"Kau ini memang terlahir seperti ini ya?" kata Helen sambil meminum kopi yang baru saja datang dan diletakan di meja oleh pelayan kafe di tempatnya berada saat ini bersama pria bermarga Kim terserbut.
"Terlahir tampan maksudmu?" sahut pria yang sejak tadi pergi bersamanya.
"Bukan, bodoh. Kau selalu memasang wajah seperti itu. Seperti kau baik-baik saja dan tidak terjadi apapun. Ayolah, Kim. Kau pikir sudah berapa tahun aku mengenalmu? Aku tahu, ibumu baru saja membawa wanita lain dan ayahmu mungkin sudah pergi keluar kota lagi untuk mencari seseorang yang baru, bukan?"
Kim Seokjin yang tengah sibuk memotong kue dihadapannya lantas berhenti dan menahan napas sejenak mendengar Helen melanjutkan, "Kau selalu seperti itu. Saking seringnya, aku sampai dibuat takjub dan takut diwaktu yang bersamaan."
Kim Seokjin hanya terkekeh sejenak. "Tidak, tuh. Ibu masih normal seperti biasa dan ayah baru saja pulang kemarin dan memberiku oleh-oleh pesawat mainan yang mahal. Akan kutunjukan padamu besok."
"Tuh, 'kan. Kau berbohong lagi."
"Aku suka berbohong. Memangnya menurutmu berapa persen dari setiap kalimat yang keluar dari mulutku dapat kau percaya?"
"Hampir nol persen, Kim."
"Tepat sekali." Kim Seokjin melanjutkan suapan yang tadi sempat tertunda.
"Lalu kau mau apa? Tidak sakit jika terus seperti ini?"
Hening beberapa menit sampai Seokjin meletakkan garpu serta pisaunya dan tersenyum seraya memiringkan kepala ke arah kiri dan menatap Helen dengan tatapan kosong. "Mati, mungkin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tan's✔
FanfictionHow's life? ⚠Warning!⚠ Suicide things, depression, rape, and the others. If you aren't in good condition, please stay away.