3) Broken (Ho)Me

74 20 12
                                    

"Hal yang paling menakutkan bagiku adalah ketika rumah bukan lagi terasa seperti tempat untuk pulang."

•••••••••••••••••••••
Happy Reading
•••••••••••••••••••••••••••••

"Nayla sayang, lihat papa bawa apa."
Aku segera berlari ke arah papa, ia menunjukkan satu kantong berisi kue coklat favoritku.

"Nayla seneng gak?"
Aku kemudian mengangguk dan tersenyum ke arah papa.

Aku kemudian mengambil kertas dan menuliskan sesuatu.

"Makasih pa, aku sayang papa."

"Iya papa juga sayang nayla, nanti kapan-kapan papa beliin yang banyak ya "

Aku mengangguk dan segera memeluk papa.

~oOo~

Aku kembali mengingat masa laluku bersama papa. Aku kemudian mengambil foto papa di atas meja belajarku dan memandangnya sejenak.

Pa.. aku rindu, papa udah bahagia kan di surga?

Aku ingin cepat-cepat ketemu papa, aku rindu saat papa anter aku ke sekolah, beliin kue coklat, pergi ke taman dan main bareng papa.

Kenapa papa harus tinggalin aku?

Pa ... Papa bener dunia itu memang jahat, dunia gak seindah yang Nayla pikirin. Semua orang gak mau deket sama Nayla cuma karena Nayla punya kekurangan yang Nayla sama sekali ga ingin punya kekurangan itu.

Kalo bisa, Nayla mau pa kayak orang-orang, Nayla ingin bisa bicara, Nayla ingin teriak ngelepasin beban yang Nayla punya.

Nayla capek pa...

Prang!

Aku kaget karena tiba-tiba mendengar suara barang pecah.
Aku lalu berlari keluar kamar dan melihat Ayah tiriku mulai membanting satu persatu barang yang ada di ruang tamu.

"KAMU TUH GIMANA SIH, CARI DUIT TUH YANG BANYAK, MASA CUMA SEJUTA AJA GAPUNYA!!."

Ayah mulai membentak mama. Aku ingin sekali membela mama. Aku ingin berteriak dan bersuara tapi keadaanku yang bisu ini tidak memungkinkan untuk melakukannya.

Sejak Ayah menikah dengan Mama, ia hanya mengeruk semua harta yang dimiliki mama. Awalnya ia terlihat baik saat mendekati mama, namun lama-kelamaan sifat aslinya mulai terlihat. Ia menjadi sering meminta uang pada mama untuk berjudi, bila tidak diberi uang maka ia akan mulai main tangan dan menyiksa mama.

PLOK! 1 butir.

PLOK! 2 butir.

PLOK! 3 butir

Sekarang total ada 4 butir telur yang dilemparkan ke arah mama.

cukup.

Aku tak bisa menahan lagi.

Aku segera berlari menahan tangan ayah yang akan melemparkan butir ke-5 telur yang ia bawa dari dapur.
Aku menatap ayah sekilas. Mataku memerah, aku sangat marah kepada ayah.

Aku kemudian beralih ke arah mama lalu membersihkan pecahan telur yang berserakan di rambut dan bahu mama.

Ayah kemudian menarik rambutku, dan melempar badanku ke arah tembok.

BRAK!

Badanku terbentur sangat keras ke tembok, kepalaku juga ikut terbentur mengakibatkan darah segar mengalir dari sana.

Dalam Diam - 54 LettersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang