Chapter 2 - What?!

5 0 0
                                    

"Bagaimana keadaanmu Sadam, apakah obat yang kemarin aku beri padamu manjur? Hey..mengapa kau melamun?" Ucap Dokter.

"Eh..ha..iya terima kasih dok, sekarang lebih baik, aku bisa tidur dengan tenang sekarang, baiklah aku akan kembali ke sel," jawab Sadam sembari berdiri.

Sadam lalu kembali ke selnya, ia tinggal sekamar disitu dengan Rony, seorang pedophilia gila yang senang menguliti korbannya dan meminum darah mereka, sekarang ia mendekam di penjara seumur hidupnya.

"Yo, bagaimana dengan obatmu Sadam, sekarang kau bisa tidur dengan baik bukan?" Tanya Rony.

"Kau melantur, sejak beberapa hari yang lalu bukannya aku sudah tidur dengan baik, kau harus berhenti mencium abu tembok itu, hal itu melemahkan pikiranmu," ucap Sadam sambil tertawa.

"Hahaha...sialan kau," kata Rony sambil mendorong Sadam.

~~Pelaku berinisial DE, telah membunuh 1 keluarga yang terdiri dari kepala keluarga berinisial GA, 2 istri dan 2 anaknya yang tidak disebutkan oleh petugas, pelaku diduga memiliki masalah psikis dan sekarang DE berada di pusat rehabilitasi....~~, suara pembawa berita di TV.

"Ya ampun, semakin gila saja rasanya, tak lama kita akan kedatangan "teman" baru."

"Kau benar Rud, haha.."

"Omong-omong, kau mau roti lapis keju milikku Bobby?"

"Ya Tentu saja, keju yang terbaik"

Sebuah percakapan singkat petugas yang berada didekat sel Sadam.

                              ***

Beberapa bulan kemudian.

"Kau lihat Sadam, akhirnya si Dendy di eksekusi juga, aku tak tahu menahu bagaimana hukumnya berjalan, namun setidaknya berkuranglah pengganggu yang ada disini," kata Rony sambil minum.

"Eh..he..kurasa kau benar," jawab Sadam dengan sedikit ragu.

Setelah melanjutkan kegiatan makan mereka, lalu para tahanan kembali ke sel mereka masing-masing dikarenalan jam istirahat telah selesai.

"Hey Sadam, apakah kau pernah memainkan game Dolphiiin?" Tanya Rony.

"Oh game yang dulu itu, iya game itu yang sangat populer sekali dulu," jawab Sadam.

"Aku masih ingat dulu aku memainkannya bersama temanku Gani, kami menghabiskan waktu yang indah sekali pada masa itu, namun setelah kematian kakakku aku berhenti memainkannya, karena rasanya tak lagi sama," kata Rony.

"Yah, kesenangan dan kesedihan bercampur menjadi satu, kenangan yang sangat sulit dilupakan Rony," kata Sadam.

                             ***
Pada malam hari, Sadam dan Rony sudah tidur di sel mereka, namun beberapa jam kemudian terjadi sesuatu diluar.

"HEY BANGUNLAH!, sekarang situasi sedang genting, jadi kita harus pergi sekarang," kata Rony yang sedang membangunkan Sadam.

Ketika Sadam terbangun, sudah terdengar alarm yang berbunyi tanpa henti, pintu sel pun telah terbuka, Sadam dan Rony lalu pergi keluar. Hanya sesaat, Sadam dapat melihat Dendy berdiri menghadap tembok, terlihat samar lalu menghilang di kerumunan, dengan berbagai keributan tersebut perasaan ragu dihilangkan dari diri Sadam, ia lalu fokus untuk kabur dari tempat itu.

Banyak sekali para tahanan lain yang berlarian kesana kemari, beberapa merasa panik, apalagi para sipir, mereka pun juga kebingungan dengan apa yang sedang terjadi.

"Ruang kontrol, ada apa ini? Halo?...ruang kontrol tolong di respon ganti", kata petugas Yama.

".....bzz...bzzz...bzzz."

"Bzzz...z...zzz...zzz."

Hell-ish | Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang