Orang tua berharap banyak pada mu ketika kamu sudah menyelasaikan pendidikan mu. Mereka berharap kamu bisa bekerja di suatu instansi yang gajinya besar untuk mencukupi ekonomi mereka. Namun, untuk bekerja disana hati tidak menerima, sebab persyaratan untuk berkerja di tempat itu sangat menyelisihi syariat. Dan kamu, sudah memutuskan kembali ke jalan Allah, berusaha untuk taat sama Allah termasuk dalam perihal pakaian.
Sebagaimana Allah berfirman :
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin; Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab: 59).
Dan kamu berpegang teguh dengan ayat itu...
Kamu tak rela hijab mu di lilit ke leher...
Tak rela tubuh molek mu di perlihatkan...
Dan lebih lagi, kamu tak rela buka hijab...
Tapi,
Orang tua terus merengek, dan berkata,
"Pendekan hijabmu! Dan kerja disana!"
Atau berkata,"Lepas hijabmu! Dan bekerja disana!"
Dan kamu tetap mempertahankan hukum Allah. Orang tua mu yang sangat awam pun semakin murka.
"Hijab panjang seperti teroris!"
"Ikut aliran apa?! ISIS?!"
"Kalau kamu terus berpakaian seperti ini, kamu tidak akan dapat kerja!"
"Kamu tidak akan bisa balas budi orang tua!"
"Percuma kami kuliahin kamu! Tapi kami tak dapat apa-apa dari mu."
"Katanya ngerti agama, tapi sama orang tua tidak taat!"
"Dasar pengangguran!"
"Kami menyesal membiayai pendidikan mu!"
Perkataan itu selalu berdengung di telinga mu, membuat mu tersedu karena merasakan kepedihan itu setiap hari. Sebetulnya, kamu ingin bekerja untuk membantu ekonomi mereka, hanya saja belum ada pekerjaan yang cocok untuk mu. Percayalah, Allah mencintai mu, maka Allah kirimkan ujian itu untuk mu, dan Allah percaya bahwa kamu mampu melewati itu semua.
Allah berfirman :
"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar" (Al Baqarah ayat 155)
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS. Surat Al-‘Ankabut: 2)
Allah menguji hambanya sesuai dengan kemampuan hamba tersebut. Perumpaanya seperti ini, kamu ingin masuk ke Universitas Negri impian, tapi apakah mudah untuk memasuki Universitas itu? Pasti, melalui banyak proses dong? Belajar untuk persiapan ujian, dan berbagai halnya. Begitu juga dengan Syurga, kamu hijrah berharap masuk Syurga pastinya? Dan proses masuk ke dalam sana itu tidaklah mudah, maka dari itu Allah takdirkan dunia sebagai tempat ujian, siapa yang berhasil istiqomah dengan sabar, Syurga jaminanya.
Ujian itu datangnya dari Allah, solusi pun datang darinya juga.
Iman itu ibaratnya seperti pohon, semakin dia tumbuh tinggi, maka angin pun semakin menerjang. Solusinya, mintalah selalu pada Allah agar di beri keistiqomahan dalam berhijrah, agar tidak lagi berbalik arah seperti dulu. Sekelas para sahabat saja yang imanya lebih kuat dari baja, mereka selalu takut untuk tidak istiqomah di atas islam, mereka selalu berdoa untuk itu.
Sebagaimana mereka berdoa:
'Robbana laa tuzigh quluubanaa ba'da idz hadainaa'
Artinya: "Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami."
‘Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi ‘Ala Diinik’
Artinya: “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas
agama-Mu.” (HR> Tirmidzi 3522, Ahmad 4/302, al-Hakim 1/525, Lihat Sholih Sunan Tirmidzi III No. 2792)Dan solusi meghadapi orang tua, gimana?
SABAR DAN SHALAT!
Allah berfirman :
"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu" (QS. Al Baqarah ayat 45)
Orang tua mu hanya tidak tau ilmunya, islam mereka selama ini islam biasa. Untuk itu, kamu yang sudah ngaji, berikanlah udzur kepada mereka, jelaskan secara baik-baik, dari hati ke hati dan yakinkan mereka untuk jangan khawatir akan rezeki Allah. Sembari tunjukan akhlakul karimah yang baik sama orang tua, seiring berjalanya waktu mereka akan luluh dan memahami hijrah mu karena akhlak mu. Sebagaimana kisah Nabi Muhammad, manusia berbondong-bondong masuk ke agama islam sebab akhlak beliau, jadikanlah itu sebagai pelajaran.
Jadikan sejadah sebagai tempat mu mengadukan kisah pilu hidup mu, bergantunglah pada Rabb mu, dan mintalah kuota keistiqomahan dan kesabaran hati. Jangan pernah berbalik arah, sebagaimana kata Imam Syafii:
"Ketika engkau sudah berada di jalan yang benar menuju Allah, maka berlarilah. Jika sulit bagimu, maka berlari kecillah. Jika kamu lelah, berjalanlah. Jika itu pun tidak mampu, merangkaklah. Namun, jangan pernah berbalik arah atau berhenti.” (Imam As-Syafi’i)
Perumpamaan orang yang kembali ke jalan Allah itu, seperti anak yang baru pertama kali kenal dunia, melewati masa TK dulu, nggak langsung menemukan pekerjaan, melalui proses panjang sekian tahun menempuh pendidikan dunia. Begitupun ketika kembali ke jalan Allah, segala yang kita lakukan itu harus sesuai dengan ilmu Allah, halal dan haramnya sesuatu kita harus tau, maka dari itu perlu belajar.
Jika orang tua memang sangat membutuhkan, silahkan ikhtiar untuk cari kerja yang sesuai syariat, jangan jadikan gaji sebagai patokan UMR atau tidaknya, karena yang Allah nilai keberkahan. Buat apa gaji UMR tapi tidak berkah? Berpakaian tidak senonoh, perusahaan riba, perhotelan yang di jadikan sebagai tempat zinah, wanita di pajang sebagai sales, pekerjaan melarang berpakaian syar'i, ikhtilat laki-laki dan wanita, sudah! jauhi itu semua karena Allah, ittaqillah. Jangan khawatir akan rezeki, sejak kamu di dalam kandungan Allah tetap memberi mu nafas dan asupan, padahal di dalam sana kamu tergenang air.
Intinya ujian yang kita hadapi itu tidak seberat ujian Rasulullah shallahu alaihi wassalam dan para sahabatnya. Jangan lupa berteman dengan orang shalih dan baca kisah-kisah para Nabi dan sahabat, sebagai penambah keimanan.
Semoga istiqomah, jangan berbalik arah ya :)
****
Semoga termotivasi
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntuk manusia yang lemah
Poetry"Dan manusia diciptakan dalam keadaan lemah'" (An Nisa: 2) Mengutip kisah nyata yang di alami para kerabat dan lingkungan . Baca ini... Agar tau apa arti bersyukur....