*ཻུ۪۪ ꦿꦶ03. Please .⃗✩

61 6 4
                                    

It's a mistake to love you,I admit it

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


It's a mistake to love you,
I admit it.
It's a disaster to miss you,
I deserve it.
But when it's the reason to leave you
I hate it,
cause no matter how strong the reason is;
nobody deserves the long farewell

SYENA

Bukan hal yang mengherankan ketika anak-anak kedokteran datang ke FISIP.
Seperti hal yang lumrah bagi gue, terlebih memperhatikan anak-anak yang teriak histeris ga jelas melihat segerombolan mahasiswa kedokteran.
Apa yang dihebohkan si?
Gaada menarik-menariknya bagi gue.

Gue kembali dengan secangkir matcha dan layar monitor gue.
Kali ini mereka bener-bener mengacaukan konsentrasi gue.
Ck.
Tapi, yang gue fikirin sejak dulu. Kenapa anak kesehatan mengunjungi politik? Ga ada yang urusannya.
It's so far different thing. Science and politic.
Gaada hubungannya.
Kecuali mereka cuma tebar pesona.

Gue memperhatikan salah seorang dari mereka. Sepertinya ga asik. Tapi siapa?
Emm. Pria itu.
Dia berjalan mendekat, memisahkan diri dari kedua temannya.
Gue hanya menatapnya intens.
Ternyata benar, ia menghampiri meja gue.

"Hei gadis manis."
Sapanya. Sembari ia duduk, dan mengambil snack gue.

"Ck, gak sopan."
Gue meliriknya sekilas.

"Oh? Apa harus mengucapkan salam dulu. Nona S-Sye-na?!"
Ia sedikit menundukkan kepalanya, terlihat matanya yang menyipit mengeja name tag gue.

"Ngapain sih? Masih pagi udah bikin riwuh aja."
Gue bercedak kesal.

"Bukan gue kali. Mereka tuh, temen-temen lo pada ga jelas."
Ia kembali memakan snack yang diambilnya tadi.

"Mereka gaakan berisik kalo kalian gak dateng. Btw, ini punya gue. Beli aja kalo mau."
Gue merebutnya kembali.

"Lo ada waktu ga?"
Dia menopangkan dagunya dan menatap gue.

"Maksud lo?"
Gue menyipitkan mata, kembali menatapnya.

"Jalan yuk."

"Ha?"
Gue kaget. Sebenernya dia ini siapa? Seakan udah kenal gue deket.
Eum, apa emang dia deket setiap sama cewe?

"Rumah lo mana? Biar gue jemput."
Ucapnya lagi.

"Lo itu siapa sih? Kita pernah kenal?"
Gue melanjutkan aktivitas gue.

"Huh.. lo lupa ya? lagian udah gaasing lagi orang-orang denger nama gue."
Dia menaikan sebelah alisnya.

"Gitu? Hmm. Terus lo bangga? Dikenal banyak orang?"

"Enggak sama sekali. Mereka aja yang terlalu kepo sama hidup gue."
Ia mengambil minuman gue.

"Udah dibilang kalo mau beli sendiri. Itu punya gue."
Gue merebutnya kembali.
Ia hanya terkekeh pelan.

DóchasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang