5. Permintaan Maaf

107 37 2
                                    

Tiba-tiba bel apartemennya berbunyi. Misha ngedumel dalam hatinya. "Siapa si! Ganggu orang mau istirahat." Misha bangkit dari tempat tidur lalu menuju pintu.

TING...TONG...

"Berisik!!" gerutu Misha. Misha membukakan pintu dengan kesal. Betapa terkejutnya Misha saat melihat orang itu.

"Ngapain lo kesini!" ucap Misha sewot.

"Mau nginep di rumah Kakak," ucapnya.

"Sabar, Ikhlas, Lupain semua Misha." Batin Misha berbicara seakan memberikan petunjuk. Misha mempersilahkan Thania masuk. Dan menyuruhnya duduk.

"Emang lo udah ijin,"

"Udah," ucapnya seraya tersenyum.

"Oh. Yaudah gue mau tidur!! Lo tidur di kamar tamu," ucap Misha sambil menunjukan pintu kamar bercat coklat.

"Thania tidur sama Kakak aja." ucapnya memelas.

"Nggk!!" Ucap Misha menolak tegas.

"Pliss Kak! Plissss..," ucap Thania memelas. Misha pasrah ia lalu hanya mengangguk. Misha ke kamar dan di belakangnya ada Thania mengekorinya dengan koper di tangan kanannya.

"Lo nginep disini berapa hari,"

"1 minggu"

"Gue bolehin lo nginep disini. Asal lo nggk berangkat sekolah bareng gue!" Ucap Misha serius.

"Tapi Kak. Aku kan pengen bareng Kakak," ucap Thania sedih.

"Kalo lo keberatan. Besok pagi lo angkat kaki dari apartemen gue," ucap Misha

"Iya aku nggk bareng Kakak kok," ucap Thania pasrah.

Misha memutuskan untuk tidur dan disusul oleh Thania. Misha membelakangi Thania. Misha mencoba memejamkan matanya tapi tak bisa.

"Kak. Selamat Malam." Ucap Thania pelan.

"Malam."

Tak berselang lama Misha mendengarkan dengkuran halus dari Thania. Lalu Misha mencoba memejamkan matanya, perlahan matanya mulai berat lalu tertidur. Mereka berdua akhirnya terlelap ke mimpi mereka masing-masing.

Cahaya matahari menerangi wajah Misha yang sedang tertidur, Misha mengerjapkan matanya lalu mengucek dan melihat Thania sedang membuka gorden dan sudah mengenakan pakaian seragam.

"Selamat pagi! Kak," ucap Thania bersemangat. Hanya dibalas deheman oleh Misha.

"Kak, Thania berangkat! Thania udah nyiapin roti dan susu di meja, nanti habisin ya," ucap Thania langsung pergi keluar untuk ke sekolah.

Misha hanya melihat punggung Thania dan menghilang. Tiba-tiba Misha teringat ucapan Dirga semalam. Misha menuju kamar mandi dan memakai seragam sekolahnya, lalu menuju dapur untuk makan. Misha melihat makanan yang disiapkan Thania.

"Sebenarnya gue lapar, gue pengen makan tapi sakit hati gue masih basah belum kering sepenuhnya." Ucap Misha dalam hati.

"Maafin gue, makanan lo gue buang aja." Lirih Misha. Misha langsung membuang susu dan roti ke tempat sampah.

Tanpa Misha sadari Thania melihat semuanya. "Sebegitu bencinnya lo sama gue Kak," lirih Thania sedih sembari mengusap air matanya.

Misha langsung pergi sekolah dan menuju rooftof sekolah. Ia melihat Dirga sudah datang.

10 menit kemudian

MISHA (ON-GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang