Typo Bertebaran!!!
Happy Reading♡Bella berlari memasuki rumah namun dahinya mengerjit saat tidak menemukan siapaun. Jangan bilang Ayahnya pergi lagi. Dengan lemas ia melangkahkan kakinya menuju taman belakang
“Bi Ayah kemana?” tanya Bella kepada Bi Irah yang sibuk menata bunga
“Mungkin di ruang kerjanya Non”
Bella menghembuskan nafas lega “Kalo gitu Bella ke atas dulu. Bibi jangan lupa istirahat”
Tanpa menunggu balasan dari Bi Irah, Bella langsung berlari memasuki rumah. Bi Irah tersenyum sendu menatap punggung Bella yang semakin menjauh. Tidak terasa waktu berjalan dengan cepat. Bella yang sering menangis kini telah menjelma menjadi remaja cantik nan baik hati
“Anakmu tumbuh dengan baik Sarah, dia persis seperti mu”
***
Bella berdiri didepan pintu yang sedikit terbuka. Di sana dia melihat Pram yang tengah menangis sambil memandang foto pernikahannya. Tak ada isakan, pria itu menagis dalam diam
“Ayah pasti merindukan Bunda” batin Bella
Tanpa ada niatan untuk mengganggu, Bella kembali menutup pintu dengan rapat. Kakinya melangkah menjauh meninggalkan ruang kerja Ayahnya
Sesampainya di kamar, Bella segera mengunci pintunya. Ia berjalan mendekati bingkai foto yang memperlihatkan seorang wanita cantik. Gaun putih yang dipakainya senada dengan warna bunga mawar di belakangnya
Jemari lentik Bella mendarat sempurna diatas foto. Diusapnya dengan lembut seakan sosok itu benar-benar ada dihadapannya. Cairan bening mengalir begitu saja dipipinya
“Bunda” lirih Bella
“Kenapa Bunda jarang dateng ke mimpi Bella? Bunda tau kan Bella kangen banget sama Bunda. Maaf kalau sampai sekarang Bella belum bisa nepatin janji. Sekeras apapun Bella berusaha tapi rasa sakitnya masih ada Bun. Air mata ini terus aja keluar tanpa bisa dicegah” ucap Bella sambil menghapus air matanya
“Bunda bahagia kan disana? Bella sayang Bunda. Tunggu Bella sama Ayah di sana. Suatu saat kita pasti akan berkumpul lagi. I miss you each and everyday my Angel”
***
Bella terbangun saat mentari sudah digantikan oleh rembulan. Kepalanya terasa berat karena terlalu banyak menangis. Bahkan ia tertidur tanpa mengganti seragamnya. Setelah mandi ia langsung turun untuk makan malam. Seperti biasa, makan malam selalu diselingi dengan pembicaran kecil seputar kegiatan Bella hari ini
Selesai dengan makanannya Bella langsung beranjak menuju kamarnya untuk belajar karena besok akan ulangan fisika. Hp sengaja ia silent agar tidak mengganggu. Karena saat ada notifikasi, dengan reflek ia akan membukanya
Tok Tok Tok
“Non ada yang nyari Non Bella” ucap Bi Irah di ambang pintu
“Siapa Bi?” tanya Bella penasaran
“Katanya temen Non Bella, cowo kasep pisan” ucap Bi Irah semakin membuat Bella penasaran. Siapa gerangan yang bertamu malam-malam kerumahnya
Setelah menutup bukunya, Bella beranjak mengikuti Bi Irah dari belakang. Saat sampai di ujung tangga ia melihat seorang cowo yang duduk membelakanginya
“Bella sini sayang” kata Pram saat menyadar kedatangan anaknya
Otomatis cowo yang tadi sedang mengobrol dengan Pram itu menoleh kebelakang dan tersenyum singkat
“Dava?” ucapnya kaget
“Hai”
“Ngapain lo disini?” tanya Bella masih dengan tampang kagetnya
“Bella gak boleh gitu. Dava kesini mau ajak kamu jalan” ucap Pram yang tambah membuat Bella kaget. Sejak kapan Ayahnya yang overprotective ini
membiarkannya keluar malam?“Ayah serius?” tanya Bella memastikan
“Dua rius malah, buruan kamu ganti baju”
Walau belum sepenuhnya mengerti, Bella tetap berjalan menuju kamarnya. Pilihannya jatuh pada sweater rajut wana soft pink dipadukannya dengan celana panjang warna mocca. Rambutnya ia gerai dengan jepit dikedua sisinya
Setelah mengenakan flatshoes dan slinbag Bella berlari menuruni tangga. Dava dan Ayahnya terlihat asik mengobrol. Bella menggelengkan kepalanya heran. Ada apa dengan Ayahnya malam ini?
Dava yang menyadari kedatangan Bella segera berpamitan dengan Pram begitupun dengan Bella. Awalnya mereka bingung mau kemana, namun setelah berunding mereka memutuskan untuk ke taman kota
Mereka duduk di salah satu bangku sembari memandang air mancur yang silih berganiti mengeluarkan warna. Suasana tidak terlalu ramai karena ini bukan malam minggu
“Mau permen kapas?” ucap Dava saat melihat penjual permen kapas
Bella mengangguk antusias. Ini pertama kalinya ia keluar malam tanpa bodyguard dan rasanya sangat menyenangkan
Dava terkekeh kecil melihat cara Bella memakan permen kapas, menggemaskan seperti anak kecil
“Mau?” ucap Bella sambil menyodorkan permen kapasnya ke hadapan Dava
Dava menggeleng, tangannya terulur untuk menyampirkan rambut Bella kebelakang telinga
“Jangan liatin gue kek gitu” ucap Bella gugup karena Dava terus menatapnya. Senyum Dava itu sangat manis sampai Bella takut terkena diabetes karenanya
“Emangnya kenapa?” tanya Dava sok polos, dia malah semakin mendekatkan wajahnya
“Davaaaa” rengek Bella berusaha menjauhkan wajah Dava
Dava tertawa melihat tingkah Bella yang sangat menggemaskan. Ingin rasanya ia memakan pipi Bella yang kini memerah seperti tomat. Tangannya kembali terulur dan mengacak rambut Bella gemas“Lo ngomong apa sama Ayah kok bisa diizinin? Biasanya Ayah itu overprotective pake banget. Nessa sama Sasya aja gak pernah berhasil bawa gue keluar kalo malem. Kok sama lo di bolehin sih?” tanya Bella kepo
“Mungkin karena gue spesial” jawab Dava terkekeh kecil
“Emang martabak pake spesial” cibir Bella
“Yang jelas gue udah berhasil menaklukan Ayah lo, tinggal anaknya aja” gumam Dava di akhir kalimat
“Magsudnya?”
“Gak usah dipikirin. Yang penting sekarang lo diizinin keluar kan. Jadi kita nikmatin aja”
Bella mengangguk setuju, entah apa yang sudah Dava katakan kepada Pram. Yang pasti ia sangat bersyukur malam ini. Karena Dava juga mood nya jadi sedikit membaik
Sisa waktu dihabiskan mereka dengan berbincang kecil. Saling bertukar cerita dan lebih mengenal satu sama lain. Sampai jam menunjukkan pukul sembilan malam barulah Dava mengantar Bella pulang
------------------------------------------------------
TBCLove you all😘
KAMU SEDANG MEMBACA
ARABELLA
Teen Fiction"Jadi ini alasan kamu ngajak aku kesini" lirih Bella seraya tersenyum kecut "Sekuat apapun aku berusaha untuk bertahan, nyatanya aku tetap dipaksa untuk menyerah" lirihnya Bella berbalik dan bersiap melangkahkan kaki telanjangnya. Namun, sebelum pe...