*ཻུ۪۪ ꦿꦶ08. Lullbaby .⃗✩

20 4 0
                                    

Loving you is what I want to doFor me to show that my love is trueI want to hold you in my arms

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Loving you is what I want to do
For me to show that my love is true
I want to hold you in my arms

SYENA

Hawa dingin yang menyelimuti semakin membuat gue mempererat pelukan gue. Lebih dalam lagi dia membawa gue masuk.
Setelah kata yang diucap darinya, membuat gue semakin merasakan kenyamanan ini.

"Gak mau Na. Aku udah cukup kaya gini. Sama kamu. Aku cuma butuh kamu."
Gue mungkin gak tau apa yang dirasakannya.
Tapi gue tau ini berat bagi dia.
Dia semakin mempererat pelukannya.
Gue gak mau lepasin lo Justin.

"Justin, aku disini terus. Sama kamu."
Karena biar bagaimanapun sekarang dia adalah yang penting dari hidup gue.
Bahkan sempat dia pernah bilang.

'Na aku dingin, kasian kamu.'

Dingin arti kata ia gak mau membuat orang lain terbawa dalam perasaanya.

'Aku yang bakalan hangatin kamu.'

Dari awal memang Justin tipe orang yang gak mau terbuka.
Sampai sekarang pun, setiap dia dateng dan memeluk gue. Pasti dia lagi ada masalah.
Tetapi, dia emang batu.

Dia hanya menjadi kuat dengan semuanya.
Dia akan terus menjadi kuat.
Itu kenapa dia jarang berbagi cerita sama gue.
Dia selalu gak mau membuat orang terbebani.

"Justin, aku gak mau kamu sampe sakit karna nanggung semuanya. Aku gak mau liat kamu stres kaya gini."
Gue mengusap wajahnya lembut.

"Nana tenang aja, Justin bisaa nampung semuanya."

Ia memaksa tersenyum. Yakin. Dia selalu yakin.
Ini yang bikin gue gak mau jauh sama lo Justin.
Gue tau kita memamg baru kenal.
Tapi gue gak bisa bohongin perasaan gue sendiri.
Lo itu ganjil.
Ganjil yang berusaha ingin gue genapkan.

"Heuh, tapi janji ya, jangan sampe macem-macem."
Gue merapikan tatanan rambut dia.

"Kan ada kamu."

"Justin ih, aku serius. Aku gak mau denger kabar kamu sakit atau apa.
Dan juga ini."

Gue menekan bagian dadanya menggunakan jari telunjuk gue.

"Kalo dia kumat lagi, bilang aku, biar aku tabokin."
Karena beberapa kali dia sering ngeluh sama dadanya.
I mean itu karena dia memang banyak nyebat.
Dan susah dibilangin.

'Aku habis konsul sama bunda ke dokter, dan katanya gak boleh rokok banyak-banyak.'

'Tuh dengerin, kamu tuh bandel banget ya kalo dibilangin.'

'Males Na. Mendingan minum pain killer daripada resep.'

Gue selalu mengingat itu.
Justin lebih menghabiskan pain killernya dari pada resep dokter.
Gue sendiri heran, dia calon dokter tapi gak bisa rawat dirinya sendiri.

DóchasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang