Bandung, 2004
Setelah kejadian itu ayah dan ibu memutuskan untuk pisah, dan aku memilih untuk tinggal bersama eyang memulai menata hidup sedikit demi sedikit, mencoba untuk selalu terlihat baik-baik saja walau kami hanya hidup berdua.
••••
Perkarangan rumah eyang sangat ramai sore ini, teman-teman ku datang dengan membawa kotak-kotak kado di tangannya.
Tepat Hari ini adalah hari ulang tahun ku yang ke-14, eyang sengaja merayakannya sekaligus bentuk rasa syukur karena aku telah di Terima di SMA favorit kota bandung.Sebenarnya terdengar sangat berlebihan, tapi eyang bilang hidup hanya berjalan sekali, semua bonus yang kita dapat harus di wujudkan dalam bentuk syukur.
"Sya, rin, bisa bantu gua sebentar? "
"Iya ada apa ra?" Jawaban mereka berbarengan
"Bisa tolong taruhkan cupcake ini di sudut sana? "
"Oke siap nona cantik"
Mereka adalah tasya dan rina, dua sahabat ku sejak awal SMP. Kami di pertemukan di hari pertama masuk sekolah saat sama sama di hukum karena tidak mengerjakan tugas, lalu setelah itu kemana mana kami selalu bertiga.
Hari ini aku menggunakan dress warna pink muda dengan motif Polkadot, dan rambut yang ku biarkan terurai juga tak lupa penjepit bunga warna putih yang selalu menempel di kepala.
Waktu yang di tunggu telah tiba, Eyang keluar dari dalam dapur sembari membawa kue dengan angka 14 di atas nya.
"Selamat ulang tahun cucu eyang paling cantik"
" Terima kasih eyang "
Lalu teman-teman ku berkumpul mendekat sambil menyanyikan lagu happy birthday to you karangan patty hill.
Aku meniup lilin dengan angka 14 itu, semuanya bertepuk tangan ikut memeriahkan.
Saat aku ingin mengambil pisau untuk memotong bagian kue tart, tiba-tiba lengan tasya menghentikan gerakan tangan ku.
"Make a wish nya dulu lah ra" Katanya.
"Make a wish?" Aku menatap dia bingung.
"Iya, harapan lo di umur yg ke 14 ini, atau impian lo yang belum tergapai di tahun sebelumnya"
Dalam hidup aku ga pernah tau apa artinya keinginan, bagiku mimpi-mimpi ku telah mati sejak 9 tahun yang lalu,
saat ayah dan ibu meninggalkan ku.
jadi untuk saat ini ku biarkan semuanya berjalan sesuai alurnya.tapi untuk menghargai acara ini aku menundukkan kepala berpura-pura seolah berdoa meminta sesuatu pada Tuhan.
Setelah itu Aku memberikan potongan kue pertamaku pada eyang.
"terimakasih ya eyang sudah mau jadi orang pertama yang mengusap air mata dara setiap dara sedih"
"Atuh itumah gausah di ucapin, eyang akan selalu siap maju paling depan kalo ada yang buat dara nangis"
Eyang bicara sambil menirukan salah satu gaya super hero, lalu mencium kening ku dan mengambil kue yang kuberikan."Iya eyang betul, asep teh juga siap jadi tameng kalo ada yang jahatin neng geulis kaya dara gini"
Asep ikut menjawab sambil membanggakan diri."Itumah emang lo nya aja sep yang mau modus sama dara" Riko berbicara sambil menoyor kepala asep.
Suasana pecah oleh gelak tawa dari teman-teman ku karena tingkah asep.
Dari awal masuk sekolah memang asep lah yang selalu berusaha mendekati ku dengan berbagai cara.
KAMU SEDANG MEMBACA
GATA
Teen Fiction"Ta aku ga paham arti dari semua musik-musik mu" "lagu ini ungkapan isi hatiku untukmu ra" "kenapa ga bicara langsung aja ta?kamu kan tau aku buta nada" "karena jika di jelaskan,jawaban mu akan selalu tidak, jadi ku biarkan namamu tetap mengalir dal...