"Ruang kontrol, ada apa ini? Halo?...ruang kontrol tolong di respon, ganti," kata petugas Yama.
".....bzz...bzzz...bzzz."
"Bzzz...z...zzz...zzz."
"Tidak ada jawaban, sialan!...apa-apaan ini... baiklah begini saja, aku dan Timmy akan mengecek ruang kontrol, yang lain mengurusi tahanan yang kabur," ucap Petugas Yama.
"Huh..huh..huh, lewat sini Sadam, gerbang depan sudah terbuka, sekarang kesempatan kita," kata Rony yang terengah-engah.
"Baiklah!" tegas Sadam.
Mereka berdua pun dapat keluar dari fasilitas tanpa diketahui siapapun, kebetulan juga cuaca sedang hujan deras, sebuah kesempatan yang bagus bagi mereka untuk pergi. kamera keamanan dan sensor pendeteksi juga mati, membuat pelarian mereka semakin mudah lagi.
"Hey Rony, sekarang kita harus pergi kemana?" Tanya Sadam.
"Sebentar, aku akan meminta bantuan teman dekatku," ucap Rony.
"Apakah Gani?", tanya Sadam.
"Bagaimana kau tahu?, aku belum pernah menceritakannya kepadamu", tanya Rony kembali.
"Hah..bukannya tadi sewaktu di sel kau menceritakannya kepadaku?" Ucap Sadam kebingungan.
"Sebelum ada alarm bodoh itu, aku hanya tidur-tiduran saja, sedangkan kau tertidur lelap dan mengigau," ucap Rony.
"Entahlah, lebih baik kau cepat menelpon temanmu itu, urusan tadi kita pikirkan lain kali, kepalaku sakit memikirkannya," ucap Sadam.
Rony lalu mengiyakan dan menelpon Gani. Setelah beberapa kali mencoba menelpon, akhirnya Gani menjawab telponnya, terlihat rintih dan pelan sekali dari cara berbicaranya.
Rony lalu menjelaskan kejadian yang terjadi, dan meminta bantuan Gani. Pada awalnya Gani terlihat menolak, namun pada akhirnya hatinya luluh juga untuk membantu.
Berselang beberapa jam berlalu, Gani akhirnya datang dengan membawa van miliknya.
"Hey Gani, ini Sadam yang kuceritakan di telpon tadi," ucap Rony.
"Baiklah nanti saja bicaranya, masuk dulu kedalam," jawab Gani
Mereka berencana pergi ke rumah pondok milik keluarga Gani karena tempat itu sudah lama tidak ditinggali.
Diperjalanan, Gani perlahan mulai kehilangan kesadarannya, tanpa diketahui Rony dan Sadam, Gani sebenarnya sedang sakit, namun ia memaksakan dirinya untuk menjemput mereka berdua. Kesadaran Gani semakin pudar dan hilang, akhirnya van mereka pun menabrak sebuah toko di pinggiran jalan, untung saja tidak ada yang terluka parah.
***
"Haah..hah...hah, dimana aku?!" ucap Sadam histeris.
Sadam terbangun disebuah tempat gelap dengan dataran yang tidak ada ujungnya, disitu ia melihat banyak sekali manusia yang saling berjalan beriringan, beberapa juga ada yang duduk sambil mengobrol, Sadam tidak mengerti apa yang mereka katakan, bahasa mereka sangat asing di telinga Sadam, ia mencoba untuk memahaminya namun tetap tidak bisa juga. Di kejauhan ia melihat Dendy berdiri melambaikan tangannya ke Sadam, ia lalu mendekatinya.
"Keluarlah Sadam, akan kubantu kau pergi, jangan terlalu lama disini, perlahan tempat ini akan mengubahmu menjadi mereka, aku bisa merasakan energi yang aneh ini memakanmu secara perlahan," ucap Dendy.
"Lalu bagaimana aku bisa keluar dari sini?" Tanya Sadam.
"Dan bagaimana denganmu?" Sadam menimpali.
"Aku rasa aku akan terjebak disini untuk waktu yang lama, dan mungkin perlahan aku akan berubah menjadi mereka, baiklah sekarang kita membicarakan tentang jalan keluar untukmu, kau pergilah ke tempat diantara dua pohon, diantara dua pohon itu ada sebuah lubang kecil ditanah, kau tinggal menggalinya cukup dalam dan tak lama kau akan melihat sebuah cahaya terang yang bisa mengeluarkanmu dari sini," ucap Dendy.
"Baiklah, aku tak punya pilihan lain selain mempercayaimu, tapi mengapa kau tidak keluar dari sini, bukannya kau tahu jalan keluarnya, dan darimana kau tahu hal itu?" Tanya Sadam.
"Orang-orang disinilah yang tahu caranya, aku bisa memahami perkataan mereka, karena mungkin tak lama lagi aku akan berubah menjadi mereka juga, dan aku sudah mencoba untuk pergi, namun sepertinya tempat ini memaksaku untuk tinggal," ucap Dendy.
"Jadi begitu, maaf aku tak bisa menolongmu," ucap Sadam.
"Tidak apa-apa, ini mungkin penebusan dosaku terhadap korban yang kubunuh, kau masih ada kesempatan, gunakanlah itu," ucap Dendy.
Sadam lalu mulai mencari tempat yang telah Dendy beritahu sebelumnya.
Sadam akhirnya menemukannya, ia lalu mulai menggali lubang tersebut dengan kedua tangannya, setelah beberapa lama cahaya terang terlihat, Sadam dengan tanpa keraguan langsung masuk kedalamnya.***
"ARGH! RONY!" teriak Sadam.
"HEY! aku tidak apa-apa, Gani sedikit terluka, bagaimana denganmu?" Tanya Rony.
"Huh....aku tidak apa-apa, kita pergi dari sini sekarang," ucap Sadam.
Mereka bertiga lalu pergi dari tempat tersebut, Gani yang tidak sadarkan diri dibopong oleh Rony dan Sadam. Mereka lalu berhenti di sebuah rumah sakit, sembari membawa Gani untuk diperiksa disana, karena mereka khawatir dengan keadaan Gani, terutama Rony.
Sudah hampir beberapa jam berlalu sejak insiden di fasilitas terjadi, dan banyak sekali tahanan yang kabur daripada yang ditangkap. Setelah momen dimana Sadam dan Rony berhasil kabur, beberapa menit setelahnya petugas Yama dan Timmy memeriksa ruang kontrol, disitu mereka melihat banyak sekali kejanggalan. Para staff didalamnya mati dalam keadaan yang nahas, kebanyakan memiliki pola kematian yang sama yaitu semua kepala mereka dan tangan serta kaki terpelintir dengan aneh, beberapa juga kehilangan mata dan lidah mereka.
"Astaga Timmy, siapa orang gila yang melakukan ini?, coba kau periksa rekaman CCTVnya," ucap petugas Yama.
"Baiklah!" tegas petugas Timmy.
Setelah diperiksa rekamannya, mereka menemukan hal yang lebih aneh lagi, beberapa menit sebelum alarm berbunyi, pintu ruang kontrol ini dibuka dengan paksa oleh tenaga yang luar biasa, siapapun yang melakukannya benar-benar orang yang kuat, dan anehnya tidak terlihat sama sekali pelakunya siapa, para korban diserang oleh sesuatu hal yang tidak terlihat dan menghabisi para staff dengan waktu yang cepat. Keringat benar-benar mengucur dari kening mereka berdua, tidak ada jejak, dan senyap, membayangkan bila makhluk apapun itu masih berkeliaran di fasilitas tersebut dan sewaktu-sewaktu bisa membunuh mereka sebelum mereka sempat bereaksi, adalah suatu mimpi buruk untuk siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hell-ish | Short Story
Fiksi Umum"Sedikit gila, sedikit lebih baik" Cerita ini tentang petualangan idiosinkratik dari sudut pandang yang bernama Sadam yang menelusuri berbagai misteri yang ada, dan ia mencoba untuk mencari tahu kebenarannya.