6|Babu untuk Sadewa?

94 9 0
                                    

Follow, vote, dan komen dulu ya

Yuk dibaca

❤️

Aletha memasang sendalnya, hari ini sesuai janji Wira, Kaka kelas baik hati itu akan menjemputnya. Wira akan membawa Aletha ketempat kerja barunya

Dengan mengenakan sweater Biru ia dipadukan dengan jeans panjang. Aletha mengikat rambutnya dengan sebuah Karet gelang.

Drrt.. Drrt

Nomor yang tak dikenal, pikir Aletha dalam benaknya.

"Halo", suara laki-laki diseberang sana cukup mengangetkan Aletha. "halo, ini siapa ya?

"Ini gue, Wira" Aletha mendudukkan dirinya dikursi depan kontrakan, "Kak Wira, dapat nomor Aletha dari mana?"

Wira tertawa renyah, "Yasmin", aletha hanya mengangguk angguk, disekolah ia hanya membagi nomornya kepada dua orang saja, yaitu Yasmin dan Clara, Temannya.

"Btw, Gue udah sampe, dialamat yang lo kasih, tapi mobil gue gak bisa lewat"

Aletha bangkit, dan mengedarkan pandangannya keluar jalan, ada mobil sport merah disana. Dan pantas saja Wira tidak bisa masuk, didepan sana ada acara pengantin.

"Aletha kesana", ucap Aletha sambil sedikit tertawa dan memutuskan sambungan telfon.

***

"Lama nunggu ya Kak?", Wira menggeleng sambil tersenyum, hari ini laki-laki itu mengenakan kaos putih dan dibalut dengan sebuah jaket.

Sungguh ciptaan Tuhan yang sangat indah.

"Udah siap kerja ?", Tanya Wira sambil fokus menyetir, "Harus siap sih kak".

"Gak mau nanya tentang pekerjaan lo?" Aletha menatap Wira, ia memang dari awal sudah mempertanyakan hal itu, tapi Wira tidak menanggapi.

"30 menit dari sini, kita bakal sampe" Aletha hanya mengangguk sambil meremas ujung sweater yang ia kenakan.

Benar kata Yasmin, Wira adalah laki-laki manis dan baik hati. Gak kaya Dewa!
Eitss, tapi kenapa Aletha jadi kepikiran Dewa, laki-laki lancang yang sudah berani memeluk dirinya di rooftop sekolah. Ah, sial!

***

Aletha mengikuti langkah demi langkah Wira, sekitar 10 menit yang lalu, Wira sudah menghentikan mobilnya di depan sebuah gedung apartemen mewah, yang entah itu milik siapa, Aletha tidak tau.

Ckleck..

"Wira, dari mana aja lu?"

"Hplu ditelfon sibuk"

"Bener-bener ya, bawa makanan gak?"

Aletha mengedarkan pandangannya, kenapa wira membawa dirinya ketempat seperti ini, dan suara bising laki-laki didalam sana, mereka siapa? Atau jangan-jangan__

"Masuk", Wira menampakkan kepalanya dibalik pintu, yang membuat Aletha seketika buyar dari lamunannya. "Eehh, i..iyaa"
Aletha melangkahkan kakinya melewati batas pintu.

"Hah?, Demi apa?", Aletha terkejut bukan main, menatap penampakan yang didepannya. Apartemen yang berantakan dan bau rokok. Serta keempat laki-laki yang jelas dikenal Aletha duduk disana dan menatap Aletha dari atas sampai bawah.

"Widihh, lu tau aja apa yang gue butuhin bro", ucap salah satu dari mereka, simata keranjang, Leo

"Bisa juga nih", Troy ikut menggoda.

"Lo pacaran sama nih anak?", Bara ikut menimpali, "Yang nyulik kan Dewa, kok yang jalan Wira"

Dewa diam dan menatap Aletha penuh rasa kesal, menurutnya aletha adalah cewek yang keras kepala dan angkuh, meski jujur saja ia juga kepo kenapa ia datang kesini bersama Wira.

"Aletha bakal kerja disini", Aletha menatap Wira tajam "Wait Kak Wira, Aletha tau Aletha miskin, tapi apa iya Kak Wira ngasih Aletha pekerjaan hina kaya gini?", Wira terdiam menatap Aletha, sepertinya gadis didepannya ini salah paham.

"Sejak kapan pembantu jadi pekerjaan hina?", Aletha membulatkan matanya, tak mengerti! Ah, semuanya membingungkan.

"Dewa butuh orang yang bisa beresin apartemen ini setiap hari"

"Hah? Jadi dia babu yang lo cari buat gue?, Kayak gak ada yang lain aja" akhirnya Dewa menggunakan hak suaranya.

"Babu, Babu. Sombong banget sih___"

"Udah ya. Gak ada protes protes", Wira melepaskan jaketnya, dan duduk disofa bersebelahan dengan Bara.

Dewa menghela nafasnya kasar, perasaan ini adalah apartemennya, kenapa Wira malah mengatur semuanya?, Tapi naasnya, ia tidak bisa melawan Wira.

"Yaudah, lo ngapain disitu aja?"timpal Dewa sangat ketus

"Kita harus bikin prosedur kerja"

"Yaelah, ribet bener dah"

"Kek kerja diperusahaan"

"Kan apartemen sultan"

Aletha menundukkan kepalanya, ia benar-benar merasa takut dihadapkan dengan lima laki-laki didepannya.

"Selama Aletha kerja disini, jangan ada yang godain Aletha" Aletha mengeluarkan suaranya over percaya diri, berhasil membuat Dewa tersenyum sinis. "Megang-megang Aletha, apalagi__"

"Ck, gak akan. selera kita semua tinggi." Dewa membangkitkan dirinya, teman-temannya hanya diam. kenapa Dewa bisa sekesal ini kepada Aletha. Sepertinya hanya Wira yang mengetahui jawabannya.

"Lo kerja mulai hari ini, beresin semua sampah yang ada, di sini, didapur, dikamar. Tanpa ada sampah yang tertinggal sedikitpun".

"Isi kulkas kosong, besok belanja!"

"Besok kan__"

"Habis pulang sekolah!" Potong Dewa secepat kilat. Ia berjalan kekamar dan membanting pintu dengan keras, laki-laki itu ingin membuat Aletha terpesona, namun dia bersikap seperti ini, yang ada Aletha akan merasa benci.

Sudahlah, sepertinya mulai malam ini Aletha akan mempunyai majikan yang sangat galak.

"Gak papa, Dewa emang gitu orangnya" ucap bara, mencoba menenangkan perasaan Aletha yang didera rasa cemas

"Pisau yang tumpul juga bisa tajem kalo diasah terus, sama tuh kaya Dewa"

"Sedaaap!! Tumben lu jadi orang bener" ucap Leo sambil mengusap rambut Troy, dan membuat cowok manis itu nyengir kuda.

"Yaudah, lo mulai beresin aja" Aletha mengangguk setelah mendapat senyuman dari Wira. Benar-benar menenangkan.

Aletha segera meraih sapu, dan sendok sampah yang berada disamping kulkas, ia mulai membersihkan lantai mengumpulkan kulit kacang serta puntung rokok yang berserakan. Meraih puluhan botol minuman kosong dan memasukkannya kedalam plastik.

Dalam pikiran Aletha, jika tempat ini bisa seberantakan ini, artinya tempat ini adalah markas utama bagi 5 pandawa Angkasa.

Kira kira selain dirinya siapa lagi yang tau tentang ini?

***
Ada yang pengen berada diposisi Aletha?

Yuk spam komen

See you

LANGIT & BUMI (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang