Bulan dan Pantulannya (3)

8 3 0
                                    

"Mba Chand, lagi ada masalah ya? Aku gak dapat feel nari seperti biasanya," komentar Ayu, partner tari Chandrika.

Chandrika menghela nafas berat. "Sorry ya, Yu!"

"Ya, tiap orang pasti punya masalah tapi...maaf ya mba Chand, kompetisi kita kan seminggu lagi. Kalau mba seperti ini terus, kemenangan mba Chand selama 5 tahun berturut-turut bisa direbut orang lho!" jelas Ayu.

Chandrika hanya memberikan seulas senyuman tipis. Saat ini, kemenangannya dalam kompetisi Festival Serampang XII, tidak menjadi prioritasnya. Ia sangat ingin tahu bagaimana kabar Ranu sejak surat terakhirnya. Kakak kembarnya itu, tidak membalas suratnya, tidak seperti biasanya. Ia tahu, Ranu pasti masih sangat terkejut dengan apa yang ia tuliskan.

"Ayo istirahatnya sudah, latihan lagi!" perintah Bang Edi, pelatih sanggar. "Chandrika, fokus! Ingat, kalau sedang menari bukan kamu lagi tapi kamu adalah tarian itu! Masa Abang harus ingatkan terus. Apa kamu sudah berpuas hanya dengan memenangkan 5 tahun berturut-turut kategori pasangan mudi-mudi? Kamu selalu masuk final Ratu Serampang XII tapi gak pernah menang. Giliran pasangan sama cewek kamu tuh bisa bawa feeling pasangan narimu tapi kalau sama cowok, ANCUURR!!! Tapi hari ini Abang liat, Ayu lebih mendominasi baik feeling maupun teknik. Masih mau ikut kompetisi gak sih?"

Chandrika paling tidak suka jika ada orang membentaknya namun kali ini ia sadar bahwa yang terjadi adalah kesalahannya, jadi ia membiarkan bang Edi memarahinya. "Maaf Bang..."

"Sudah! Ayo bersiap di posisi masing-masing," perintah Edi.

Chandrika menarik nafas panjang dan dalam—berusaha memusatkan pikirannya. Serampang XII bukan sekedar tarian, bagi Chandrika, tarian karya Sauti ini adalah dirinya—ia dan Ranu. Tari Serampang XII bercerita tentang percintaan muda-mudi, namun jika tarian itu ditarikan oleh 2 pasang wanita, maka kesannya menjadi berubah. Bahwa kedua wanita itu harus menari dengan sama persis bahkan jika memungkinkan tarikan dan helaan nafas pun harus sama, layaknya orang bercermin menari dengan pantulannya. Bukankah itu seperti Chandrika dan Ranu?

Sudah 7 tahun Chandrika mempelajari tari tersebut. Pasangannya kerap berganti namun setiap orang, melihat Chandrika dapat membawa partner tarinya ke dalam 'cermin' tariannya. Seolah 2 orang kembar sedang menari bersama. Hal itulah yang membuatnya memenangkan kompetisi Festival Serampang XII kategori mudi-mudi selama 5 tahun berturut-turut mengalahkan penari-penari asal Sumatera, daerah tempat tari itu berasal. Ia selalu masuk nominasi untuk memperebutkan gelar Ratu Serampang XII, namun ia yang membenci laki-laki, tidak merasa nyaman ketika harus menarikan Serampang XII seperti cerita awalnya. Oleh karena itu ia tidak pernah memenangkan gelar Ratu.

Namun kali ini, bukankah ia merasakan debaran cinta yang dirasakan Ranu saat bersama 'lelaki itu'? Mungkin saat ini, ia bisa mendapat gelar sang Ratu.

Alunan musik mulai terdengar. Pakpong dan Akordion mulai bertalu. Chandrika membuka matanya, menatap Ayu, menghipnotis partner tarinya untuk masuk ke dalam dunia cerminnya.

Senja itu, usai latihan tari selesai...

Chandrika memutuskan untuk makan malam di Terrace usai latihan. Ia tidak menyangka mendapati Radi sedang berkumpul dan makan dengan teman-temannya di daerah Taman Mini. Ia memutuskan untuk makan di tempat yang sama dengan calon suami kakaknya itu.

Chandrika terus mengawasi Radi dengan lekat. Teman masa kecil Ranu itu jauh lebih ramah dibanding 'lelaki itu'. Aura hangat dan ceria memancar dari diri Radi. Chandrika tahu bahwa Radi adalah lelaki baik dan mampu menceriakan kehidupan kembarannya.

Namun, selama 10 tahun ia sangat mengetahui perasaan terpendam Ranu kepada cinta pertamanya. Hal itu yang mendorongnya untuk mencari 'lelaki itu'. Untuk membuktikan ucapannya bahwa 'lelaki itu' sudah melupakan Ranu dan semua kenangan yang Ranu puja hanyalah ilusi.

RAHASIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang