4 Rasa yang aneh

310K 3K 5
                                    

Darrel merebahkan anaknya di kasur sepulang mereka dari tempat Brianna. Wanita yang baru mereka kenal, namun mampu memberi warna yang begitu indah hari ini. Brianna seperti pelangi yang Darrel tunggu setelah kematian Anna.

Tapi karena sifat pendiam yang bersemayam dalam dirinya, Darrel tak bisa menunjukkan reaksi bahagia atau takjub. Sifatnya susah sekali diajak kompromi. Padahal Brianna sama seperti Anna, sangat ramah dan manis. Tapi susah sekali untuk ia mencoba membuka obrolan yang asyik.

"Mama... " Farrel mengiggau lagi dalam tidurnya. Hal ini sudah biasa terjadi. Biasanya Farrel akan menangis dalam tidurnya dan tak tenang semalaman.

Namun sepertinya karena makan malam bersama Brianna sebelum pulang, Farrel terlihat lebih baik. Ia hanya mendesis saja tanpa ada tangisan seperti sebelumnya. Darrel pun memeluk putranya dengan erat dan sayang. Darrel janji akan melakukan apapun untuk kesembuhannya.

Seharian ini, Darrel dan Brianna bersama karena permintaan putra kecilnya. Dari mulai makan siang, bermain di arkade, jalan-jalan mengelilingi kota bersama, mereka seperti keluarga kecil yang utuh. Perasaan Darrel saat ini sama bahagianya, seperti ketika ia menjalani pernikahan bersama Anna.

Darrel pun tersenyum sembari mencari nama Brianna pada ponselnya. Ia berpikir pesan apa yang harus ia kirim agar tak norak, dan terlihat seperti ingin mendekati?

Namun barusaja ia berpikir demikian, pesan baru lebih dulu masuk. Pesan dari Brianna?

"Farrel bagaimana? Apa dia tidur dengan nyenyak?" Tulis Brianna pada pesan tersebut.

Darrel mengambil foto Farrel yang tengah terlelap, lalu mengirimnya kepada Brianna.

"Terimakasih sudah membuatnya merasa lebih baik."

"Sama-sama." Balasnya singkat disertai emoji senyum.

Darrel menunggu pesan lain dari Brianna barangkali ada. Tapi setelah hampir setengah jam ia menunggu, tidak ada lagi tanda-tanda pesan masuk. Okey, Brianna hanya peduli dengan anaknya.

"Good night." Darrel menuliskan pesan itu lalu membalik ponselnya dengan jantung berdebar. Oh ayolah man, dia sepuluh tahun lebih muda, bisa-bisanya kamu berharap Brianna akan menyukai pria tua sepertimu.

Ting... beberada detik setelah pikiran itu muncul, ponselnya kembali berdering. Darrel spontan membuka pesannya sambil tersenyum.

"Goodnight Darrel, kamu ayah yang hebat. Have a nice dream."

Darrel meletakkan ponsel lalu memeluk erat putranya. Rasa berdebar ini pernah Darrel rasakan ketika ia melakukan pendekatan dengan Anna beberapa tahun silam.

Anna wanita yang begitu baik dan sempurna. Tidak ada kata yang bisa menggambarkannya. Tapi, entah apa yang ada di pikiran Anna sehingga perselingkuhan itu terjadi.

Darrel menutup mata dengan buliran air mata yang menetes. Penghianatan yang Anna lakukan sangat menyakitinya.

Tapi jika ia tahu Anna akan meninggal secepat ini, Darrel akan disisinya. Ia akan memaafkan segalanya, Darrel tidak akan melepas tangannya sedetikpun.

Pasti berat baginya ketika foto-foto itu tersebar. Dan disaat wanita itu down, ia malah membawa Farrel pergi serta menceraikannya. Meninggalkannya sendirian saat semua orang mencemooh dirinya.

Hal itu adalah penyesalan terbesar Darrel selama ia hidup. Dan sekarang karena keegoisannya, Anna pergi untuk selamanya. Sedangkan anaknya harus ditangani psikolog dan mengalami segala kepedihan ini.

"Maaf sayang, maafin papa udah bikin Farrel kaya gini." Lirih Darrel sambil mengusap kepala Farrel dengan lembut.

"Anna kalau kamu bisa mendengarku sekarang, aku cuma mau bilang, aku sangat mencintai kamu. Tidak peduli apapun yang terjadi. Kehilangan kamu adalah hal terburuk dalam hidupku."

Into Your SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang