SEMESTA01;AYYA

42 2 0
                                    

Tes

Tes

Tes

Aliran sungai dipipinya itu begitu deras,dadanya naik turun, menangus dalam diam sungguh menyakitkan. Memeluk lututnya erat lalu membenamkan kepalanya,perlahan tapi pasti isakan pilunya mulai terdengar.

Hiks...

Hiks...

"Kalo akhirnya bakal kayak gini,kenapa dari awal kamu membuatku yakin akan dirimu" lirih gadis itu pada pemuda yang sedari tadi diam disampingnya

"Kamu tahu perempuan itu mudah terbawa suasana,lalu kenapa kamu mempermainkan perasaanku" ucap gadis itu masih tak disahuti pemuda disampingnya

"Maaf" lirih pemuda itu akhirnya membyka suara

"Jika kata maafmu bisa memperbaiki hatiku yang hancur,mungkin sudah ku maafkan kamu sedari tadi" ucap gadis itu mendongakan kepalanya menoleh kepada pemuda disampingnya

"Sudah ku bilang bukan jika kamu tak menginginkan aku hadir dalam hidupmu,katakanlah sedari awal mungkin jika kamu mengatakannya semua takkan sesakit ini"

"Hiks.... Yasudah jika memang ini akhirnya aku ikhlas,terimakasih untuk waktu selama 1tahunnya,hari ku begitu berwarna karna kehadiranmu" ucap gadis itu lalu beranjak dari duduknya melangkah meninggalkan pemuda itu.

"Maaf Ra,ini demi kebaikan kamu. Aku janji kalo semua sudah baik baik saja akan aku temui kamu lagi" batin pemuda itu menatap punggung gadis yang sangat berharga dalam hidupnya.

"Terimakasih kak El. Dari kamu aku belajar arti dari berjuang,
Dari kamu aku belajar arti dari menerima,
Dari kamu aku belajar arti dari memahami,
Dari kamu aku belajar arti dari mencintai sepenuh hati,
Dari kamu aku belajar arti dari patah hati,
Hingga dari kamu juga aku belajar arti dari mengikhlaskan." batin gadis itu mendongak menatap langit malam itu.

💫💫💫

"Malik" panggil gadis itu pada pemuda yang sedang duduk dibangkunya

"Loh Ayya,kenapa?" Malik bertanya seraya menatap gadis yang baru saja menghampirinya pagi pagi begini.

"Hiks... Malik" isak gadis itu

Malik terkejut kala gadis dihadapannya malah menangis,menatap sekitar takut ada seseorang yang melihatnya.

Untung masih pagi jadi belum ada orang,kalo ada yang liat bisa bisa gue dituduh ngelakuin yang nggak nggak lagi;batin Malik

"Kak El mutusin aku,setelah dia ilang 1tahun lalu dia temuin aku terus tiba tiba mutusin gitu aja" lirih Ayya tak berani menatap manik mata Malik

Malik terkejut dibuatnya,bukannya keduanya tak pernah terlibat perdebatan tapi tak ada angin tak ada hujan laki laki itu memutuskan sahabat perempuannya ini,pikir Malik

"Sttt..  Udah dong jangan nangis ini masih pagi,liat ini mata kamu sembab jelek tau" ucap Malik mengelus bagian bawah mata gadis itu

"Ih.. Malik nyebelin" ucap gadis itu mengerucutkan bibirnya,membuat Malik terkekeh

"Woy pagi pagi udah berduaan aja" Xavier tiba tiba duduk dihadapan keduanya

"Astagfirullah Xavi ngagetin aja lo" ucap Malik mengelus dadanya

Ayya yang melihat ekspresi terkejut Malik tertawa dibuatnya.

"Nah gitu dong ketawa,kan cantik keliatannya" ucap Malik menatap gadis yang kini sudah duduk disampingnya

"Eh eh.. Kenapa nih? Ayya abis nangis ya?" heboh Xavier menatap keduanya bergantian

"Nggak apaan sih" ketus Ayya lalu beranjak dari duduknya,berjalan kebangkunya dipojok kanan.

"Ngapa tu?" tanya Xavier pada Malik

"Kepo lo" ucap Malik

"Eh eh... Baru sadar gue tumben tumbenan lo jam segini udah disekolah" Xavier menatap Malik heran

"Ye lo mah gue berangkat pagi dikatain tumben,gue berangkat siang diomelin" cerocos Malik membuat Xavier tertawa

"Assalamualaikum" Devan dan Gibran memasuki kelas diikuti beberapa anak lainnya

"Waalaikumsalam" balas Malik dan yang lainnya

"Widih babang Malik,masya Allah pagi pagi sudah ada dikelas" puji Gibran menatap Malik diiringi senyumnya

"Eh eh tunggu tunggu itu si Ayya ngapa sih gue tanyain semalem nggak jawab" ucap Devan seraya menatap Ayya yang tengah menelungkupkan kepalanya dilipatan tangan yang sengaja ditarus diatas meja.

"Kepo banget sih lo" ketus Malik

Kenzo serta Kenzi masuk diikuti Hana,Miran dan Putri

"Assalamualaikum hamba Allah" ucap Kelimanya saat memasuki kelas

"Waalaikumsalam" ucap semua yang ada dikelas

"AYYA" teriak ketiga gadis itu berlari menghanpiri sahabatnya

Ayya mengangkat kepalanya mendengar teriakan tiga sahabatnya

"Omg... Lo ngapa sih jir? Semalem lo curhat tapi kagak diterusin anjir gue kagak paham dah" cerocos Hana seraya menguncang lengan Ayya yang menatapnya heran

"Gewla sih ini nih orang tergajelas,lo minta pencerahan tapi kagak ngasi tau masalahnya apa,gak paham bener deh gue sama jalan pikiran elo" cerocos Miran yang duduk dihadapan Ayya

"Asli dah gue juga gak paham sama ini anak satu" ucap Putri yang duduk bersama Miran

"Duh.. Lo bertiga berisik amat dah ini tuh masih pagi jangan bikin mood gue makin ancur deh" keluh Ayya menatap jengkel ketiga sahabatnya itu

SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang