Chapter 5

5.3K 572 80
                                    

Minho mendapati dirinya berada di kamar putihnya yang dulu saat dia membuka kedua matanya yang terasa berat. Masih dengan mencoba mengumpulkan nyawa, Minho mengucek pelan kedua matanya. Apakah Dia bermimpi?
Bagaimana bisa Dia kembali ke ruangan ini.

Tidak. Ini bukan mimpi. Minho telah memukul pahanya keras-keras, dan rasa sakitnya sangat menyengat. Ini bukan mimpi.

Tapi bagaimana bisa?

Seingatnya, Dia bersama Bang Chan, dan tertidur. Mengapa sekarang berada disini?

Apa Bang Chan sibuk? Apa pria itu ada urusan? Jadi Dia menitipkan Minho di kamar putih ini untuk sementara waktu?

Tidak. Bang Chan pernah meninggalkannya hampir seharian penuh di kamar pria itu. Lantas kenapa dirinya berada disini sekarang?

Kemana Bang Chan?

Lamunannya buyar ketika perutnya kembali bergejolak. Minho memuntahkan isi perutnya yang hanya berupa cairan bening ke lantai disebelah ranjangnya, terlalu lemas untuk pergi ke bilik kecil kamar mandi di ujung ruangan.

"Akhh.. Sakit" Rentetan kalimat berupa rengekan itu tidak berhenti keluar dari belah bibirnya. Perutnya sakit, kepalanya pusing, badannya terlalu lemas bahkan untuk mengangkat tangan guna membasuh mulutnya.

Tidak ada yang datang. Bahkan ketika rengekan Minho tidak berhenti, tetap tidak ada yang datang.
Pemuda cantik itu tenggelam dalam rasa sakit yang perlahan mulai mengikis sisa kesadarannya.

Minho pingsan.

.

.

.

Benar-benar tidak ada yang menghampirinya. Atau mungkin tidak ada yang menghampirinya saat Dia sedang terbangun.
Tidak ada yang pernah menghampirinya saat Minho terjaga. Tidak dengan Seungmin yang biasanya datang dengan nampan makanan dan senyum secerah mentari, tidak pula dengan Hyunjin yang walau biasanya datang hanya untuk menekan sambil menatapnya dengan tajam.

Tidak pula dengan Bang Chan.
Entah sudah berapa hari berlalu, tapi pria itu tidak datang untuk menemuinya.

Apa Bang Chan marah?

Apa Minho telah membuatnya marah tanpa sadar?

.

.

.

Disinilah pria itu.
Bang Chan mengurung dirinya sejak mengembalikan Minho ke Svenh. Dia kalut. Bang Chan merindukan pemuda itu, tapi tidak tahu harus melakukan apa. Semua terasa begitu kosong.

Bang Chan merindukannya. Menempatkan Minho untuk dirinya sendiri selama dua minggu terakhir ini ternyata berefek sebesar ini.
Bang Chan benar-benar merindukannya.
Setiap jejak Minho disini masih terasa segar dalam ingatannya.

"Hey, ayo mandi"

"Tunggu sebentar, Minho. Lima menit saja, aku mengantuk"

"Tidak, ayo bangun dan bersihkan dirimu"

Minho menarik selimut yang dipakainya, lalu memukul punggung pria itu dengan main-main.

"Kalau begitu, mandikan aku"

Tentu berakhir dengan seks panas didalam kamar mandi.

Minho.

"Bang Chan, aku lapar"

"Pesan saja. Gunakan ponselku"

"Ayo memasak. Aku ingin memasak"

"Tidak"

LOST IN YOU [BANGINHO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang