3 ( Flashback )

44 10 2
                                    

10 tahun yang lalu..

26 juni 2010 menjadi hari yang bersejarah bagi seorang Raden Bagas Raditya. Karena pada hari itu untuk pertama kalinya ia bolos sekolah. Tolong di ingat, ini adalah pertama kalinya dalam hidup Bagas melewatkan waktu belajar begitu saja.

Penyebabnya adalah ucapan ayah Bagas seminggu yang lalu.

Sejak kecil Bagas tidak pernah dituntut apapun oleh kedua orang tuanya. Mereka memberikan kebebesan padanya dalam memilih minat dan hobinya. Berbeda dengan kakaknya yang dari awal sudah di siapkan untuk menggantikan posisi ayah mereka kelak. Tapi ucapan ayahnya seminggu yang lalu benar-benar mempengaruhi Bagas.


"Gas, kamu kenal kan sama Aya? Nayara, temen kecil kamu dulu. Anaknya om Agam"
Tanya ayahnya dengan ekspresi sumringah.

"Kenal lah pih, kan dua minggu kemarin kita habis ketemu." Bagas menjawab dengan malas, hatinya sudah merasakan sesuatu yang tidak beres.

"Nah, menurut kamu Aya gimana?"

Tuh kan.. Bagas membatin.
"Gimana apanya pih? Aya anaknya baik. Tapi irit ngomong banget. Misterius."

"Itu kan karena kalian udah lama baru ketemu lagi. Wajar kalau canggung. Coba kalian lebih sering ketemu, pasti lebih seru. Hehehe.. "

Bagas hanya mengangkat kedua bahunya menanggapi ucapan ayahnya yang semakin menjurus.

"Gas.. dulu sebelum papih dan papahnya Nayara menikah, kami pernah punya rencana. Kalau anak papih dan anak dia laki -laki dan perempuan, akan kami joddohkan. Eeh ternyata kesampaian waktu kamu dan Nayara lahir hahaha.. menurut kamu gimana Gas?
Ya tapi papih ga maksa sih, ya kalian kenalan saja dulu, kalau cocok yang syukur kalau ngga kan tetap bisa jadi sodara."

Kalimat itu terus terngiang di kepala Bagas hingga ia tidak fokus mengikuti pelajaran dan akhirnya berakhir di tempat ini. Sebuah taman agak jauh dari sekolahnya. Taman itu cukup sepi saat Bagas datang, karena umumnya orang-orang akan datang ke sana sore hari atau pagi di akhir pekan.

Saat sedang asik melamun , ekor matanya tak sengaja menangkap sebuah pemandangan yang membuatnya terkejut. Semak-semak di sisi kanannya terlihat bergerak-gerak padahal saat itu tak ada angin.

Bagas melihat ke sekelilingnya untuk mencari alat bantu jika sesuatu yang tidak diharapkan tiba-tiba keluar dari gundukan pepohonan rimbun itu.

Tapi belum sempat ia menemukan alat bantunya, bagas kembali di kagetkan saat seorang gadis tiba-tiba melompat keluar sambil menggaruk kedua tangan, kaki dan lehernya secara bergantian.

Kedua bola mata Bagas masih setia mengikuti gerak gerik gadis itu, sedangkan gadis cantik berambut panjang di hadapannya masih setia menggaruk dan menepuk-nepuk tubuhnya sendiri tanpa menyadari kehadiran Bagas.

Hingga akhirnya tatapan keduanya bertemu. Dan..

-----------

"Akhirnya kedua peri itu di hukum dengan tidak diperbolehkan kembali ke dunia peri selama seribu tahun.
Selesai. Tinggal di publish deh." Nayara tersenyum manis melihat novel fiksi karangannya akhirnya berhasil ia selesaikan setelah beberapa bulan.

"NAYARAAAAA...."

Itu Ema, teman sekelas nayara. Ema memang memiliki watak yang heboh. Bahkan saat memanggil nayara yang hanya berjarak beberapa langkah darinya saja ia sampai harus berteriak kencang, mengundang perhatian orang-orang di sekitarnya.

Nayara saat ini sedang duduk di taman sekolah dengan laptop di pangkuannya. Setelah mendengar suara menggelegar Ema, ia pun lantas menutup laptop dan menghampiri temannya sebelum mereka berdua semakin menjadi pusat perhatian.

I think I Love UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang