01. TAVISHA ASHALINA

69 10 15
                                    

Selamat Membaca Cerita The End of The Testator.

***

Tavisha Ashalina memiliki nama panggilan Visha. Gadis yang memiliki rambut hitam legam itu suka berenang sejak umurnya yang masih kecil dan sampai ia SMA seperti saat ini pun begitu. Berenang menjadi hobinya. Ia selalu meminta diajari berenang oleh ayahnya yang juga suka berenang. Oleh karena itu, sejak umur 10 tahun ia sudah bisa berenang.

Hingga suatu ketika Tavisha tidak sengaja mengendalikan air saat belajar renang pada umur 6 tahun. Sampai beranjak remaja seperti sekarang pun ia terkadang bisa mengendalikan air meskipun dalam kapasitas air yang tidak terlalu banyak.

Tavisha bukannya panik, ia malah senang bisa mengendalikan air. Menurutnya hal itu asyik. Setiap belajar berenang atau ketika mandi dia selalu mengendalikan air secara diam-diam.

Visha yakin bahwa di luar sana pasti ada orang yang spesial seperti dirinya. Ia berharap bisa bertemu orang itu suatu saat nanti.

Gadis itu berharap bisa mengendalikan air dalam kapasitas yang lebih banyak lagi. Dia tidak memberi tahu kemampuannya itu pada siapapun. Ia bertekad menyembunyikan fakta itu sampai kemampuannya sudah hebat.

Tavisha mengembuskan napasnya. Ia berusaha untuk fokus agar bisa mengendalikan air lagi. Saat ini dia sedang berada di kolam renang di rumahnya. Pada liburan kenaikan kelas seperti sekarang ini, ia banyak menghabiskan waktunya dengan berenang di rumah. Saat ini adalah libur kenaikan ke kelas 11.

Ayah dan kakak perempuannya sedang pergi hari ini. Jadi ia bisa mencoba mengendalikan air dengan leluasa sambil berenang. Walaupun ada pembantunya, ia yakin pembantunya itu tidak akan sempat mengawasi dirinya yang sedang berenang

Visha menfokuskan mata hazelnya ke air di depannya. Lalu mengarahkan tangannya ke air itu. Ia sudah mencoba 3 kali, tetapi hasilnya nihil. Dia tidak berhasil mengendalikan air itu.

Namun dia tidak menyerah begitu saja. Nyaris tidak ada kata menyerah dalam kamus kehidupannya. Ia terus mencoba. Gadis itu yakin dirinya akan bisa mengendalikan air itu seperti saat itu.

Saat percobaannya yang ketujuh, dia berusaha lebih fokus terhadap air itu lalu mengarahkan tangannya ke air itu. Dan akhirnya ia pun berhasil mengendalikan air itu ke naik ke atas beberapa centimeter meskipun hanya sedikit.

"Yeay!" Visha tersenyum.

Ia mencoba menambah kapasitas air yang dikendalikannya. Namun bukannya bertambah, air yang hanya sedikit dikendalikannya itu malah terjatuh ke tempat awalnya lagi. Dia pun kehilangan fokusnya.

Visha berdecak kesal.

Mengapa air itu terjatuh? Tadi ia sudah susah payah mencoba mengendalikannya.

Gadis itu akhirnya berenang beberapa menit untuk menghilangkan rasa kesalnya tadi. Kemudian ia mendengar suara mobil Adira, ayahnya memasuki halaman rumah. Dia langsung keluar dari kolam renang lalu mengambil handuk yang disimpannya di kursi di samping kolam lalu meletakkannya di kedua bahunya.

Visha menghampiri Adira yang berjanji untuk membelikannya makanan kesukaannya, martabak manis rasa coklat keju. Ayahnya sudah tahu bahwa gadis itu menghampirinya untuk mengambil makanan kesukaannya itu.

"Martabak manis rasa coklat keju seperti biasanya," ujar Adira sembari memberikannya kepada Visha.

"Oke," jawab Visha yang langsung mengambil martabak dari Adira lalu membawanya ke ruang tengah. Ia memakannya sambil menonton TV.

Visha sudah menghabiskan setengah dari martabak tersebut. Tidak lama kemudian, Tanisha—kakaknya—pulang ke rumah. Entah dari mana. Visha menebak bahwa kakaknya itu pergi dengan pacar barunya.

The End of The TestatorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang