5

11 0 0
                                    

[Jangan Lupa Vote dan Komen ya! Vote dan komentar kalian sangat berharga bagiku!]
(≧▽≦)

Keesokan harinya aku sudah boleh pulang.

Terdengar suara bagasi yang ditutup oleh Kai, bagasi yang berisi baju-baju ku.

Aku sudah tak perlu bantuan kursi roda. Aku sudah kuat berdiri dengan kakiku sendiri. Aku tak melepaskan gandengan ku dengan eomma. Cha Eun Woo pun setia dibelakang ku. Hari ini hari kepulangan ku, dia tampak senang. Namun aku merasa seperti ada yang kurang, entah itu apa. Aku belum menyadarinya.

"Eun Woo, apa kamu mau bareng dengan mobil kami?" Tanya Appa.

Eun Woo tersenyum dan menggeleng. "Saya membawa motor paman. Biar saya mengikuti dari belakang."

Appa mengangguk dan menepuk bahunya, kami pun masuk ke dalam mobil. Eun Woo sempat membukakan pintu untukku dan eomma, membuat Kai menjadi gaduh.

Appa membuka kaca mobilnya seraya berkata, "kami duluan! Kami tunggu kau dirumah!"

Eun Woo mengangguk dan tersenyum "hati-hati dijalan."

Appa memgangguk dan mengemudikan stirnya lalu menutup jendela. Eomma terus merangkul dan menciumku, sedangkan Kai menatap ku jahil.

"Abeoji, apakah Eun Woo akan datang ke rumah?" Tanyanya. Appa mengangguk dengan mata fokus ke jalan.

Kai tersenyum jahil, "apakah Eun Woo datang ke rumah untuk melamar Sang Kyung?"

Aku yang duduk dibelakangnya lantas menendang kursinya, dia tertawa keras.

"Kai... Kau ini. Adikmu baru sembuh malah masih saja di goda." Appa angkat suara, Kai berusaha menahan tawanya.

Eomma terkekeh, "kau ini Kai, selalu saja menggoda adikmu. Tapi yeobo, kau tahu? Wajah Kai panik sepanjang perjalanan ke rumah sakit beberapa hari lalu." Kata Eomma kepada Appa.

Appa terkekeh, "Iya. Aku juga melihatnya. Walau begitu ternyata kau sayang juga ya kepada adikmu?" Sekarang appa yang menggodanya. Kai membusungkan dadanya.

"Tentu Abeoji! Aku adalah kakak lelaki terbaik didunia! Aku tak mau adik ku kenapa-napa. Aku akan sedih bila dia sakit." Katanya penuh dramatis.

Eomma dan appa tertawa, sedangkan aku mengerucutkan bibirku.

"Kau sedih karena tak ada orang yang bisa kau jahili kan bila aku sakit?"

Mereka semua tertawa, malah lebih keras dari sebelumnya. Aku menggelengkan kepala, sebal dengan tingkah Kai. Hingga tak sengaja aku melihat ke jendela, tepat disamping mobil kami adalah Cha Eun Woo dengan motornya. Dia tampak fokus ke jalanan, dan tanpa ku sadari sudut bibirku naik perlahan. Namun segera ku sembunyikan, agar Kai tak melihatnya dan kembali meledekku.

***

Sampai dirumah aku langsung masuk ke kamarku. Tapi sebelum itu aku menemui Cha Eun Woo terlebih dahulu, dia sedang mengobrol bersama Appa.

"Nah, ini Kyungie datang. Paman tinggal ya?" Kata Appa kepada Eun Woo yang memgangguk lalu menepuk bahuku.

"Oppa, gomawoyo."

Eun Woo terkekeh. "Aku senang melihat kau sudah baikkan." Katanya.

Aku mengangguk. "Aku pamit ya. Kau masih butuh istirahat. Lusa kita akan bertemu lagi disekolah."

Aku kembali mengangguk. "Hati-hati Oppa."

Sekarang gantian, dia yang mengangguk dan tersenyum. Aku mengantarnya sampai depan, hingga dia memakai helm dan menaiki motornya. Dia melambaikan tangannya, aku juga balas melambaikan tanganku. Dan kemudian, dia pergi dari pekarangan rumahku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Livin' In LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang