#03. Their Home Activities

547 105 25
                                    

MAMAMOO MISSION
BOOK TWO

LEGACY

****

#03. Their Home Activities

Solar menggeliat, tubuhnya terlilit selimut tebal yang hangat dan lembut. Kesadarannya mulai pulih, dia menguap sambil meliuk meregangkan otot.

Perlahan Solar membuka matanya, kepalanya terasa pusing dan berkedut. Semalam dia pasti mabuk berat. Solar bahkan tidak ingat apapun yang telah terjadi.

Setelah sekitar sepuluh menit berdiam diri di kasurnya, Solar mulai beranjak. Dan dia sedikit terkejut saat melihat pukul berapa sekarang. Tiga sore.

Setelah mandi dan minum sebutir obat pereda sakit kepala, Solar keluar dari kamarnya, berjalan malas ke dapur.

"Sore Bibi." Sapanya pada pelayan yang sekaligus menjadi orang kepercayaan Solar di rumah ini. Pelayan Huh.

Meski pelayan itu sempat membuatnya kecewa, dan meski kepercayaan Solar padanya tergores akibat insiden itu. Tapi perlahan Solar bisa kembali menerima Pelayan Huh dengan tulus. Karena biar bagaimana pun, Pelayan Huh sudah seperti Ibu kedua bagi Solar. Meski kepercayaannya pada wanita paruh baya itu tak sebesar dulu.

"Nona ingin makan sekarang?" tanya Pelayan Huh yang sedang sibuk mengawasi dapur.

Kini Solar sudah mempekerjakan pelayan baru. Semua pelayannya baru kecuali Pelayan Huh tentunya. Dan Solar sendiri yang melakukan seleksi. Dia lebih berhati-hati untuk menempatkan orang asing dalam rumahnya. Terlebih mereka lah yang nanti akan mengurus semua kebutuhan rumah.

"Tidak." jawab Solar sambil berjalan menuju kulkas. Dia mengambil sebotol air mineral, dan meminumnya hingga hampir habis.

Mata Solar menyelidik, menatap sekelilingnya, terlihat gusar mencari sesuatu.

"Anda mencari siapa?" tanya Pelayan Huh saat menyadari sikap tak tenang majikannya.

"Dia tidak ada?" tanya Solar saat minumannya habis dan membuang botol kosong ke tempat sampah.

"Maksud anda--"

"Selamat sore Nona Kim."

Getar aneh menjalar di hati Solar. Suara itu yang dia cari sejak tadi. Sejak pertama dia bangun tidur hingga saat ini.

Solar menatap sosok yang mendekat dengan peluh di sekujur tubuhnya. Hatinya menghangat, dia tersenyum tanpa sadar. Tapi begitu Solar tersadar, maka cepat senyum itu lenyap dari wajah Solar.

"Dasar sapi, jam berapa sekarang, dan kau baru bangun tidur." Moonbyul datang, merangkul Solar dan mengacak rambutnya.

Dengan cepat Solar mendorong wanita itu menjauh. Beraninya Moonbyul menempel dengan tubuh lengket penuh keringat seperti itu.

"Menjauhlah dariku, tubuhmu bau."

Mendengar itu, Moonbyul segera mencium ketiak kiri dan kanan. Solar benar, dia bau.

"Aku baru berolahraga, jadi wajar jika berkeringat." Moonbyul beralasan, "Oh iya, kau beli alat treadmill baru? Aku suka, begitulah seharusnya. Dengan begitu kita bisa lari bersama, kita adu siapa diantara kita yang paling cepat."

Solar tersenyum mendengar Moonbyul memujinya, namun kembali senyumnya memudar saat tahu tujuan Moonbyul hanya untuk bersaing adu cepat dengannya.

"Aku membeli itu untuk diriku sendiri, bukan untukmu." balas Solar ketus.

Legacy  [ON HOLD] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang