First. (Afraid)

303 38 21
                                    

Jadi, aku memutuskan membuat book ini khusus untuk berbagai plot dengan cast utama Jaepil ><

Setuju ga? Ehehe.

Don't forget to vote + comment, ya ><

Summary bisa dibaca di deskripsi ceritanya ya ><

“Kapan kau mau mengunjungi Eomma? Sesekali kau harus pulang ke Incheon, Wonpil – ah.”

Wonpil menghela nafasnya lelah, ia lalu mengecek kalender yang ia letakkan di atas meja kerjanya. “Aku lumayan sibuk, tapi minggu depan aku akan mencari waktu untuk menemui Eomma.”

“Ah!! Baiklah.. Baiklah!! Eomma sangat senang! Jangan ditunda ya, Wonpil – ah! Eomma ada kejutan untukmu!”

Wonpil memutar bola matanya malas, “Eomma tidak akan berusaha menjodohkanku lagi kali ini, kan?”

“Kali ini tidak. Eomma serius.”

“Heum. Baiklah. Eomma, banyak hal yang harus kupersiapkan. Sampai jumpa nanti, Eomma.”

“Ne.. Jangan lewatkan makan siangmu ya, putri ku. Annyeong~”PIP.

Wanita itu lalu meletakkan kembali ponselnya keatas meja kerjanya. Lalu kembali memusatkan perhatiannya pada laptop yang berada di depannya.

Tapi, getaran ponselnya kembali menarik perhatiannya.

Dowoon is calling..

     Answer.                                  Decline.

“Yeoboseo? Wae?”

“Kau tak mau makan siang? Aku sudah di depan kantormu.”

Wonpil melihat jam yang ia letakkan di pergelangan tangannya. Right, sudah jam 3 sore.

“Aku turun sekarang.”

.
.
.

“Jadi, minggu depan kau akan kembali ke Incheon?”

Wonpil mengangguk kecil sambil menyeruput cola yang ia genggam. Ia dan Dowoon menjatuhkan pilihan mereka ke KFC untuk makan siang.

“Eomma mu pasti merencanakan suatu hal lagi.”

Wonpil mengedikkan bahunya, “Entahlah, aku rasanya sudah lelah akan itu semua. Jika ia melakukannya lagi, aku akan menolak tepat di depan namja yang akan ia kenalkan.”

Dowoon menggelengkan kepalanya kecil, “Hey, kau sebenarnya tak harus berlaku seperti itu. Jalani saja sebentar, jika tidak cocok, pergi. Kau belum pernah berpacaran, kau harus mencobanya sesekali.”

Entah kenapa Wonpil tersenyum dan itu terlihat pahit dimata Dowoon. Seketika teringat sesuatu, ia menunduk.

“Maaf, aku lupa akan hal itu.”

Wonpil tersenyum tapi kali ini terlihat menenangkan. “It’s okay. It’s not a big thing.”

Dowoon menghela nafasnya, “Tapi menurutku kau memang harus mencobanya, Pil – ah.”

Wonpil hanya tertawa kecil menanggapinya.

.
.
.

Kim Wonpil. 28 tahun. Wakil Direktur III di perusahaan modis ternama di Korea Selatan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

So, Honestly..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang