"Kamu mau bawa Farrel kemana?" Tegur Alesya ketika Darrel barusaja menggendong Farrel sambil menenteng tas dan kunci mobil.
"Dia ingin menginap di rumah seseorang." Jawab Darrel singkat dan tak minat untuk membahas lebih lanjut. Ini semua terjadi juga karenanya. Andai dia tidak sok marah-marah dan membuat anaknya bangun, Farrel tidak akan rewel dan meminta yang aneh-aneh.
"Rumah siapa?"
"Kamu nggak perlu tahu." Jawab Darrel acuh, lalu membawa putranya yang masih malas berbicara itu, pergi.
"Papa, Farrel tidak suka dengan tante Alesya! Farrel akan tinggal dengan tante Brianna saja." Farrel berbisik sambil menatap ayahnya dengan airmata bercucuran.
Darrel sebenarnya juga bingung, kenapa anaknya begitu membenci Alesya? Padahal wanita itu selalu bersikap lembut dan berusaha menjadi ibu yang baik. Alesya tidak pernah kasar meski anaknya selalu membanting barang-barang jika ia mendekat.
"Sssttt udah ya? Nanti papa beliin rumah baru buat Farrel dan papa aja."
"Tante Brianna boleh ikut?"
Darrel tak menjawab, ia hanya segera berjalan dan berharap Alesya tak mendengar percakapan itu. Jika wanita itu mendengar dan mengadu pada ibunya, semua akan kacau. Drama menyebalkan pasti akan terjadi.
Disisi lain...
Alesya kesal sekali dengan anak itu. Dulu Anna, sekarang Farrel! Sepertinya apapun yang berhubungan dengan Anna selalu menghalanginya untuk mendapatkan Darrel. Bahkan setelah meninggal, Anna masih saja menjadi parasit!
"Dasar anak gila! Kamu dan ibumu sama aja! Menyusahkan! Kamu pikir aku mau jadi ibu kamu beneran? Kenapa kamu nggak parah aja penyakit mentalnya, biar sekalian di rawat di rumah sakit jiwa!" Desisnya seraya menyambar kunci mobil, lalu beranjak keluar dari rumah.
Apa Darrel pikir ia akan membiarkannya pergi begitu saja? Tidak, Alesya harus tau kemana mereka berdua menginap. Karena hal seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.
****
Darrel menyetir hingga sampai disebuah gedung apartemen mewah yang ada di Jakarta. Ia pun menggendong Farrel, mengambil tas kecil putranya, lalu memarkirkan lamborghini hitam itu dengan valet.
Darrel menuju arah lift lalu memencet angka 90, sesuai yang Brianna katakan padanya lewat pesan singkat.
"Papa, tante Brianna seperti mama kan? Apa tante Brianna bisa menjadi mama Farrel?"
Darrel seketika menatap putranya yang tengah memasang wajah antusias menunggu lift terbuka. Terlihat sekali betapa tak sabarnya ia, untuk bertemu dengan Brianna.
Tapi kali ini Darrel setuju dengan Farrel. Brianna benar-benar sama seperti Anna, ia bisa merasakan itu. Katakanlah wajah mereka berbeda. Tapi sikap, kelembutan, cara dia berkomunikasi, tatapan mata, semua sama seperti Anna. Brianna ibaratkan motor dengan design berbeda, tapi dirakit dengan mesin yang sama.
Setelah lift yang mereka naiki terbuka, ternyata sudah ada Brianna yang menunggu. Farrel pun langsung berlabuh kepelukannya begitu mereka bertatap muka.
"Tante Brianna!" Ujarnya sambil terisak.
"Lohh kok nangis?"
"Farrel kangen banget!"
Brianna tersenyum manis lalu mengusap airmata anak itu. Ia memeluknya erat, dan membawanya berjalan menuju unitnya. Brianna juga sangat merindukannya.
Darrel mengedikkan bahu ketika Brianna seperti enggan menyapanya. Hanya Farrel yang ia perhatikan. Tapi apa yang ia harapkan? Brianna menciumnya dan menyambutnya seperti yang ia lakukan pada putranya? Gila!
KAMU SEDANG MEMBACA
Into Your Soul
RomanceKonten Dewasa! ⚠️ Setelah mengalami kecelakaan maut dan melakukan berberapa transplantasi organ termasuk hati, jantung, ginjal, dan matanya, Brianna merasa menjadi orang yang berbeda. Terlebih setelah oprasi itu, Brianna mendapat sebuah wasiat dari...