Teman Lama

161 14 0
                                    

Dari kejauhan ku amati wanita itu! Berbagai pertanyaan muncul dalam pikiranku. Siapa sih sok kenal sok akrab?

Wanita yang cantik dan manis dengan senyumnya. Kini aku dan dia berdekatan, wajah yang tak asing bagiku.

"Hai. Kamu Wulan kan? Baik!" Sahutku
"Iya aku Wulan temen SD dulu" ujarnya.

Ternyata benar dia adalah Wulan temanku dulu. Sudah lama tak bertemu dia, walaupun satu kampung tapi jarang sekali ketemu hanya untuk bermain atau mengobrol saja.

"Oiya aku inget kok! Aku gak nyangka kita satu sekolah lagi, hahahhaha" tawaku

Aku dan Wulan memang berteman dari kecil, tapi setelah kelulusan SD aku dan dia terpisah. Pada waktu itu Wulan harus ikut keluarganya ke kota dan melanjutkan sekolah disana tapi syukurlah dia balik ke kampung dan sekolah disini.

"Oiya Lan, kamu tadi kelompok berapa?" Tanyaku disela pembicaraan
"Aku masuk kelompok 4" jawabnya singkat
"Aku kira kita sekelompok:v aku senang loh kalo sekelompok denganmu jadi aku punya temen ngobrol" ujarku
"Aduh lif, kamu tuh harus bisa adaptasi dengan sekolah baru kita. Jangan terlalu menutup diri" ujarnya menasehatiku
"Uhhh!" Aku mendengus kesal
"Udah lah lif ayo masuk, siapa tahu kamu dapat kenalan cewek cantik" ujarnya sambil tersenyum.
"Yang cantik kan kamu, Wulanku!" Ujarku sambil mengerling padanya

Waktu istirahat sudah habis, kini aku dan Wulan pun masuk ke kelompok masing-masing.

Semua budak harus mengikuti  intruksi sang penguasa. Kalau tidak, para budak akan menerima akibatnya!

Sebuah adidaya dikalangan siswa dalam perbudakan kali ini, dimana yang berkuasa berhak menentukan segalanya.

Seperti biasa selalu ada perkenalan di setiap awal pertemuan. Seperti pepatah 'tak kenal maka tak sayang' yang sudah mendarah daging. Semua budak memperkenalkan diri termasuk OSIS sang penguasa juga.

Perkenalan kali ini dimulai dari para penguasa, Intan, Putri, Rizal, Romi dan Zaki yang memperkenalkan diri secara bergantian dilanjutkan dengan kami para budak.

Giliranku tiba....
"Hai, perkenalkan aku Alif Herdiansyah, aku dari SMP Harapan. Terimakasih" ucapku memperkenalkan diri.
"Kok pada diem sih? Ayo say hai dong ke Alif!" Kata Putri sang penguasa.
"Hai Alif" semua budak mengikuti intruksi sang penguasa.

Sungguh ajaib, para budak menuruti intruksi sang penguasa.

Setelah serangkaian kegiatan hari pertama perbudakan dilaksanakan, aku bebas dari penguasa yang merasa mereka paling hebat. Dan tentunya semua budak diberi tugas membawa barang-barang aneh dengan bahasa yang tak ku mengerti sebagai teka teki dari sebuah persyaratan. Huahhhh ini membuatku terbebani apalagi dengan keadaan ekonomi keluargaku.

Bersambung......

Hari pertama perbudakan sudah muncul masalah buat Alif, terus bagaimana kelanjutannya? Makanya jangan lupa vote dan comment biar semangat update nya!

INTROVERTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang