"Nanti saja ya selepas pulang sekolah"
Tambah rafly.
"heyy, tapi".
Jawab key dengan penuh penasaran.
Pelajaran jam ke dua , ketiga , ke empat
telah usai.
"Teng teng tengggggggggggggg"
Terdengar bel terakhir sekolah berbunyi.
Saat yg ditunggu tunggu oleh key untuk
bisa tau seperti apa sih Adel itu dari rafly.
"hey raf gimana?" tanya penasaran nya
key kepada rafly.
"gimana apa nya"
jawab rafly sambil megang handphone
seolah tak terlalu memeperdulikan key.
"eh kamu gimana sih, itu yg tadi diperpus,
katanya mau cerita tentang adel" saut key
seakan menjelaskan agar rafly ingat
dengan obrolah mereka diperpus tadi.
(sambil menghela nafas)
"hemmm, emang buat apa kamu pengentau tentang adel ha? Kamu naksir kah?"
timpal rafly dengan ekspresi cuek tak
peduli nya.
"engga , aku cuma penasaran aja sih,
soalnya sikap dia ke aku itu
cuek,dingin,aneh lah pokok nya, ya kali aja
setelah aku tau tentang dia setidak nya
sedikit mungkin nanti bisa dimaklumin
kan"Jawab key seolah meyakinkan rafly.
"yaudah iya"
Sungguh singkat padat dan jelas jawabandari rafly.
"yeahhhhh, aku boleh meminta wa mu?"tanya key
"boleh nih" jawab rafly
"okey" tambah key
"oh ya gimana kalo kita ke cafe, biar
ngobrol ny enak, nanti aku yang bayar
deh"Rayu key untuk membujuk rafly.
"iya" lagi lagi dan lagi ucapan nya begitu
singkat dari rafly.
• tiba nya di cafe, mereka memulai
percakapan."kamu mau pesen apa raf?" tawar key.
"terserah kamu aja lah" ujar rafly.
"yaudah " timpal key
"mbak"(sambil melambaikan tangan ke pelayan cafe)
"saya pesen ini, ini dan ini 2 ya" pesan key untuk pelayan cafe.
"oke mas , ditunggu bentar ya " tambah pelayan cafe.
"oh ya ayo dimulai raf" usut key kepada rafly.
"ya mau tau tentang adel yg mana dulu nih"
Jawab rafly."latar belakang adel itu gimana?
Terus dia itu kek gimana sih, sifat nya,
sikap nya, dan keseharian dia" tambah key
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Senja Yang Merangkul Hujan
Teen FictionDiantara seribu Kata terbalut hanya satu Rasa. yang kini Rasa itu kian berubah menjadi Rindu nan Candu. aku hanya bisa menunggu entah sampai kapan Rindu ini membelenggu untuk Rasa itu sendiri Runtuh.