14

641 103 20
                                    

14 - Hukuman

-------

"Anggap saja kesalahan yang kau lakukan hari ini tidak pernah terjadi, tapi hukuman tetap berlaku untukmu Vante" Ucapan tegas keluar dari mulut Golian.

Banyak sekali hal yang harus ia urus dan Vante berbuat ulah diwaktu yang tidak tepat.

Golian menoleh kekiri, wajahnya bertubrukan dengan netra Ken yang juga memandangnya. Golian memberikan senyuman kecil sebagai rasa terima kasihnya kepada Penasehat Kerajaan ini.

Mungkin bagi keluarganya, Golian adalah sosok yang tidak terlalu peduli dengan perasaan orang orang selain rasa tanggung jawab besar, rasa simpati yang tinggi, rasa melindungi yang besar.

Akan tetapi, Ken sangat mengerti bahwa Rajanya ini sebenarnya adalah orang yang amat menjunjung tinggi tali persaudaraan dan menghargai usaha yang dilakukan orang disekitarnya sekecil apapun.

Dan jangan lupa, dia adalah sosok yang tidak akan memberikan toleransi bagi siapa pun yang mencoba untuk melanggar aturan istana.

Vante masih berdiri disana, mentegapkan kedua bahunya.

Walau beberapa saat lagi fajar akan tiba, dia tidak mengantuk. Dan sepertinya bukan dia saja, semua orang dipulau ini tidak tidur kecuali para bayi. Mungkin

Hari ini adalah Pembukaan Perayaan Goldi, dan yang pasti semua orang tengah berkumpul diluar diiringi musik bahagia dengan canda tawa yang ceria.

"Kau tidak akan keluar selama perayaan"

Tatapan sendu tercetak jelas dipias rupawan Vante, ia mengangguk pasrah.

Namun rasanya ingin tertawa saja. Selama inu memang ia tidak pernah ikut perayaan

Brak

Pintu singgasa dibuka paksa, dengan dentuman kuat membuat semua mata menoleh pada intensitas Anker yang menatap garang.

"Tindakan tidak sopan apa ini, Anker" Tutur Ken tegas menatap nyalang Anker yang sedikit termundur pelan. Namun ia tidak akan goyah.

"Maafkan saya Rajaku. Namun saya keberatan dengan hukuman yang anda berikan untuk Vante. Dia jarang sekali keluar istana. Dan lagi pula aku sangat merindukannya" Celetuk Anker membuat Vante tercengang. Dengan bodohnya Anker mengatakan kalimat yang menggelikan seperti itu.

Ken kembali ingin membalas, akan tetapi ia mengurungkan niatnya disaat tangan sang Raja terangkat seakan menyuruhnya untuk tetap ditempat.

Bersamaan pula, Sean Valvik memasuki ruang singgasana. Dalam tegap langkahnya, menatap teduh sosok Golian. Lalu berhenti tepat disebelah Anker yang sedikit melirik.

"Anker benar Kakek. Untuk kali ini biarkan Vante menikmati perayaan" Sean menundukkan kepalanya.

Aksi tiba tiba itu lantas membuat Golian menaikkan sebelah alisnya, merasa tertarik. Namun Ken manatap tak percaya. Apalagi seorang Sean yang tak memperdulikan sekitar terlihat ikut campur ke hal yang bukan urusannya.

Anker mengangguk cepat, menyetujui ucapan Sean yang memang dari rencananya.

"Kalau begitu. Akan kupermudah. Tidak ada yang pergi diantara kalian bertiga. Mainlah didalam istana" Tegas Raja Golian yang membuat Anker terbungkam, dengan netra membola tak percaya.

Sedangkan Vante hanya menyunggingkan senyum tenang. Tak ada yang berbeda.

Sean yang entah sejak kapan memperhatikan raut muka Vante sedikit menyunggingkan senyum. Ia pun mengangkat tangannya seraya berucap.

Half Of The Brother (Golagen Kingdom) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang