Let's try, baby 😻
****
Hyunsuk itu lagi masanya patah hati, gara - gara Fiz harus pergi ke luar negeri. Biasa, orang konglomerat pasti kuliah di luar negeri, ninggalin Hyunsuk yang patah hati disini. Bukan hanya Hyunsuk, Haruto aja sampai mendekam di kamar 7 hari 7 malam ditemani lagu - lagu syahdu, seperti kucing lesbian.
Saat ini Hyunsuk lagi jalan - jalan di komplek. Mumpung masih pagi, katanya. Udara segar tanpa harus ingat Fiz. Tapi kok ini masih kepikiran juga?
Dari jauh ada keributan yang lumayan mengganggu pendengaran Hyunsuk. Disana terlihat Ryujin lagi ribut sama Mamang Bubur. Hyunsuk hanya dapat menggeleng maklum akan kelakuan Ryujin
"Mang, gak bisa gini. Saya kan pesan nggak pake seledri."
"Nya, kamu teh tadi pesan pake seledri, dasar borokokok."
"Heh? Apa iya yah? Iya kali saya lupa, hehe. Nih uangnya," Ryujin memberikan uang pas pada Mamang Bubur.
"Kembaliannya ambil aja mang."
Baru saja Hyunsuk akan memuji sikap murah hati Ryujin namun suara Mamang Bubur membuat Hyunsuk mengurungkan niatnya. "Borokokok, puguh duit na ngepas."
Ryujin segera menjauh dari Mamang Bubur. Takut kena lempar lap nya yang sudah dekil. Membayangkannya saja Ryujin tidak mau.
"Kenapa lo ketawa heboh begitu?"Sebuah suara menghentikan ketawa gila Ryujin, dia segera membalik menghadap belakang untuk melihat siapa siempunya suara. Ah ternyata Hyunsuk.
"Ape lo?" kata Ryujin jutek.
"Dih jutek bener."
Ryujin keki, kemarin - kemarin pas Ryujin ngejar Hyunsuk. Dia ngejauh, ketemu aja Hyunsuk enggak mau susah - susah menyapa Ryujin. Tapi sekarang, saat dia akan berjuang move on dia nyapa begitu saja. Meskipun sapaannya termasuk menyebalkan, namun ada sebagian hatinya yang joget - joget india.
"Biarin! Suka - suka gue mau galak apa nggak."
Hyunsuk terkekeh sejenak, Ryujin boleh juga sebenarnya. Wajah nya itu manis, meskipun lebih sering berlagak jutek.
"Enggak mau jalan - jalan pagi bareng gue, ryu?
Ajakan Hyunsuk membuat bulu kuduk Ryujin merinding. Bukan dalam artian mengerikan namun lebih ke tidak menyangka.
"Beneran? Tumben banget lo."
"Biarin, suka - suka gue mau ngajak apa enggak," balas Hyunsuk menyerupai ucapan Ryujin.
"Rese banget, yaudah ayo jalan - jalan."
Hyunsuk dan Yedam saat ini lagi jalan - jalan pagi di sekitar komplek. Mukanya Ryujin terlihat bahagia banget, yah gimana? Orang mas crush ngajak dia jalan - jalan pagi gini.
Ryujin memperhatikan wajah hyunsuk yang terlihat menyendu. Kenapa dia?
"Lo kenapa bang? Lagi patah hati?" Ryujin sih berharao Hyunsuk menjawab 'enggak'.
"Iya, lagi patah hati. Keliatan yah?" Yah harapan Ryujin tidak terkabul.
"Patah hati kenapa?"
"Gebetan gue pergi jauh," jawab Hyunsuk lesu.
Yes, apa ini kesempatan buat gue?
"Turut berduka cita bang," ucap Ryujin tanpa di saring terlebih dahulu.
"Lo kira gebetan gue pergi ke maha kuasa?"
Ryujin menggaruk belakang kepalanya, " Bukan gitu, berduka cita atas matinya hati abang hehe."
Bisa aja lo ngelesnya, Ryu.
"Ada - ada aja lo"
"Bang..."
Ryujin menghentikan langkahnya lalu dia menatap punggung Hyunsuk lekat. Ada sebuah ide cukup ekstrem keluar begitu saja dari kepala cantiknya.
"Pacaran sama gue, yuk? Gue yakin lo enggak akan patah hati lagi."
kata - kata Ryujin membuat Hyunsuk membalikan badannya lalu telapak tangannya memegang dahi Ryujin.
"Enggak anget, lo sehat, Ryu?"
Ya ampun Ryu, apa yang lo lakuin? Malu - maluin banget.
****
Ayooo komen
Bogor, 27 Juni 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Treasure
FanfictionTentang segala tingkah absurd para cowok yang berjumlah 12 orang. Ada Yedam yang selalu salah Ada Hyunsuk yang paling tua Ada Haruto yang tsundere Ada Junkyu yang menyukai koala Ada Jeongwoo yang sekelam malika Ada Jaehyuk yang katanya tampan Ada J...