Chapter 24

3 2 0
                                    

Rindu adalah hal yang tercipta saat kita jauh namun perasaan dekat. Tetapi, rinduku sepertinya bertepuk sebelah tangan. Jarak yang terpisah sepertinya membuat kita benar-benar jauh

.
.


Happy reading

Awal aku mengenal Chintya dari grup whatsapp, aku pun chat Chintya, aku tidak tau sifat aslinya dia gimana, sebelum aku di culik oleh makhluk tersebut aku sempat chat dia, aku nungguin chatnya dia tidak dibalas balas, telepon tidak diangkat, ketika 4 minggu kemudian pada akhirnya ia menjawab telepon ku

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, maaf ya sayang aku tidak balas chat kamu dan telepon kamu soalnya aku lagi sibuk sama kerjaan, " Ucap Chintya kepada Anton

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, ya tidak apa apa kok, oh ya kamu lagi apa sekarang?" Anton bertanya kepada Chintya

"Udah dulu ya aku mau lanjutin kesibukan aku, soalnya ada bos aku nih, nanti aku telepon kamu lagi, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, aku sayang kamu, " Ucap Chintya kepada Anton

" Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, ya aku juga sayang kamu, " Ucap Anton kepada Chintya

Setelah Chintya menutup telepon aku, aku bertanya tanya dalam diri

"Kenapa setiap aku tanya sudah makan apa belum, pasti tidak dijawab, hmm apa dia sudah berubah sifatnya atau selingkuh dari aku, entahlah aku bersikap positif thingking saja. "

Beralih Rasya dan Jill Valentine

Setelah lagi berjaga jaga mereka berdua, mereka berdua berjalan melintasi arah kamar tersebut untuk mengecek apakah zombie masuk atau tidak, di cek satu sudut ruangan ruangan, ketika di ruangan paling ujung mereka berdua kaget, kaget karena ada bercak darah di lantai, entah darah siapa yang berceceran di lantai, mereka menyelidiki bercak darah tersebut.

Beralih ke Anton

Setelah selesai nonton televisi, aku keluar dari rumahnya untuk mencari makanan di warung menggunakan motor, setelah sampai di warung makanan, aku turun dari sepeda motor tersebut, dan memesan makanan kepada ibu penjual

"Bu saya pesan nasi goreng, dikasih cabe banyak ya bu, " Anton pesan makanan kepada penjual warung tersebut

"Minumnya apa nak? " Penjual minum bertanya kepada Anton

"Saya minumnya es teh bu, " Ucap Anton kepada penjual warung

"Ok kak, tunggu bentar ya, " Ucap penjual warung kepada Anton

"Oke bu, " Ucap Anton kepada penjual warung.

Setelah aku pesan makanannya, aku melihat arah keluar, ketika aku melihat arah keluar, ada seseorang yang berboncengan sama cowok, aku pun kaget

"itukan Chintya, ngapain dia boncengan sama cowok lain, yaudah aku nyusul mereka aja, " Anton bergegas menyusul mereka

Setelah aku melihat mereka berdua berboncengan, aku bergegas membayar pesanan makananku kepada ibu penjaga warung

"Bu pesanan saya dibungkus saja, soalnya ada urusan, jadi dibungkus saja, minumannya juga dibungkus bu, " Anton berkata kepada ibu penjaga warung

"Oke nak, " Ucap ibu penjaga warung kepada Anton

Setelah ibu penjaga warung membungkus makanan beserta minumannya, aku langsung membayar pesanan tersebut. Setelah selesai membayar, aku bergegas menyusul mereka biar tahu. sesampai di tempat mereka, aku langsung menghampiri mereka.

"Oh gini kamu selingkuhi aku, kenapa kau menghianati aku, padahal aku sudah kasih perhatian sama kamu, ini siapa? " Anton bertanya siapa yang selalu mengikuti Chintya

"Oh ini teman aku, kenapa kamu cemburu, " Ucap Chintya kepada Anton

"Yalah kan aku tuh sayang banget sama kamu, " Ucap Anton kepada Chintya

Cowok tersebut mau bilang kalo si Chintya pacarnya, tapi malah di cubit dibagian perutnya, supaya tidak ketahuan hubungannya oleh aku, aku sendiri pun pacarnya Chintya, aku merasa curiga terhadap Chintya. karena apa, gerakkan mencubit ke bagian perutnya si cowok biar tidak ketahuan. setelah Chintya sudah jelaskan kepada aku dengan berbohong.

"Oalah, yaudah kalo gitu, aku pamit dulu ya Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, " Anton pamit kepada Chintya

"Ya waalaikumsalam, " Chintya menjawab ucapan oleh Anton

Setelah aku berpamitan kepada Chintya, aku pura pura pergi dari Chintya supaya aku bisa memantau gerak gerik, ucapannya aku rekam kalo dia berbohong, aku pun bersembunyi di balik pohon tersebut, aku langsung menekan tombol di bagian akar pohon, setelah aku menekan tombol di bagian akar pohon, muncul kotak yang berisi handphone aku dan robot yang transparan, setelah mengambil robot tersebut, aku pun aktifkan robot tersebut dan robot tersebut berjalan menghampiri pasangan Chintya tadi, aku pun mendengarkan melalui headset supaya mendengarkan suara suara pasangan Chintya, aku pun merekam pembicaraan pasangan Chintya supaya ada bukti kalau Chintya berkata si cowoknya teman. setelah mendapatkan bukti rekaman tersebut, aku menggerakkan robot tersebut untuk kembali ke arah aku, robot pun berjalan mengarah aku, aku pun mengembalikan robot tersebut ke tempat semula, handphone aku bawa. setelah selesai menaruh robot ke tempat semula, aku pun menekan tombol supaya menutup barang pohon biar tidak ketahuan sama orang lain kalo ada batang pohon yang didalamnya berisi handphone, robot, dan headset, headset aku bawa juga, aku taruh headset di bagian baju, sebelum aku taruh headset didalam baju tersebut, aku menekan tombol di bagian depan, setelah menekan tombol di bagian depan baju, aku pun menaruh headset di depan baju, selesai di taruh headset dibagian depan baju, aku pun menutup kembali, selesai ditutup bagian depan baju, aku pun pulang ke rumah.

Anthia [Proses Penerbitan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang