Bibimbap dan pancake sayur menjadi pilihanku hari ini, jujur saja aku tak terlalu mengerti tentang makanan disini, aku hanya memilih asal saja dan untungnya makanannya enak, benar-benar enak.
Di sela-sela kegiatan makanku, entah aku benar atau tidak, aku melihat Mark dari luar jendela berjalan menuju ke restoran ini, iya, laki-laki itu masuk kesini masih lengkap dengan masker dan topinya. Dan hei, ia menuju ke arahku. Ku ulangi, Ke. Arah. Meja. Ku.
"May i?" tanyanya menunjuk kursi kosong di hadapanku.
"Sure" jawabku menutupi rasa terkejut dan ehm.. sedikit senang?
Mark pun duduk dan kulihat ekspresinya agak aneh, ia seperti lelah dan bingung?
Untuk memecah keheningan, aku pun angkat suara. "Have you ordered?"
"No, i don't want to eat, i just wanna sit here, just enjoy your food"
Aku melotot sedikit, apa maksudnya? Ia bahkan tidak memesan apapun dan hanya duduk di hadapanku dengan ekspresi yang tidak bisa kubaca. Oh ayolah, apa semua orang Korea akan bertingkah aneh seperti ini pada orang baru?
Astaga, mana bisa aku melanjutkan kegiatan makanku jika pria di hadapanku ini tidak makan juga? Kalian mengerti kan maksudku? aku merasa tidak enak bila makan sendirian.
Sedari tadi Mark hanya diam menghadap ke arah luar jendela. Aku pun berusaha melanjutkan makan dengan pelan, agak jaim dan lebih anggun ketimbang cara makanku yang biasanya.
Aku masih tak mengerti dengan pria di hadapanku ini, aku bahkan tak tahu siapa dia. Aku hanya tahu namanya dan bisa saja dia berbohong tentang itu? bisa saja sebenarnya ia adalah orang jahat yang mengikutiku sedari tadi? Hmm betapa teledornya diriku.
Makananku sudah habis dan Mark masih saja setia duduk di hadapanku tak melakukan apapun.
Aku pun memanggil waitress berniat meminta bill.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya begitu sampai di mejaku.
"Iya, tolong minta billnya, dan tambahan air mineral satu botol ya" ucapku pada waitress itu berusaha ramah.
"Baik, mohon ditunggu" ujarnya melangkahkan kaki menjauh.
Kulihat Mark memasang muka heran atau entahlah aku tak akan bisa membaca ekspresi pria aneh ini.
"K-kau? bisa bahasa Korea?" tanyanya dengan ekspresi terkejut, ya aku tau ia terkejut.
"Bisa" ucapku santai.
"Hei, kenapa tidak bilang dari tadi" keluhnya.
"Kau tidak bertanya" jawabku.
Terdengar kekehan pelan dari pria itu, ia tertawa, manis sekali.
"Baiklah Dasha, sepertinya aku harus mengenalmu lebih jauh"
A-apa katanya? mengenalku lebih jauh? Oh ayolah Dasha, sebenarnya apa yang diinginkan pria ini? orang asing yang tiba-tiba mengajakmu bicara bahkan mengikutimu hingga sampai sini. Dan kau masih saja menanggapinya? Kau tidak pernah tahu dia ini orang jahat atau bukan.
"M-maksudmu?" ucapku agak tegas.
"Ayo berteman, mulai hari ini kita berteman"