Kampus

56 9 1
                                    

Aku sedang berada di auditorium kampus sekarang, gedung ini besar sekali, sangat luas, di depan sana berdiri rektor kampus sedang menyampaikan sesuatu, sementara aku dan ratusan mahasiswa lainnya duduk lesehan dibawah, mendengarkan.

Aku terlalu bosan untuk melakukan ini, sementara dari tadi aku belum menemukan orang yang cocok kujadikan teman. Huh, mereka semua terlihat sangat cuek. Aku bukan tipe orang yang mudah mendapatkan teman baru.

Ku alihkan pandangan pada ponsel di tanganku, menunggu notif masuk dari pria itu, ya, kalian benar, aku menunggu Mark membalas pesanku tadi pagi saat dia live. Dan sampai sekarang belum ada jawaban, ku yakin ia ketahuan chatting denganku dan pasti tidak diperbolehkan membalasku lagi.

Hmm, begini rupanya berteman dengan seorang artis terkenal. Aku hanyalah satu di antara ribuan orang diluar sana yang mengaguminya. Eh, mengagumi? apa secepat itu aku menaruh perasaan pada seseorang? Entahlah, aku terlalu pusing untuk memikirkan itu.

"Hei" suara bisikan itu terdengar dari arah belakangku. Diikuti dengan colekan yang mendarat pada punggungku.

Seorang gadis seusiaku dengan lesung pipi memanggilku rupanya. "Iya?" sahutku menoleh ke arahnya.

"Namamu siapa?" tanyanya ramah, senyumnya manis sekali, mungkin karena kedua lesung itu, menambah karakter cantiknya di mataku.

"E-eh, Aku Dasha" jawabku balas tersenyum.

Kulihat gadis itu ber-oh paham, lantas ia menjulurkan tangan kanannya padaku. "Aku Herin, Seo Herin" ujarnya.

Aku menjabat tangannya, senyuman gadis ini sangat indah, membuat ceria suasana di sekitarnya.

"Kau dari luar negri ya?" tanyanya. Aku pun menghadapkan dudukku ke arahnya, membelakangi rektor yang masih saja asik bicara.

"Iya, dari Belanda" jawabku.

"Woahh jauh sekali" serunya terlihat kaget. Ia bahkan sampai menutup mulutnya dengan tangan.

"Hehe iya, kau dari mana?" aku balas bertanya.

Gadis ini tampak menimang sebentar sebelum akhirnya ia menjawab, "Aku dari Manchester, tapi juga tinggal di sini, ibuku yang orang Korea" jelasnya.

Aku mengangguk paham, rupanya ia blasteran. Pantas saja. Cantik. (kamu juga cantik dasha😭 *author)

.
.

Usai pidato panjang sang rektor tadi pagi, akhirnya seluruh mahasiswa diperbolehkan kembali ke rumah masing-masing. Aku tidak langsung kembali ke apartment, gadis berlesung pipi ini mengajakku berjalan-jalan keliling.

Dan sampailah kami disini, Sungai Han. Tempat ini sangat indah, ditambah hari sudah  sore, angin sejuk serta langit jingga. Membuat suasana disini semakin nyaman dan menenangkan. Aku harus berterima kasih pada Herin karena telah membawaku kesini.

"Jadi kau tinggal sendirian disini? orang tuamu tidak ikut?" tanyanya setelah kami duduk lesehan di pinggir sungai, menikmati dua tusuk odeng hangat di tangan.

"Iya, begitulah, ayahku yang punya ide seperti ini" jawabku sambil mengunyah.

"Wah kau anak pemberani" kagumnya dengan mulut penuh odeng, sepertinya ia sangat menikmati makanan itu.

"Kau bagaimana?" aku bertanya balik.

"Aku tinggal disini bersama kakakku, Seren, kapan-kapan aku kenalkan padamu" jawabnya.

"Kau tahu tentang dunia Kpop Herin?" entah apa yang merasukiku sehingga bertanya seperti itu padanya, sudah jelas ia tahu kan? ia gadis Korea, mana mungkin tidak tahu.

Ia mengangguk, "Tau sih, kenapa? Ada grup Kpop yang kau suka?" tanyanya.

"E-eh tidak, bertanya saja" bohongku, sudah jelas aku ingin bertanya tentang NCT, eh maksudku Mark saja. hehe.

"Dulu aku sempat menjadi trainee di SM, lalu aku keluar, aku lelah" ia mulai bercerita.

"Lalu aku ikut audisi idol school, dan yaa, aku tidak lolos" tuturnya memelan.

"Sepertinya menjadi idol bukanlah takdirku" tambahnya.

SM? Idol School? apa itu? ayolah Dasha, kau tidak tahu apapun tentang yang dibicarakan gadis ini.

"SM?" akhirnya aku bertanya padanya.

"Iya, SM Entertainment, sebuah agensi disini, salah satu dari 3 agensi terbesar di Korea, Big Three" jelasnya.

Ia menelan makanannya sebelum melanjutkan,  "Dulu aku trainee disana beberapa tahun, aku syuting Mickey Mouse Club bersama Koeun, Lami, Hina, Mark, Jaem–"

"Uhuk! Huk!"

Aku tersedak saat nama Mark disebut olehnya.

Herin nampak terkejut, gadis itu menyodorkanku botol airnya, "Ini minum cepat!" serunya.

Aku menelan air segar itu dengan cepat, lalu bernafas lega setelahnya.

"Kau tak apa?" tanya Herin memastikan.

Aku mengangguk, "Tak apa, terima kasih"

"Syukurlah, tiba-tiba saja kau tersedak" ujarnya.

"J-jadi.. kau, kenal Mark?" tanyaku hati-hati.

"Tentu saja, dia temanku" jawabnya sumringah.

Hei betapa sempitnya dunia ini?! Aku bertemu orang-orang yang berkaitan satu sama lain. Apakah ini hanya kebetulan?

"Kau tahu Mark? Oh apakah kau fans NCT?" tanyanya menebak-nebak.

Aku bingung harus menjawab apa, "Ehm.. bukan, aku bukan fans NCT"

"Lalu?" tanyanya kepo.

"Aku baru saja bertemu Mark kemarin" jawabku seadanya.

"Wah benarkah? dimana?" tanyanya bersemangat.

Hmm aku lagi-lagi tak tahu harus menjawab apa, bagaimana cara menjelaskannya? Mark tiba-tiba saja muncul disebelahku saat aku naik subway, lalu ia mengikutiku ke restoran, memintaku menjadi temannya, kemudian mengajakku ke minimarket untuk membeli susu pisang, dan berakhir mengobrol di apartmentku untuk menghindar dari sasaeng. Jika aku menjelaskan seperti itu, akankah gadis ini percaya? Tentu saja tidak kan?

"Herin.." ucapku memulai kalimat.

Sementara gadis itu tak berkedip menungguku lanjut bicara.

























.
.

Pada suka cerita ini ga? Atau ada saran mungkin? hehe sepi banget:(

Nggak maksa buat vote atau komen, tapi kalau kalian berkehendak, itu sangat membantuku!:)

Next apa ga nih?

Stuck With UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang