadwal Dre sudah di luar akal sehat.
Dre hanya sempat makan ketika Ola ataupun yang lainnya menawarinya makanan. Ia bahkan lupa kapan terakhir kali ia bisa memejamkan mata dengan nyenyak. Beberapa hari ini Dre selalu tertidur di meja belajarnya dan baru akan pindah ke tempat tidur ketika Ola membangunkannya pukul empat pagi.
Tubuhnya lelah. Pikirannya apalagi. Tak heran bila kini kantong mata besar menggantung di bawah kedua matanya. Wajahnya pun terlihat pucat berkat Dre tak lagi memperdulikan penampilannya.
"Dre," Arjuna tiba-tiba saja berseru saat Dre akan beranjak keluar dari kelas terakhir mereka malam itu. Ia lalu mengangsurkan sebuah paperbag pada Dre, lengkap dengan sebuah senyum manisnya. "Buat lo."
"Buat gue?" Kedua alisnya terangkat, ia mengambil alih paperbag tersebut dan mengintip isinya. Sekilas, Dre dapat melihat beberapa obat-obatan di dalamnya, sebuah kotak bekal dan beberapa kaleng susu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream
ספרות נוערKatanya bila bermimpi harus setinggi-tingginya Katanya juga semakin tinggi mimpi, semakin terjal pulalah jalan yang harus di lalui Tapi apakah mimpi harus melulu tentang cita-cita? Bagaimana dengan cinta? Apakah cinta juga bagian dari sebuah mimpi? ...