2

36 14 2
                                    


"Gaboleh nangis"
Aku membuka mata menatap bingung ketika mendapati seorang anak laki-laki berdiri di hadapanku

kulit nya putih, rambutnya sedikit berantakan,matanya terlihat sembab sedu,lalu jari-jari kecilnya bergerak meraih ujung kepalaku, mencoba merapihkan penjepit bunga warna putih yang tadi sempat miring saat aku menangis.

"Gaboleh nangis" Dia mengulangi ucapannya sekali lagi. Suaranya lucu.

"Memang nya kenapa?"

"Cepat usap air mata mu"

Setelah itu dia memberikan ku surat lalu pergi. Anak yang aneh, aku tak pernah melihat nya di komplek ini.

  Jangan nangis nanti semesta ikut sedih

begitu isi surat nya, dia meminta ku untuk tidak menangis.
tapi bagaimana bisa? Mimpi buruk ku baru saja terjadi,tak bisa dia seenaknya saja menyuruh ku untuk mengusap air mata.

Sementara tak lama dari itu hujan turun, bersamaan dengan derasnya air mataku.Ternyata dia benar, saat itu bumi ikut menangis.

   Pada langit malam yang basah, di sudut kota yang kelam, di bawah remang lampu jalan. seorang gadis kecil kembali menangis,membenci ayahnya.

Dan di malam yang sama seorang pria kecil juga sedang menangis karena kehilangan sosok ayah. Mereka tak pernah tahu bahwa dari malam ini Tuhan punya sebuah rencana besar untuk mempertemukan mereka kembali di garis takdir yang sama.

GATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang