0.3

18 3 0
                                    

"Bagaimana? Aku polos kan?"
ANGEL

Angel Pov.

"Paman!" Panggil Angel dengan suara paraunya.

Pria tersebut tak jadi melangkah untuk keluar dari ruangan tersebut.

"Lihatlah aku!" Ucap Angel lagi.

Pria tersebut segera membalikkan badan. Matanya mebelalak, ia terkejut bukan main. Bagaimana bisa pikirnya. Angel yang sedang santai duduk-duduk tanpa kondisi terikat. Kebingungannya bertambah, iris mata gadis itu berubah. Yang awalnya berwarna biru berubah menjadi hijau.b

"Mau bermain denganku?"tawar Angel dengan senyum manisnya.

Pria tersebut mematung di tempat, senyum itu manis. Tapi menakutkan, hawa dingin mulai menghinggapi tubuhnya. Pasokan oksigen untuk paru-parunya mulai menipis. Ia benar-benar merasa gugup. Gadis kecil itu mulai mendekat. Dan hap, ia berhasil diringkus dengan mudahnya oleh gadis kecil.

Sekarang kondisinya berbanding terbalik, Angel yang terbebas sedangkan pria tersebut duduk di kursi dengan tali yang melilit tubuhnya.

"Paman aku bosan, mau bermain." Tanya Angel dengan suara manja khas anak kecil.
"Tapi permainan ini hanya aku yang punya. "Sambungnya.

Keringat dingin mulai mengaliri pelipis pria itu. Ia merasa benar-benar takut, saat melihat gadis kecil itu mengambil benda di saku bajunya.  Pisau lipat kecil, yang berkilap dengan ujung tajam. Jangan lupakan tulisan Angel in Here dengan tinta warna emas.

Permainan Angel dimulai, dari menggoreskan ujung pisau di kulit tangan pria tersebut. Ia bukan menggores asal, goresannya mengasilkan kata Die.

"Paman, lihatlah karyaku! baguskan?" ucap Angel sambil meneruskan karyanya di pipi pria tersebut.

"Le..paskan aku." Suara tersendat sarat akan ketakutan.

"Paman, ayo kita berkenalan sebelum permainanku semakin jauh."ujar Angel sambil menjulurkan tangannya untuk berjabat.

Tapi tak ada respon dari Pria tadi. Angel menggerutu kesal. Bagaimana tidak, uluran tangannya diabaikan. Pria tersebut malah gemetar ketakutan.

Angel menarik paksa tangan kanan pria tadi, memandangi jari tangan itu.

"Arghh..to..long. Jangan laku....kan itu arghh."

Memilukan, permintaan tolong yang di abaikan. Tapi malah menjadi melodi indah bagi Angel.

"Paman sombong, makanya jari-jarinya ku potong. Lain kali kalau diajak berkenalan itu harus mau ya."cerocos Angel tanpa memperdulikan raut kesakitan pria tadi.

Angel menikmati pekerjaan yang sedang ia lakukan. Memotong ruas demi ruas jari tangan pria tadi. Tangan kanan dan kiri sudah tak berjari. Lanjut dengan menggores ulang kedua pipi tersebut. Saat hendak memotong pergelangan tangan, nafas terakhir berhasil dihembuskan.

Menyebalkan, pikir Angel. Bagaimana bisa, baru potong dan gores sedikit sudah mati. Dasar pria lemah. Mood Angel memburuk, mainannya hilang.
Saat ia hendak melanjutkan aksinya memotong pergelangan tangan pria tadi.

AMSTERDAM "OnGoing"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang