19

535 95 18
                                    

19 - Pertandingan atau Runtuh

***

Hening bagai massa telah berhenti, tak satupun Gregor dapat mendengar suara.

Semua orang diam ditempat. Bukan hanya diam, mereka seakan menjadi Batu hanya dalam kedipan matanya.

Ia lantas celingak celinguk dengan netra yang menatap bingung. 

Sosok diamnya Gaka yang menyeringai puas karena sudah menghujamkan tendangan padanya, Ofqu yang menatap khawatir, lalu wajah Erqin terlihat seakan menjerit.

Semuanya terlihat, namun tak satupun dari mereka yang bergerak.

Lantas Gregor membawa matanya mendongak menatap deretan Juri yang menjadi saksi nyata untuk pertandingan.

Ia lalu mengernyit mendapati sang Ayah seolah tak fokus pada pertandingan.

Menyingkirkan segala macam kekhawatiran, Gregor lantas berjalan berkeliling lapangan yang lalu Ia tersentak kala menyadari tubuhnya yang runtuh tetap berada ditempat.

Dalam hinggap waktu yang singkat, menyadari bawa ia memiliki dua tubuh.

Kaget bukan main melihat dirinya sendiri yang bergerak sangat bersih, tak terluka atau tergores.

"Apa yang terjadi?"

Namun ia tak sadar, bahwa tubuhnya yang bergerak dalam keadaan tembus pandang.

Ia melangkah mendekati tubuh lainnya yang tersungkur dengan menutup wajahnya sendiri, sebelah kaki Gregor yang itu terluka parah memperlihatkan luka robek dipunggungnya ditambah dentuman dada yang mengeluarkan darah walau sedikit tertimbun tanah.

Namun pergerakannya terhenti kala Gregor mendongak menyadari ada sesosok yang menatap dirinya dengan pandangan yang sulit dibaca, semua yang berada ditubuh orang itu berwarna perak terang sehingga Gregor pun tak dapat memastikan bahwa orang itu manusia ataukah hanya halusinasinya.

"Tapi bukankah itu... " Sayup sayup ingatannya memutar.

Mengingat kembali sosok itu, namun naas. Ia tak menemukan jawaban.

Gregor menatapi sosok didepannya, binar lucunya termangu tanpa berkedip.

Tubuhnya berdiri tegak dikeramaian yang terhenti, membiarkan sosok itu mendekat membuat Gregor sedikit termundur kaku, walau Ia hentikan langkah kakinya kebelakang sebisa mungkin.

Bibirnya berkerut dengan raut yang tampak ragu, namun netranya tetap tak beralih dari pandangan didepan.

Sosok itu pun terkekeh tanpa ada sesuatu yang dapat menarik perhatian Gregor.

Dahi yang berkerut serta netra yang menyipit menandakan bahwa Gregor tengah bingung dengan situasi yang dialaminya sekarang.

Seakan percaya bahwa didepannya kini bukanlah halusinasi, Gregor pun bersuara tanpa ada getaran sedikit pun "Kau siapa? Apa maumu?"

Sosok itu tersenyum, yang lalu berubah menjadi kekehan lebar yang amat menyeramkan. "HAHAHAHA"

Tawanya menggelegar sehingga Gregor menoleh kesana kemari untuk memastikan keadaan disekitar namun naas dikala netranya menyendu menerima keadaan semua orang yang berada disekitarnya tak satupun menggerakkan diri.

"Apa maumu" Lalu ia menarik wajahnya kembalu menatap didepan sembari menyuarakan tiga kata pertanyaan, menyingkirkan segala macam pikiran buruk didalam mantiknya.

Sosok itu pun sedikit terhuyung setelah menetralkan tawa karena suatu hal yang sangat lucu bagi dirinya sendiri.

Ia lantas mendongak mengunci tatapannya pada pemuda tampan didepan sana, walau Gregor tak dapat memastikan ketika wajah orang itupun tidak bisa Ia lihat sepenuhnya.

Half Of The Brother (Golagen Kingdom) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang