Chapter 5 - Fin

1 0 0
                                    

"Huh..huh..huh, itu lihat disana!, sepertinya kita bisa berhenti di kedai itu", ucap Rony terengah-engah.

"huh..huh..Baiklah ayo cepat!", ucap Sadam.

Mereka bertiga lalu pergi ke kedai tersebut, berhenti dahulu untuk beristirahat dan sejenak melupakan peristiwa hari ini.

"Permisi bu, apakah ibu tahu hotel atau motel yang terdekat dari tempat ini?", tanya Gani.

"Oh motel, kalian pergi saja ke Rovergroot, tempatnya tidak terlalu jauh dari sini, dan harganya tidak terlalu mahal untuk dompet, kalian tinggal pergi saja ke Jalan Konty No 21, disamping Apotik Turbin", ucap Ibu di kedai.

"Jadi begitu, terima kasih banyak bu", ucap Rony.

"Iya sama-sama nak", sahut Ibu.

Selesai beristirahat mereka lalu pergi ke Motel Rovergroot, mereka lalu memesan sebuah kamar disana. Dengan masih dihantui rasa cemas oleh para petugas yang masih mencari mereka, serta hal aneh apalagi yang akan mereka alami nantinya, membuat mereka tidak bisa tidur dengan tenang memikirkan kapan mereka bisa bebas.

7:15 pagi, alarm telah berbunyi, dengan kantung mata gelap dan keadaan lelah, bahkan belum sempat mandi ataupun sarapan, mereka sudah tergesa-gesa saja untuk pergi, berbagai barang keperluan mereka telah siapkan sebelumnya, setelah itu mereka segera pergi dari sana.

Tak berselang beberapa menit, baru mereka menapakkan kaki keluar dari gerbang, sudah terdengar lagi suara teriakan keras yang sama seperti sewaktu ketika mobil mereka terhalang pohon dan tiang listrik disaat gempa.

"Suara itu lagi!, kita harus bagaimana sekarang?!", ucap Gani panik.

"Hey..hey...kalian dengar itu?...langkah kaki itu ada lagi", ucap Rony cemas.

"Iya suaranya terdengar jelas, namun perhatikan!, suaranya sekarang perlahan menghilang?!", ucap Sadam kebingungan.

"Eh..i-iya kau benar", ucap Gani.

Namu entah darimana asalnya, tiba-tiba kepala Rony terpelintir, terlihat darah mengucur dari matanya, ia lalu tergeletak di tanah, dengan lidahnya yang terlihat habis dicabut.

"Haa!?...RONYYY!!!",ucap Sadam terkaget.

Tak lama, makhluk itu menghabisi Gani juga. Darah dan tulang mengucur dimana-mana, terlihat kota dalam keadaan kacau dan gempa dahsyat terjadi lagi, langit terlihat mengamuk dengan petir yang saling berlompatan, suara itu membuat semuanya menggila.

.......................
....................
.................
..............

"Baiklah kita sudahi saja untuk hari ini, subjek Sadam kita pindahkan ke dalam mode cryogen, jangan lupa isi ulang tabung nutrisinya juga", ucap seorang pria.

"Baik pak!", ucap seorang pria lainnya.

"Matikan lampunya dan kunci ruangannya juga ya", ucap seorang wanita.

"Siap nyonya", ucap serentak beberapa pria.
.......................
....................
.................
..............

"Lihatlah para manusia itu, sedang memainkan manusia lainnya, mengotori pikirannya dengan hayalan payah, sedangkan mereka tidak menyadari bahwa kita juga yang telah mengendalikan mereka dari atas sini dan memainkan mereka, mereka pikir itu nyata?, coba pikir lagi".

-FIN-

Hell-ish | Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang