¤ D A N D E L I O N ¤ ✔

17

Author POV

~4 Years Later~

"NASI GORENG UDAH MATENG! YANG BANGUN DULUAN DAPET TELOR CEPLOK YANG KUNING TELURNYA DOUBLE!"

Teriak Jihoon sambil menghidangkan 4 piring nasi goreng di meja makan. Masih dengan celemek bermotif polkadot yang menempel di tubuhnya.

Hanya dalam waktu kurang dari 10 detik, dua orang anak berlarian keluar dari dua kamar yang berbeda.

"AKU DULUAN! AKU YANG DAPET!" Teriak Jiya heboh,

"APASIH KAK! NANA YANG DULUAN!" Teriak anak satunya, yang tak lain adalah Nana,

Nama panjangnya Park Sena.
Biasa dipanggil Nana.
Umurnya baru tiga tahun.

Iya, Jihoon dan Naya benar-benar memberi Jiya seorang adik laki-laki, yang lahir tiga tahun lalu.

Nana yang baru berumur tiga tahun itu bawelnya kebangetan, bicaranya pintar banget. Persis Jihoon waktu kecil.

"Suit aja suit, kertas gunting batu, yang menang dapet telur ceplok kuningnya double." Kata Jihoon,

"Mama belum bangun?" Tanya Jihoon,

Kedua anaknya itu kompak mendelikkan bahu.

.

Jihoon duduk tepi kasur, senyumnya mengembang kala menatap Naya yang masih tidur nyenyak dibalut selimut.

Maklum, semalam Naya pulang telat gara-gara ada pasien darurat. Jadinya sekarang dia masih tidur nyenyak.

Jihoon sih dengan senang hati bangun pagi buta, beresin rumah, masak, nyuci baju dan lain-lain. Seperti biasa, mereka gantian ngerjain itu semua.

"Selamat pagi, dengan Nyonya Song Naya?" Tanya Jihoon iseng sambil narik-narik tangan Naya,

Naya membuka matanya sedikit dan melirik ke arah Jihoon, "Bukan. Saya Irene Red Velvet."

"Upilnya Irene kali ah-"

Bughhh!

Naya langsung memukul Jihoon pake bantal.

"Song Naya cantik anaknya pak Mino, buruan bangun, nanti nasi gorengnya keburu dingin." Kata Jihoon,

Naya masih merem juga, "Masih ngantuk." Jawabnya,

"Kalo bangun sekarang dapet ciuman gratis!!" Kata Jihoon lagi,

"Ogahhh. Mending gak usah bangun sekarang kalo gitu." Jawab Naya sambil nutupin wajahnya pake bantal,

Jihoon menarik selimut yang membalut tubuh Naya, "Cepetan bangun ish! Diisi dulu perutnya. Pasti semalem gak makan, iya kan? Nanti perut kamu sakit!"

"Huaaaaaahhhhhhhh, bawel banget sih Aiur ..." Ucap Naya sambil nguap, dia langsung bangun,

"Gendong!" Naya udah merentangkan kedua tangannya sambil berdiri di tepi kasur,