4

17 9 4
                                    


Karena Tasya dan Rina hari ini bermalam di rumah ku, aku jadi tambah senang, pikiran tentang ibu tadi sore agak sedikit berkurang.

"Dara, tasya, rina turun heula ini makan malemnya udah siap"
Suara eyang memanggil dari bawah,

kami bertiga segera mungkin keluar dari kamar untuk menghampiri meja makan,dengan rina yang menuruni tangga lebih dahulu di susul tasya lalu aku.

Kami berempat makan malam dengan capcay udang buatan eyang, sambil sesekali mengobrol ringan tentang hari ini, lalu tertawa bersama saat di cerita kan bagian lucu.

Aku bersyukur sekali semesta mempertemukan aku dengan sahabat-sahabat yang baik seperti mereka.

Setelah makan malam selesai, kami bertiga kembali ke kamar,memutuskan untuk membuka semua kado-kado yang telah ku dapat tadi.

"Yah kado yang kelima isinya jam tangan lagi"
Ujar rina mulai bosan saat membuka kado berikut nya dengan benda yang sama dengan sebelum nya.

"Kamu kaya gatau barudak wae kalo ada apa-apa pasti mereka mah beli na barengan"
Ucap tasya yang mulai memarahi rina

Aku tertawa melihat mereka berdua bertengkar

"sudah gapapa,mungkin di pasar yang lagi ngetren jam tangan ini" Aku berusaha menengahi keduanya.

Kami bertiga kembali berkutat dengan semua kado-kado ini, dalam sekejap kamar ku berubah seperti kapal pecah karna sobekan kertas di mana-mana.

Jumlah kado yang ku dapat hari ini sekitar 30 bungkus, cukup banyak karna eyang memang sengaja mengundang teman ku satu kelas.

"Ini ra si asep teh ngasih kamu hadiah bunga" Tasya memberitahu ku.

"Ciee, ciee sweet banget ah" Rina mulai iseng meledek ku.

"Apa sih aku sama asep tuh cuma temen"

"Cieee, temen apa temen" Sekarang mereka mulai kompak menggoda ku.

Hadiah dari asep adalah kado terakhir yang kami buka,setelah itu kami mulai membereskan semua sampah-sampah kertas yang berserakan, tasya mengambil sapu yang berada di balik pintu, aku menyusun benda-benda tadi di atas meja belajar, sementara Rina masih duduk di atas lantai mengecek semua kertas jaga-jaga barang kali masih ada kado yang belum terbuka.

"Eh ra, ada yang tertinggal nih satu"

Rina menunjukkan sesuatu di tangannya.

Aku menghampiri nya yang dari tadi duduk.

"loh kok masih ada kado yang belum di buka?

"Bukan kado ra tapi ini surat" Rina memastikan lalu memberikan nya padaku

Tasya ikutan duduk karna penasaran.

"coba atuh ra buru buka isinya,siapa tau penting"

"Sabar weh sya, yang di beri surat kan dara kenapa kamu yang ribet sih"

    
  Halo, apakabar mu gadis cilik?

Hanya itu isi suratnya. Tapi membuat ku penasaran siapa pengirimnya.

Aku mencoba mengecek kembali isi surat nya barang kali ada petunjuk, tapi tetap sama, tidak ada apa-apa.
Hanya ada alamat tujuan yaitu alamat rumah eyang.

"kalian teh ngerasa gak sih kayaknya si pengirim ini bukan salah satu tamu undangan tadi, soalnya dia nanya keadaan dara itu berarti dia sudah lama tidak bertemu kamu ra"

Tasya benar,jika saja orang ini adalah teman ku yang datang pada acara tadi tidak mungkin mereka memberi ku surat perihal hanya menanyakan kabar.

Dan yang pasti surat ini bukan dari asep.

"Atau jangan-jangan ternyata ini surat buat eyang? " Tanya Rina polos.

Tasya tertawa dengan ucapan nya Rina,

"lagian aya aya wae orang teh, jaman sudah canggih seperti ini masih saja ada yang mengirim Surat, kaya kisah cinta jaman dulu saja"

Kami bertiga tertawa.

Tidak ingin ambil pusing tentang surat tanpa nama itu,Rina memutuskan untuk tidur duluan, begitu juga dengan Tasya karena seharian ini ini mereka berdua sangat lelah membantu eyang menyiapkan kue tart di dapur.

Sebelum tidur Aku menaruh surat itu di antara meja belajar terlebih dahulu,ku selipkan di atas buku bersampul merah.

Lalu ikut menyusul Rina dan Tasya yang sudah lebih dulu tertidur lelap.

"Siapapun kamu, dimanapun kamu,kabar ku baik-baik saja disini"

Lalu aku ikut terlelap dalam mimpi.




THANKS FOR READING.

JANGAN LUPA VOTE NYA ❤❤

Hayoo tebak itu surat dari siapa?

Tunggu kelanjutan ceritanya ya.

Love you all

GATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang