9. Kemana?

298 23 51
                                    

"Gimana nih? Tadikan gue cuma bercanda," tanya Niky pada Viona.

"Dia cuma kesel liat Syakir sama Dinda. Mending kita di sini aja dulu. Lagian Syakir udah nyusul Angel," saran Viona.

"Gue takut Angel marah sama gue."

"Nggak akan," balas Viona yakin.

    ***

Kini Angel berada di taman belakang sekolah. Tempat ini sepi sangat sepi malah, karna siswa maupun siswi SMA ini jarang sekali kesini. Yang mereka tahu tempat ini sangatlah angker membuat bulu kuduk siapa saja berdiri. Merinding!

Namun, tidak bagi gadis berambut ungu di bagian ujung nya itu. Siapa lagi kalau bukan Angel. Angel berjalan gontai menghampiri bangku panjang yang sudah sedikit rusak tepat di bawah pohon beringin.

Tidak! Angel tidak menangis. Angel tak mau menangisi seorang lelaki lagi. Cukup dulu saja. Rasanya Angel lelah dengan semua ini, semua orang mempermainkannya. Ini tidak adil! Takdir mempermainkannya sampai sedalam ini.

Angel ingin seperti dulu. Dulu semuanya ada. Dulu semuanya lengkap. Dulu dirinya sangat bahagia. Papah dan Mamah nya selalu ada untuknya, dan sekarang? Kemana mereka? Semuanya berubah dirinya sendirian sekarang. Angel sungguh kecewa dengan keadaan seperti ini.

Angel menghembuskan nafasnya gusar. Ia mengambil ponsel dan earphone di dalam saku bajunya, ia memakai kedua earphone itu di kedua telinganya. Angel pun mengatur musik, ia memilih musik yang sangat pas untuk keadaannya saat ini. Dan Angel tertarik untuk memutar lagu yang berjudul someone like you. Angel menatap langit yang begitu cerah hari ini berbeda terbalik dengan hatinya.

Tak terasa bulir bening itu jatuh mengenai pipi mulus Angel. "Ih... kenapa gue nangis sih?" tanya Angel dengan mengusap air matanya kasar.

"Gue nggak boleh lemah!"

"Hei!" suara seseorang mengagetkan Angel. Angel menoleh dan mendapati Arnold yang sedang berjalan kearahnya dan duduk tepat di samping nya. Angel langsung melepas earphone di telinganya dan ia masukan ke dalam saku bajunya.

"Kamu kenapa?" tanya Arnold lembut. Tangannya terulur mengusap lembut air mata Angel.

"Gue nggak papa," jawab Angel dengan mengalihkan pandangannya.

Arnold menarik dagu Angel pelan. "Cerita aja sama aku. Kamu kenapa hm?" tanyanya.

Angel melepaskan tangan Arnold dari dagunya. "Nold, mending lo pergi aja sana! Gue mau sendirian," ucap Angel sedikit malas meladeni Arnold. Entah mengapa ia sangat enggan bertatap muka dengan Arnold.

Arnold menggenggam kedua tangan Angel. "Ngel gue cu-"

"Lepasin tangan lo dari cewek gue!" teriakan seseorang membuat mata Angel membulat dan langsung melepaskan genggaman Arnold. Sedangkan Arnold? Ia hanya menatap orang itu datar.

"S-syakir... " cicit Angel pelan.

Syakir menatap Arnold kesal. "Ngapain lo di sini?" tanya Syakir pada Arnold.

"Gue cuma mau nemuin Angel. Gue tahu dia lagi sedih. Biasannya kalo dia lagi sedih dia selalu minta gue buat nemenin dia. Dan ya gue-" ucapan Arnold terpotong.

"Situasinya beda. Kalo itu dulu. Lagian Angel nggak minta lo buat nemenin dia kan? Sekarang Angel cewek gue. Dan gue yang berhak buat nemenin Angel. Dan lo... " ucap Syakir, "Lo bukan siapa-siapa Angel lagi. Lo cuma mantan dia. Dan lo cuman orang asing bagi dia," ucapnya lagi. Syakir menekan kan kata 'orang asing'.

Me & My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang