Drrrt.. Drrrt..
Misha meraba–raba nakasnya mencari handphonenya yang sedari tadi berdering. Menempelkan handphonenya ke telinga, dengan mata yang masih terpejam.
"Selamat Pagi, kak."
"Tumben nelfon. Ada apa?" Balas Misha dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Aku mau ngasih tau kalo aku pindah ke sekolah, Kakak! Ngambil jurusan IPA juga," ucapnya dengan bahagia.
Misha reflek langsung bangkit dari tempat tidur.
"Ngapain pindah ke sekolah gue! Bukanya lo sekarang kelas 10? Dan jarak sekolah sama rumah kan jauh."
"Cuma pengen supaya deket sama kakak. Dan aku bisa masuk ke kelas 11 karena ikut Akselerasi di sekolah. Kakak,"
"Hm."
"Enak ya Than jadi lo, ada yang bisa dibanggain lah gue nggk ada." Bicara Misha dalam hatinya.
Misha langsung mematikan sambungan telfonnya, berjalan ke arah jendela untuk membuka gorden. Bergegas untuk mandi. Selang beberapa menit, Misha memakai seragam, sepatu dan tak lupa mempoles bedak tipis di wajahnya.
Setelah sampai sekolah Misha melihat pemandangan yang tidak mengenakkan untuk dilihatnya di pagi hari. Tanpa sadar air matanya jatuh, cepat–cepat ia menghapusnya. Dan ia memutuskan untuk lewat pintu gerbang belakang sekolah.
"Eh kalian tahu nggk ada murid baru lo."
"Katanya sih cantik pinter."
"Eh tadi yang dianterin ortunya di gerbang kan."
"Iya itu."
"Cantik banget"
Bisik–bisik setiap penjuru lorong yang Misha lewati. Ia hanya menghela nafas panjang, Misha memercepat jalannya supaya lebih cepat sampai di kelas.
"Kapan Misha bisa diperlakukan kayak Thania Pa, Ma!"
"Jangan terlalu mimpi Mis! Lo cuma anak pembawa sial."
Mengingat kejadian tadi rasanya hatinya menjadi sesak. Memperlambat langkahnya untuk menguatkan dirinya, rasa iri terhadap saudaranya karena mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya.
Flashback On
Misha langsung teringat kejadian di Gerbang. Ia melihat pemandangan yang membuat hatinya iri, Thania sang Adek diantar oleh Mama dan Papanya.
"Semangat belajar ya!" Uap Mamanya, mengecup pipi Thania dan mengelus kepalanya.
"Semoga kamu betah sekolah disini."
"Yang rajin kalo belajar, biar cepet lulus dan banggain Mama dan Papa." Ucap Papanya sambil mengusap kepala Thania dengan lembut.
"Siap Ma, Pa!" Uap Thania, lalu bersalaman dan pergi sambil melambaikan tangan.
Flashback Off
Misha telah sampai di depan kelas, ia mencoba menetralkan pikirannya. Masuk dan langsung menuju tempat duduk, menyenderkan punggungnya pada kursi.
"Tumben nggk telat, Mis."
"Lagi malas kena hukuman gue!" jawab Misha
"Mis, lo tau nggk ada murid baru anak XI IPA 1. Dia cantik sumpah! Eh.. cantikan gue deh," ucap Putri dengan PDnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISHA (ON-GOING)
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA! REVISI BERJALAN] Ini bukan cerita tentang perempuan yang lemah, lugu dan polos. Ini cerita tentang perempuan yang melewati kehidupannya dengan kesendiriannya ia adalah Misha Elinanthia Mahendra. Dibalik perilaku Misha yang s...