TEN

9K 702 47
                                    


“Kau marah padaku?”

“.....”

“Sakura.”

Sasuke mempercepat langkahnya kala Sakura berlari kecil mendahuluinya. Lelaki itu langsung menghadang langkah Sakura.

“Menyingkirlah, Sasuke-kun.”

“Tidak.”

Sasuke menyandarkan tubuhnya ke dinding, Sakura mencoba melangkah lagi namun tangan Sasuke sudah meraih lengannya. Gadis itu memberontak, menggoyangkan lengannya agar bisa terlepas dari cengkraman Sasuke.

“Apa yang kau lakukan?”

Sakura mendelik kala Sasuke tiba-tiba membungkukkan badannya, kemudian dengan cepat mengubah posisi Sakura. Sakura sendiri merasa terkejut kala lelaki itu memanggul dirinya seperti sekarung beras. Gadis itu mencakar dan memukuli punggung Sasuke.

“Itu sakit, Sakura.”

“Turunkan aku!”

Sasuke tak menghiraukan teriakan Sakura, lelaki itu melenggang santai menuju parkiran mobil ichiraku. Ia mengeratkan pegangannya di paha sang gadis saat membuka pintu mobilnya. Sasuke mendudukkan Sakura kemudian memasangkannya sabuk pengaman.

“Sasuke-kun!”

“Buka pintunya!”

Sakura menggedor pintu mobil Sasuke berulang kali namun lelaki itu hanya diam dan melajukan mobil sportnya, membelah jalanan kota Konoha di malam hari dengan kecepatan maksimum.

“Tunggu dulu, kita mau kemana?”

“Ini bukan jalan ke apartement ku.”

“Bisa kau diam?”

Sasuke berkata pelan namun penuh ketegasan. Suara Sakura entah mengapa membuatnya tidak fokus.

“Kau mau bawa aku kemana?”

CKIIIT!

“Kau berisik!”

Sasuke menghentikan mobilnya secara mendadak. Lelaki itu menarik Sakura kedalam pelukannya kemudian memukul tengkuk gadis itu hingga tak sadarkan diri.

° ° °

Sakura mengerjabkan matanya kala sinar matahari mulai menyusup dari balik tirai jendela. Tersadar bahwa ruangan ini bukan kamarnya, gadis itu langsung bangun dan mengelus tengkuknya yang terasa sedikit ngilu. Kakinya bergerak turun dari ranjang kemudian melangkah menuju pintu kamar.

“Kenapa kau membawa gadis itu kemari Sasuke? Kau ingin berbuat mesum disini?”

“Kau sendiri sering melakukannya, Itachi.”

“Terserahku lah, ini apartementku.”

Samar-samar Sakura dapat mendengar perdebatan terjadi antara Sasuke dengan kakaknya. Gadis itu menempelkan telinganya lebih dekat ke arah pintu.

“Apa kau lupa kalau aku juga ikut melunasi sewa apartement ini?”

“Ya ya ya, kau menang. Lakukan sesukamu saja. Aku akan berangkat sekarang.”

“Hn, kerja yang benar. Jangan mengelus paha wanita saja.”

Mirror please.”

Sakura menahan tawanya, gadis itu melebarkan mata saat tubuhnya terdorong pelan. Ia dapat melihat tubuh tinggi Sasuke dari balik pintu yang kini sudah terbuka.

“Sakura.”

Sasuke menyapanya, gadis itu beringsut mundur kala sang lelaki mulai bergerak mendekatinya. Sakura sangat gugup saat ini.

“Aku ingin pulang.”

“Kenapa buru-buru sekali?”

Sakura berhenti kala kakinya menabrak ranjang dibelakangnya. Sasuke menarik pinggul Sakura mendekat padanya. Lelaki itu memeluknya erat.

“Apa yang kau inginkan Sasuke-kun?”

“Dirimu.”

“Kau bercanda?”

“Tidak.”

Sakura menatap Sasuke yang juga menatapnya. ‘Dia terlihat serius akan ucapannya, tapi kenapa? Matanya itu seolah menyimpan kegelisahan padahal ekspresinya tampak biasa saja.

“Boleh aku bertanya?”

“Umm, tentu saja.”

“Jadi, apa hubunganmu dengan Gaara?”

“Apa itu penting bagimu?”

Sakura mengalihkan pandangannya, pipinya sedikit merona ketika dirinya mulai membayangkan hal yang lebih intim di otaknya.

“Sebaiknya kau jangan dekat-dekat dengan laki-laki lain. Terutama Gaara.”

Sakura menoleh pada Sasuke yang kini menunduk. Lelaki itu menempelkan dahinya pada dahi Sakura, hidung mereka bahkan bersentuhan.

“Kenapa kau bicara seperti itu? Lagipula kau siapaku sehingga kau melarangku dekat dengan Gaara? Dia itu kan—”

“Sakura.”

Sakura terdiam, ia dapat merasakan suara Sasuke memelan. Lelaki itu semakin menunduk, menghirup aroma di ceruk lehernya.

“Apa kau tak sadar perlakuanku padamu selama ini?”

“Hah?”

“Jika kau tak tahu apa yang ku maksud, mungkin dengan ini kau akan mengerti.”

Sasuke mendudukkan Sakura di tepi ranjang. Lelaki itu mencondongkan tubuh ke depan dan menekan bibirnya ke bibir Sakura, dengan kasar. Tangannya menarik Sakura mendekat ketika ia bergerak untuk mengangkangi gadis itu. Sasuke dengan pelan mendorong Sakura untuk berbaring dibawahnya.

“Emphhh... Sasuke-kun, apa yang kau lakukan?”

“Hentikan!”

Sakura mencoba menghentikan tangan Sasuke yang dengan lancangnya menarik jaket kulit kesayangannya. Tangan Sakura terasa sakit karena tarikan tersebut.

“Unghhh...”

PLAK!

Sebuah tamparan mengenai pipinya, Sasuke berhenti, Sakura bergerak mundur dengan kedua sikunya hingga kepalanya terantuk dinding yang ada dibelakangnya. Sasuke yang berhasil melepas jaket Sakura pun membuangnya ke lantai. Tangannya kemudian bergerak mencengkram paha kiri Sakura dan menariknya kebawah dengan kasar.

SREETT!

“Kau menolakku lagi, Sakura.”

“Apa ini karena Gaara?”

Sasuke memeluk dirinya, Sakura diam. Gadis itu mengangkat tangannya untuk mendorong bahu Sasuke kemudian meraih wajah tampan itu.

“Ini tak ada hubungannya dengan Gaara. Sepertinya kau salah paham tentang hubunganku dengannya.”

“Lalu?”

“Aku tidak sedang menolakmu.”

“Kau boleh melakukannya kalau kau ingin Sasuke-kun, tapi aku tidak mau jika kau melakukannya hanya untuk memastikan kesalah pahaman ini. Maksudku, aku— aku mau kau melakukannya karena kau memang menginginkanku. Apa kau mengerti?”

Sasuke berdehem pelan. Ia menyeringai senang dalam hati, lalu menggerakkan bibirnya hingga hampir menyentuh bibir Sakura. Lelaki itu hanya berjarak satu jari dari Sakura, seolah mengizinkan gadisnya untuk melakukan kecupan pertamanya. Dengan lembut, Sakura menempelkan bibirnya ke bibir Sasuke, membawa lelaki itu kedalam ciuman yang menggairahkan.

A SECRET BUSINESS ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang