2

49 14 3
                                    

Ara dan Aya kini duduk berhadapan di sudut snow coffe shop tempat Ara bekerja. Aneh rasanya saat keduanya saling bertatapan. Rasanya seperti menjadi hantu dan melihat tubuh mereka di isi oleh hantu lain.

Setelah menempuh waktu kurang lebih empat puluh lima menit Ara akhirnya dapat menemukan Aya. Sedang bekerja menggantikannya. Tentu saja Ara tahu bagaimana Aya bisa sampai di tempat ini tanpa perlu bertanya.

Sudah lima belas menit mereka berdua hanya duduk saling berhadapan tanpa ada yang memulai percakapan , hingga bola mata Ara menangkap sesuatu yang membuatnya terkejut. Celana yang di gunakan Aya.

"Kenapa kamu pakai celana itu?" Ujar Ara sambil berbisik.

"Memangnya apa yang salah dengan celana ini? Ini bagus, aku menyukainya." Balas Aya ikut berbisik.

"Aduuuh kamu tuh ga ngerti. Celana itu hadiah dari Chaka."

"Chaka? Siapa chaka? Mantan pacar?"

Ara kemudian menepuk jidatnya kesal.

"Chaka itu cowo yang tadi pagi nganterin kamu ke sini! Dan celana itu pemberian dari chaka setahun yang lalu. Aku udah bilang kalau aku ga suka celana itu!" Ucap Ara panjang lebar masih dalam mode berbisik.

Dan hal itu semakin membuat Aya tidak mengerti. Menurutnya, tak ada yang salah dengan celana panjang warna hitam polos yang kini ia kenakan itu.

Saat akan berbicara lagi, tiba-tiba saja Chaka sudah berdiri di samping meja mereka.

"Ehm.. maaf tapi sepertinya waktu istirahat Ara sudah selesai. Mungkin anda bisa kembali lagi setelah jam kerjanya selesai." Ucap Chaka mengusir halus Ara yang kini berwujud Nayara. Rasa-rasanya Ara ingin sekali memaki laki-laki itu karena mengusirnya di saat genting seperti ini. Tapi itu tidak mungkin bukan?

Akhirnya Ara menyerah dan pergi dan tempat itu setelah sebelumnya bertukar pandang dengan Aya.

"Dia siapa sih Ra? Kok kayanya aku baru liat."
Tanya Chaka pada Aya. Karena bingung harus menjawab apa, akhirnya Aya memutuskan untuk pamit dan kembali ke meja kasir untuk melanjutkan pekerjaannya.

----

Setelah menemui Aya di kafe, Arapun kembali ke rumahnya. Atau lebih tepatnya kembali ke rumah Aya. Awalnya ia berniat untuk pulang ke tempat kostnya ,tapi percuma saja karena ia tidak memiliki kunci kamarnya.

Begitu sampai di rumah, Ara langsung bergegas menuju kamar tidur menghiraukan sapaan para asisten rumah tangganya. Dan di dalam sana ia kembali memandangi wujudnya saat ini. Ara benar-benar bingung bagaimana caranya jiwa mereka bisa tertukar dan bagaimana caranya untuk mengembalikan jiwa mereka ke tempat asalnya. Yang Ara tahu, setelah ini ia harus bertemu dengan Nayara dan mengajak gadis itu untuk bersama-sama memikirkan hal ini. Tidak mungkin kan mereka bertukar tempat untuk selamanya?

Satu bulan kemudian..

Tanpa terasa sudah satu bulan lamanya Ara dan Aya bertukar raga. Dan mereka berdua masih belum menemukan cara agar bisa kembali. Orang-orang di sekitar keduanya tentu saja dibuat bingung dengan perubahan sikap mereka.

Ara adalah gadis periang sedangkan Aya adalah gadis pendiam.

Ara mempunyai sifat yang terbuka, selalu mengutarakan apapun yang ada di pikirannya, sedangkan Aya lebih suka menyembunyikan tentang apa yang ada di dalam hatinya.

Ara menyukai warna-warna terang sedangkan Aya lebih menyukai warna-warna dasar dan soft.

Aya tidak begitu menyukai es krim, sedangkan Ara adalah penggila es krim.

Diantara sekian banyak orang yang dibuat bingung dengan perubahan antara Arabella dan Nayara, ada dua orang yang semakin hari dibuat semakin linglung. Mereka adalah Bagas dan Chaka.

I think I Love UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang