1.Awal

150 13 11
                                    

Jangan lupa vote dan komen

HAPPY READING

----------------------

Pagi itu cuaca sangat cerah matahari mulai menampakkan diri untuk menyinari seluruh isi bumi, disebuah rumah mewah bergaya classic yang berada di jantung ibukota jakarta tepatnya di sebuah meja makan terdapat satu keluarga yang sedang menikmati sarapan pagi mereka.

Sebuah keluarga yang terdiri dari empat orang dewasa siapa lagi kalau bukan keluarga seorang Rayya Liandra Melati, Rayya Liandra melati lahir dari pasangan suami istri Baskoro satriadi dan maya andini, Rayya memiliki seorang adik laki laki berusia 21 tahun yaitu Gavriel Bima satriadi anak terakhir sekaligus anak laki laki satu satunya dikeluarga yang kelak akan mewarisi perusahaan milik papanya.

Satu persatu anggota keluarga itu mulai menyelesaikan sarapannya sang kepala keluarga terlihat sedang menatap anak perempuannya dengan serius sepertinya ada yang ingin beliau sampaikan kepada Rayya.

"Rayya, umurmu sudah genap Duapuluh Empat tahun nak kapan kamu akan menikah papa dan mama ini sudah tua tidak bisa selamanya mendampingi kamu, papa dan mama juga sudah waktunya untuk menimang cucu dari kamu," ucap Baskoro kepada putrinya, sedangkan yang ditatap malah sibuk memakan nasi goreng dipiringnya yang belum sempat ia habiskan.

" Pa umur Duapuluh Empat itu masih terlalu muda untuk menikah, Rayya masih ingin bersenang senang, lagian mau nikah gimana pa kalau calonnya aja belum ada Rayya juga belum ada keinginan untuk menikah saat ini." hilang sudah selera makan Rayya saat papanya tiba tiba menyinggung soal pernikahan.

" Nak kamu ini anak tertua umurmu juga sudah pantas untuk menjadi seorang istri, kalau urusan calon papa dan mama sudah sepakat untuk menjodohkan kamu dengan putra teman kami namanya Alan dia duda sudah punya satu anak tapi papa yakin dia bisa jadi imam yang baik buat kamu."

"Kenapa harus pakai acara perjodohan segala sih pa, apalagi sama duda satu anak," protes Rayya kepada sang papa

"Pokoknya besok keluarga Alan akan kesini untuk melamar kamu secara resmi," kata sang mama.

"Terserah mama papa deh, Rayya nurut aja," jawab Rayya sambil menahan emosi yang rasa rasanya ingin ia luapkan saat itu juga.

"Rayya pamit berangkat kebutik dulu,"

"Berdua sama aku aja kak sekalian ke kampus," titah Gavriel kepada sang kakak sambil menghabiskan satu gelas susu.

Mereka berdua kemudian pamit kepada papa dan mamanya, Rayya dan Gavriel berjalan beriringan menuju mobil Gavriel yang sudah terparkir di depan rumah.

Kondisi jalanan pagi ini lumayan lenggang Gavriel mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Vriel menurut kamu gimana soal perjodohan yang mama papa rencanain," tanya Rayya terhadap Gavriel yang sedang fokus mengendarai mobilnya.

"Emm.. kalo menurut aku si gak ada salahnya dicoba dulu kak, lagian setiap orangtua itu pasti mengharapkan pasangan yang paling baik buat anaknya ya mungkin menurut papa mama Mas Alan itu ya yang terbaik buat kakak jadi ngga salah kalo kakak coba berhubungan dulu sama dia siapa tau cocok."

"Tapi ini masalahnya menyangkut masa depan kakak, pernikahan itu bukan buat ajang uji coba vriel" Rayya menatap Gavriel yang sedang menyetir di sebelahnya.

RAYALANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang